Malam hari ketika aku sampai di rumah, ibuku sudah mulai mencermahiku karena selama dua hari tidak ada di rumah walaupun sebenarnya secara logis salah. Aku menginap di hari Jumat pada malam hari, ketika pagi aku masih ada di rumah dan sisanya adalah jam pelajaran kampus. Sehingga kalau dihitung-hitung aku keluar hanya selama sehari setengah, tapi ya sudahlah. Ayahku terlihat santai dan hanya bilang,"Anak muda." kemudian pergi ke ruang kerjanya.
"Mami kan udah bilang buat rajin hidupin air purifier di kamar." lanjut ibu untuk menceramahiku.
Dia berlanjut memarahiku besok pagi setelah aku selesai menemaninya ke butik, karena kamarku ditemukan berantakan ketika aku tidak di rumah,"Mi, ini enggak seburuk kelihatannya. Kamar Byounggon hyung bahkan lebih parah-"
"Jangan bandingkan sesuatu dengan yang lebih buruk Kim Junkyu, coba bandingkan dengan yang lebih baik seperti contohnya kamar Mingyu-"
Kuputar mataku, benar-benar bodoh. Aku menggali lubang kuburku dengan membandingkan sesuatu dan sekarang aku yang dibanding-bandingkan-rasanya seperti terkena bumerang.
"Iya,iyaa."
"Ini juga pianomu, tuts nya udah berdebu semua. Kalau enggak dipakai lagi di taruh saja di gudang atau ruangan depan, lumayan bisa jadi pajangan vas bunga Mami."
"Biarin aja Mi, aku kadang suka mainin kok—hehe."
"Ngelak terus kamu." keluh Mami kemdian membantu membereskan isi kamarku yang sudah berlangsung dua jam hingga sekarang.
Kepalaku sudah pusing dan pembahasan ini sudah diluar dari yang seharusnya hanya membersihkan. Ibu mulai menggumam mengenai mengganti letak kasur, mengubah warna kamarku dengan wallpaper atau menambahkan tanaman di kamarku.
Ponselku memunculkan pesan masuk dari Hyunsuk, ku lap tanganku dari bekas cairan pembersih lantai kemudiab membukanya.
-
Hyunsuklo dimana?
setengah jam lagi mulai.mulai apaan?
latihan dance
untuk buat choreo???sumpah gue lupa
mana baru pulang tadi malam
bentar lagi gue otw-
"Mi, aku pergi dulu ya?"
"Mau kemana sih kamu? Ini baru pulang kemarin terus mau pergi lagi?"
"Please, please, please. Aku udah janji, gak enak kalo nolak."
"Mau ngapain? Nongkrong? Udah ajak aja kesini teman-temannya."
Kuputar otakku dengan cepat agar tahu alasan masuk akal apa yang harus kubilang pada ibuku ini. Jika mengatakan yang sebenarnya pasti akan sulit menjelaskannya. Ah, benar. Aku akan pakai alasan biasa.
"Mami tau kan aku ketua angkatan? Nah harus ada rapat untuk ospek junior yang masuk semester depan."
"Kan semester depan? Kenapa harus sekarang rapatnya."
Tidak bisa dielakkan, aku harus mengeluarkan jurus andalan sebagai sematawayang. Kudekati Ibuku yang duduk di kasur lalu kupeluk lengannya dan bersandar di bahunya,"Mami, yang baik dan cantik. Junkyu tinggal lagi ya? Makan malam pasti balik kok. Aku udah besar jadi banyak urusan, disini aja ditemanin kak Eungdu sama kak Cherry. Yaaa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
around us | kim junkyu
Fiksi PenggemarI wish, I had found you earlier in life. it's all about Kim Junkyu and his decision.