9

545 79 6
                                    

"Tzuyu!!" Teriak Sana sesaat setelah ia dan Mina dimasukkan ruangan yang sama dengan Tzuyu. Buru-buru Sana berlari memeluk adiknya.

"Kak Sana!" Tangis Tzuyu semakin keras di bahu kakaknya.

"Maafin kakak udah ninggalin kamu sendirian."

"Chaeng Dahyun, Kak. Mereka diambil orang-orang itu."

Sana hanya bisa menepuk punggung adiknya, menenangkan. Sedangkan Mina berjalan kearah jendela. Dari luar terlihat mereka sudah mendekati pelabuhan. Hampir tiba.

"Kita harus keluar dari sini secepatnya." Ucap Mina pandangannya masih menatap keluar.

"Dahyun sama Chaeng gimana?"

"Untuk saat ini utamakan keselamatan kita dulu." Mina kini menatap kakak beradik itu.

"Mina, really? Kita pergi ninggalin mereka gitu aja?" Sana mulai tidak setuju.

"Justru itu. Kita selamatin diri kita dari belenggu orang-orang rakus itu dulu baru kita bisa bantuin mereka."

Sana dan Tzuyu terdiam mendengarkan penjelasan dari Mina.

"Lagipula aku yakin mereka pasti bisa selamat." Gumam Mina yang nyaris tidak dapat didengar.

"Oke kalo gitu kita harus gimana?" Tanya Sana serius. Ia mengalah mengikuti ide dari sahabatnya. Karena ia percaya bahwa Mina orang yang cerdas.

***

"Halo, permisi. Ada orang diluar?" Sana memanggil dari dalam ruangan.

Penjaga yang berada diluar pun mendekat. "Ada apa?"

"Ih galak bener pak. Ntar cepet keriput loh."

"Heh berani ya sama saya?!" Intonasi perjaga itu meninggi.

"G-gak kok pak. Saya mau ke toilet. Kebelet.."

Penjaga itu tampak berpikir sejenak. Sana menunggu jawaban sambil memasang wajah memohon.

"Boleh kan pak?"

"Yaudah cepet." Balas penjaga itu akhirnya. Ia lalu menyuruh temannya untuk menggantikannya menjaga.

"Cepet. Gak usah lama." Ucap penjaga itu setelah sampai di depan toilet.

"Oke."

Penjaga itu berdiri menunggu sambil mengamati sekitar.

5 lima menit berlalu. Sana belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Pak," panggil Sana dari belakang membuat penjaga berbalik badan. Tampaknya ia sudah selesai dengan ritualnya.

Prang!

Sebuah vas bunga mengenai kepala sang penjaga dan langsung membuatnya tersungkur tak sadarkan diri.

"Oops, sorry." Sana langsung pergi setelah mengambil pistol milik penjaga itu.

Sedangkan Mina dan Tzuyu ternyata sedang berusaha mengambil kunci yang terletak tidak jauh dari depan pintu tanpa sepengetahuan penjaga lain.

"Sedang apa kalian?!"

Sial. Ketahuan.

Ketika penjaga itu ingin mendekati kedua tahanannya, tanpa ia sadari Sana sudah berada belakangnya siap dengan guci hias ditangannya.

Mission Impossible: Protect the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang