06 : a yes???

47 6 1
                                    

         “Kak ga bisa, lo tahu sendiri kan?”

     Seunghun menghela nafas,“Serius,kyu. Ini cuma buat dua mingguan, sebelum pegawai baru yang bakalan kerja disini datang.”

     “Gue—”

     “Junkyu, gue mohon banget sama lo. Setelah ini kita gak bakalan maksa lo buat kerja disini.” Byounggon kembali ikut dalam pembicaraan. “Ini gak bakal makan waktu lama, choreo yang ini memang beneran udah dekat deadline.”

     Kulirik Hyunsuk yang sedari tadi hanya diam dan menatap pembicaraan kami. Dia satu-satunya yang tak memberikan alasan sehingga menurutku kehadirannya berada di sisi netral. Kutimbang-timbang omongan mereka dengan konsekuensi yang harus di fikir. Ini tak akan lama, gajiku akan ditambah dan waktuku untuk bersama mereka akan semakin lama.

     Apakah tidak apa?

     “Oke kalau gitu, tapi gue cuma bisa sampai project yang ini selesai. Setelah itu gue cabut.”

     Mereka bersorai hingga tubuhku terhuyung jatuh ke sofa. Dasar!

     “BERAT!!!”

     Setelah banyak bicara dan mendengar lebih lanjut tentang proyek yang diserahkan kepada perusahaan, aku izin setelah melihat jam yang terus  bergerak. Sekarang sudah hampir pukul empat dan janji dengan teman--temanku adalah setengah jam lagi. Segera aku meminta izin pulang.

     Jujur saja, aku masih ragu dengan keputusan untuk bekerja dalam waktu sementara di sini. Maksudku—baiklah ini tak akan seserius itu, namun jika pihak lain tahu aku melakukan ini?

     Ponselku berdering saat aku menyusuri koridor untuk menuju lift. Kubaca peneleponnya— Sunwoo ternyata, “Iya?”

     “Lo udah jalan?”

     Kutekan tombol untuk menuju ke bawah,“Ini gue udah mau jalan, kenapa?”

     “Mastiin aja, mana tau lo kelupaan juga kaya si dajjal.”

     Tawaku menyebur, mengira-ngira subjek yang dimaksudkan Sunwoo,“Siapa emang?”

     “Yang ulang tahun, bodoh banget sumpah. Dia malah baru sadar janjinya itu hari ini.”

     Aku kembali tertawa dan berusaha menenangkan Sunwoo yang terdengar sedikit kesal,“Yaudah, biarin aja yang penting dia udah dikasih tau.”

     Lift berdenting serta pintu terbuka. Di dalam sana ada sosok perempuan yang menyandar ke dinding—dia Chaeyeon. Terlihat seperti akan pulang karena pakaiannya berganti. Di luruskannya pandangan, kemudian mata kami bertemu dan kusapa dia dengan senyuman.

     “Oke deh, 40 menit lagi ditunggu.”

     “Iya, gue otw.” kumatikan sambungan lalu menyimpan ponsel di kantong. “Mau pulang, Chaey? Naik bus?”

     Chaeyeon tersenyum,“Iya. Lo?”

     “Gue juga mau ke halte tapi buat mampir ke tempat lain. Mau bareng?”

     “Boleh.”

     Jarak studio dengan halte sekitar 3 blok sehingga tidak memakan waktu terlalu lama.

     “Lo pasti terkejut ya diikut sertakan dalam project choreo, buatan kak Sinbi?”

     Kepalaku menoleh padanya begitu cepat. Karena ini merupakan pertama kalinya Chaeyeon memulai pembicaraan diantara kami. Biasanya aku yang selalu mengawalinya, rasanya lebih ramah.

around us | kim junkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang