Jam 2 pagi KJ, Heejin dan Ryujin satu persatu ambruk hingga dipindahkan ke dalam kamar. Sedangkan para lelaki masih tertawa kecil mendengar celotehan tipsy Felix dan Jaemin. Tanpa sadar aku tertidur di lantai dan terbangun di jam tujuh pagi karena suara gaduh seseorang di kamar mandi. Keadaan sekitarku kacau sekali, botol-botol kosong, sisa pizza berserakan dan tubuh mereka yang terkapar di lantai.
Kuusap wajah kemudian menuju ke toilet untuk mencuci wajah namun malah melihat pemandangan Heejin yang berjalan dibantu oleh Bomin beserta KJ. Kesadaranku yang belum sepenuhnya hanya membuatku melihat mereka lalu meneruskan niat untuk ke wastafel. Segera setelah sadar sepenuhnya aku menuju keluar menemukan Jeno yang terhuyung.
“Lo mau kemana?”
“Toilet, gue harus mandi biar gak passed begini. Perut gue juga ga enak.”
“Bisa?” diacungkannya jempol sebagai jawaban.
Bomin sudah terlihat membereskan beberapa kekacauan dilantai walaupun masih ada Felix, Sunwoo, dan Hyunjin disana. KJ juga terlihat sedang memanaskan air di teko bersama Jaemin yang menyusun botol kecil di meja makan. Setelah melihatku, dilemparkannya salah satu botol itu—minuman pereda hang over ternyata. Kuminum dengan sekali tegak kemudian membantu Bomin membersihkan lantai.
“Kyu, bantuin tarik mereka dulu dong. Badannya langsung ke lantai nanti jadi sakit, dikamar Ryujin udah dipasang kasur lipat soalnya.”
Kutarik dahulu balon yang dipeluk Felix agar memudahkan tangannya kami angkat,“Lix lepasin dulu itu balonnya.”
Felix menggeram,“Lo mau ambil cewek gue ya!?”
Serasa ingin kupukul saja agar sadar sekalian,“Kagak, cewek lo jelek gaada lehernya. Gamau gue ambil, pegang sebelah tangan aja biar gampang gue tarik.”
“Anjing!!! Maju lo kalo mau dipukul!”
“Bomin! Bantuin!” kesalku ketika dia sudah berhasil menggeser Hyunjin sedikit ke arah karpet.
Bomin mendekat lalu berusaha membujuk Felix yang ada disana,“Iya ini ceweknya dipegangin sama Junkyu dulu ya soalnya kita mau pindahin kalian biar enakan tidurnya.”
“Emang kenapa kalo jalan sambil peluk cewek gue! Masalah buat lo!”
Pandangan kami berdua bertemu dan ternyata fikiran kami sama, hitungan ketiga lalu Felix secara paksa diangkat. Bomin mengangkat bagian tangannya yang memeluk kencang balon serta aku yang mengangkat kakinya. Disepanjang langkah menuju kamar Ryujin tubuh Felix menggeliat tidak beraturan.
“Dih, raja minum kok begini bentuknya.” tawaku setelah melihat posisi Hyunjin dan Sunwoo yang saling berpelukan,“Siapa yang menang nih?”
Setelah berhasil melepaskan pelukan mereka kemudian kami angkat Hyunjin yang lebih mudah dibawa karena masih bisa dibopong sambil berjalan.
“Gue lah.” sambung Bomin. “Cuma minum segelas champagne ditambah kopi botolan buat jagain lo semua.”
Yang terakhir adalah Hyunjin, dia masih tergeletak dengan posisi sudah tak tahu diri— benar-benar hanya pasrah sehingga kami angkat dengan cara seperti Felix.
Aku tertawa“Gue ketiduran bukan karena alkohol sih, emang dasar kemarin udah begadang karena tugas.”
“Pantesan, lo kan cuma minum bir kalengan yang kadarnya malah nol. Paling parah emang Sunwoo sih, tenggorokan dia baik-baik aja apa?”
“Dapat golden ticket buat masuk neraka kalo dia rutin begini sih.” keluhku. “Ini bahu gue udah mau patah, berat banget kaya ngangkut anak sapi.”
Di atas kasur ada Ryujin dan Heejin yang masih tertidur sedangkan di karpet ada Hyunjin, Sunwoo serta Felix yang kami letak tak beraturan. Kemudian aku dan Bomin kembali ke dapur untuk membantu mereka yang mempersiapkan sarapan.
KJ dan Jaemin menata nasi goreng, Jeno sudah duduk di meja makan dengan bungkusan yang baru diambilnya dari luar dan ponsel.
“Bangunin yang lain gih.” perintah KJ.
“Biarin aja kebangun satu-satu, takutnya kalo dibangunin paksa malah makin sakit kepala.” komentar Jeno masih fokus dengan ponselnya.
“Iya juga.” kataku. “Paling bentar lagi kebangun karena mual atau haus sih.”
“By the way, lo kok ga hangover ?” tanya Jaemin yang sekarang duduk di sebelahku pada KJ.
“Gatau juga?? Apa gue tipe yang kuat minum kali ya?” balasnya. “Bagus deh, jadi ada yang bisa gue pamerin.”
Bomin tertawa,“Gak penting banget buat di banggain.”
Ternyata benar tak butuh waktu lama Ryujin sudah keluar dari kamar beserta Hyunjin yang menggendong Heejin. Kelihatannya Heejin mengalami hang over paling parah diantara mereka bertiga. Disusul selanjutnya oleh Sunwoo beserta Felix yang keluar dengan bentuk mengenaskan.
“Dih, ngapain gue meluk-meluk balon.” keluh Felix yang akhirnya sadar setelah meminum segelas air.
“Balon itu hampir buat kita berantem tadi ya Felix, bangsat.” keluhku dengan emosi mengingat perjuanganku menarik badannya.
“Hah? Sumpah? Ngapain gue emang?”
“Min ceritain deh, gue sakit kepala ngingatnya.”
Bomin tertawa keras,“Lo gamau lepas balonnya buat ditarik ke kamar, terus malah marah-marah dan bilang balonnya cewek lo.”
Dia tersenyum,“I don't mean it, okay?”
“Rusuh banget mabuknya, nyusahin. Sama aja kaya Ryujin tuh.” balasku sambil menunjuk Ryujin yang masih berusaha meminum botol peredanya.
“Anjing, lo semua kok gak nahan gue buat motong rambut!!!!? Ini bentukannya jadi kaya digigit harimau sebelah doang.”
“Gue inget, lo kaya orang kesetanan mau potong rambut biar mirip Britney Spears pas lagi botak tahun 2007.” ujar Hyunjin. “Lo naik ke atas kompor! Gimana mau ditahan?”
Sisa dari hari ini adalah kami membereskan diri, menemani Ryujin ke salon untuk memotong rambutnya menjadi lebih rapih, merencanakan liburan bersama dan menghabiskan seharian di hotel untuk menikmati all you can eat.
Benar-benar terasa menyenangkan saat berada di sekeliling orang-orang yang membuatmu nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
around us | kim junkyu
FanfictionI wish, I had found you earlier in life. it's all about Kim Junkyu and his decision.