03 : four of us

80 8 3
                                    

"Chaeyeon?"

Dia tersenyum kikuk dan mengangguk. Ah, ternyata tidak salah orang.

Kutampilkan senyumku dengan lebar,"Lo kerja disini?"

"Iya part time kalo ga ada kelas sih."

"Wah, hebat banget. Bisa bagi waktu padahal pasti sibuk."

"Iya," dia tersenyum. "Oh, silahkan pesanannya apa aja."

"Ini udah dicatat," kuserahkan catatan menu beserta uang sesuai harga yang tertera.

"Tiga slice cake, setengah lusin macaron, dua roti isi, satu sup, dua kentang goreng, satu salad, dua eskrim dan 4 gelas minuman ya." ujarnya menyebutkan kembali jenis-jenis pesanan kami.

"Iya."

"Baik, ditunggu beberapa menit akan dipanggil kalau sudah selesai ya."

"Makasih, Chaeyeon." kuterima bill itu kemudian kembali ke meja kami.

Terlihat mereka bertiga sudah selesai dengan sesi photoshoot. Kami duduk di meja persegi sehingga posisi Hyunjin di hadapan Heejin, dan KJ di hadapanku.

"Duduknya kaya orang mau double blind date sumpah." tawaku.

"KJ nih, berusaha menjauhkan diri dari Hyunjin." keluh Heejin.

KJ memutar mata kemudian mengalihkan pembicaraan,"Kayanya tadi lo ngobrol deh Kyu sama kasirnya."

"Iya, dulu pas SMA dia satu angkatan gue dan terkenal karena berbakat nari gitu. Sekarang juga satu kampus kita juga sih."

Hyunjin menyipitkan mata memandang subjek yang kami bicarakan,"Bentar, dia perwakilan dari sekolah lo bukan sih? Buat ikutan kompetisi nasional?"

"Ah, iya. Dia selalu diikut sertakan setiap ada lomba dance sih dengar-dengar."

"Gila, dia kalo enggak salah center nya. Julukannya feather, dia bikin gerakan yang susah jadi kelihatan ringan dan mudah makanya dapat julukan itu."

"Lihat deh J, dia aja ingat banget sama mbak kasir." kataku sambil bercanda.

"Apaan sih, gue tahu karena dulu ikut kompetisinya juga."

KJ memutar mata,"Udah deh, nama Hwang Hyunjin sama dengan gatel."

"Sayang, jangan cemburu dong."

"Diem lo!"

Heejin melirikku dengan ekspresi lelah,"Pusing gue, Kyu. Nyesal deh ikut."

"Apalagi gue," tuturku. "Jaemin mana, kok ga ikut?"

"Ketemu pembimbing akademik, konsentrasi dia beda sama gue." sambung Heejin. "Dia katanya bakal nyusul sih ke sini soalnya mau ke pengadilan buat dokumentasi tugas bareng."

Kalau di kelompok pertemanan kami, Jaemin dan Heejin adalah pasangan paling tenang. Sikap mereka berdua mirip bahkan auranya terasa sama. Heejin akan membuat suasana menjadi lebih melegakan begitu juga Jaemin ketika suasana di kelompok pertemanan kami tiba-tiba heboh atau pun meninggi. Keduanya sangat perhatian, hangat, sematawayang dan- ah dunia juga tahu kalau mereka cocok.

Ketika perkumpulan hanya diisi oleh para lelaki, kami saling berbagi cara pandang sebagai kaum adam. Jaemin tidak segan-segan menunjukkan betapa dia jatuh hati pada Heejin. Bagaimana cara dia menjelaskan tingkah gadis itu, ekspresinya menggambarkannya dengan jelas. Dia tidak marah ketika sautan-sautan mengejek dari kami memenuhi ruangan kemudian tersenyum lebar mengucapkan betapa bersyukurnya dia. Hingga kadang aku merasa berkaca.

around us | kim junkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang