7

632 88 15
                                    

11 tahun yang lalu..

Sosok anak laki-laki yang masih betah duduk sendiri menatap danau. Menatap pantulan dirinya di air.

"Dubu!" Teriak seorang anak laki-laki sambil berlari mendekatinya. "Lihat apa yang kubawa."

Anak yang dipanggil Dubu itu hanya melirik mainan yang anak itu bawa, tidak tertarik.

"Ayo main bareng. Papa sengaja beli dua supaya kamu satu ak-"

"Pergilah! Aku tidak mau main sama kamu!" Teriaknya sambil mendorong anak laki-laki hingga itu kemudian berlari menjauh.

Anak laki-laki tadi hanya bisa menangis membuat kedua orangtuanya langsung menghampirinya.

"Chaeyoung kamu kenapa?"

"Dubu gak mau main sama Chaeyoung lagi, Ma." Jawab Chaeyoung disela isakannya.

Mama dan Papanya hanya menatap Chaeyoung dengan iba sambil memeluknya.

"Sayang, Dahyun bukan gak mau main sama kamu lagi. Dia cuma butuh waktu untuk sendiri."

"Enggak Ma. Dia benci Chaeyoung dan Chaeyoung gak suka itu."
.
.
.
.
.
.

Jika diingat kembali hari itu, tepat seminggu setelah kecelakaan yang menimpa kedua orangtua Dahyun, untuk pertama kalinya Dahyun dan Chaeyoung bertengkar. Untuk pertama kalinya Dahyun benci melihat Chaeyoung masih memiliki orang tua lengkap dan untuk pertama kalinya ia benci melihat Chaeng bahagia.

***

"Hmmphh! Hmmphh!" Sana dipaksa keluar dari mobil oleh Jeongyeon dengan mulut diplester.

"Wah, lihat siapa datang? Tamu istimewaku." Pria bercelana plastik itu menyambut kedatangan mereka berempat.

"Kerja bagus, Jeong." Bisik pria itu lalu beralih pada Sana. Orang yang paling ia tunggu. "Long time no see, Nona Sana."

"Oya bagaimana kabar Tuan Chou dan Nyonya Minatozaki? Sudah lama aku ingin bertemu dengan mereka tapi sepertinya mereka lupa denganku setelah sukses." Ucapnya mendramatisir.

"Oh, keliatannya kita juga punya tamu spesial disini. Anak dari pemilik rumah sakit seluruh Jepang." Pria itu kini mendekati Mina.

"Rencana awalku, kau adalah targetku selanjutnya tapi ternyata aku bisa mendapatkannya bersamaan Ha..Ha..Ha.."

Sesekali Sana sedikit memberontak mencoba melepaskan ikatannya. Berbeda dengan Mina yang tetap tenang.

"Jeongyeon,"

Jeongyeon pun mendekat.

"Bawa mereka bersama tuan puteri kita ke kapal pesiar. Saya ingin mereka ikut pesta dansa malam ini. Sekalian kita ke Hongkong. Kita selesaikan di markas kita."

"Baik, Sir."

BRAKKK!!!

Suara dari luar mengalihkan perhatian orang-orang yang ada di ruangan tersebut.

PRANGG!!!

Kemudian diikuti sebuah batu besar melayang menerobos jendela ruangan membuat situasi semakin tidak kondusif.

"Sialan bocah itu belum mati ternyata." Melihat siapa pelaku onar itu membuat Jeong naik pitam.

Kim Dahyun.

"Beraninya cuma sama cewek doang! Man to man dong! Sini!" Teriak Dahyun setelah merusak mobil paling bagus yang ada disana. Mobil milik direktur.

"Habisi dia."

Mission Impossible: Protect the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang