Selamat ulang tahun 🎶
Selamat ulang tahun 🎶
Selamat ulang tahun Dahyun 🎶
Selamat ulang tahun 🎶"Selamat ulang tahun Kim Dahyun sayang. Maaf yaa kakakmu gak bisa dateng ikut ngerayain." Ucap wanita yang sedang memeluk Dahyun kecil.
"Kak Nay gak bisa izin keluar sering-sering. Jadi ayah harap kamu ngerti ya Hyun." Ayahnya ikut menambahkan.
"Gak papa yah,bun. Yang penting Kak Nay dateng pas Dahyun tampil main piano nanti."
Ayah dan Bunda dibuat tersenyum lebar melihat tingkah anaknya.
"Buruan tiup lilinnya. Jangan lupa make a wish dulu."
Dahyun kecil mengangguk mantap kemudian menyatukan kedua telapak tangannya saling menggenggam.
"Semoga Kak Nay liat penampilan pianoku di masa depan." Dahyun meniup lilinnya.
"YEAY!!"
Walaupun diluar hujan kala itu, namun Dahyun merasakan kehangatan dari kedua orangtuanya. Ya, kehangatan terakhir.
"Dahyun ayo masuk ke mobil ntar kehujanan."
Mobil melintas membelah jalanan tengah kota. Ditemani canda tawa, mereka menikmati waktu bersama.
"Yah, itu mobil belakang kayaknya buru-buru, kasih jalan gih." Ujar bunda.
"Udah Bun dari tadi ayah kasih jalan malah gak maju. Ngikutin kita malah."
"Sayang awas!!"
BRUK!!
Ayah Dahyun langsung membanting setirnya. Mobil belakang itu tiba-tiba saja bergerak kesamping mobilnya. Jalanan yang licin akibat hujan menambah sulit ia untuk mengontrol laju mobil.
Mobil terlempar ke sisi pinggir jalan menabrak batas jalan. Dahyun kecil bangkit dari balik jok belakang. Hanya ia yang bertahan di dalam mobil. Sedangkan kedua orang tuanya sudah terbaring telentang di jalan penuh darah.
"Ayah..bunda..Kak Nay.." Dahyun mencoba berjalan mendekati kedua orang tuanya berada.
"Yah..bun..bangun. Jangan tinggalin Dahyun." Ia terus mengoyang-goyangkan badan ayah bundanya sambil menangis. Tidak peduli seberapa deras hujan turun saat itu.
"D-da..hyun,"
"Ayah?! Yah jangan tinggalin Dahyun."
"Selalu ingat pesan Bundamu yaa nak. Selalu jaga kakakmu. Dia itu sayang sama kamu." Ayahnya mengelus pipi Dahyun dengan tangan penuh darah sebelum akhirnya ia menghembuskan napas terakhirnya menyusul istri tercinta.
"Ayah jangan pergi!! Jangan tinggalin Dahyun dan Kak Nayeon sendiri."
Sang pelaku sendiri, Jeongyeon, sudah menghentikan mobilnya setelah dirasa cukup jauh dari tempat kejadian. Ia memukul setirnya berulang-ulang sambil menangis kencang. Ia benar-benar menyesal.
"Maafin gue, Nay."
"Terdakwa, Yoo Jeongyeon. Silakan masuk ruang sidang." Lamunannya buyar mendengar namanya dipanggil.
Polisi menuntun Jeongyeon masuk ruang sidang dengan tangan diborgol. Sebentar lagi sidang lanjutan akan segera dimulai.
Didalam ruangan, matanya langsung bertemu Nayeon yang berada kursi pengunjung sidang. Tatapan mereka sempat terkunci sebelum Nayeon lebih dulu memutusnya. Tatapan yang sulit Jeongyeon artikan.
Seperti biasa wanita itu terlihat cantik walaupun hanya mengenakan dress batik. Namun satu yang berbeda. Nayeon tidak menggunakan lagi kalungnya.
"Selamat datang di sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Letnan Kim dan istri. Sebelumnya, saudara Yoo Jeongyeon sudah dinyatakan bersalah atas tindakan pelaku pembunuhan." Ucap Sang Hakim sebelum mengetuk palu pertanda dimulainya sidang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Impossible: Protect the Princess
Ficção GeralLagi coba bayangin Dahyun sama Chaeyoung adalah duo siswa yang dikenal nakal dan masuk di jajaran siswa rangking terbawah paralel itu tiba-tiba jadi agen rahasia. Keren gak sih? Wkwk. Semua berawal pas Tzuyu, murid baru sekaligus teman sekelas Dubch...