8. Ulang tahun viona

59 6 3
                                        

"Silahkan"

Deg!!!

Adara sudah menutup matanya, dia menangis sejadi jadinya, kini dia hanya berharap semuanya tidak terjadi di tempat ini, dan dia hanya ingin semuanya tidak ada dalam dunianya, dan dia ingin semuanya di tarik ulang dan jangan hidupkan dia lagi.

"ANJING!!!" Teriakan itu merusak pikiran Adara.

Bughh!!

Bugh!!

Brakkkk!!!

Adara membuka matanya melihat Bumi sudah tersungkur di atas kotak kayu yang sudah hancur, dia melihat Bumi tak tega. Adara menutup matanya kembali, tidak ingin melihat seseorang yang dia suka kesakitan dan jatuh.

"Maju lo semua, bunuh gue sekarang. Kalo bisa?" Cakap Bumi dengan Amarah yang sudah membuncah.

12 melawan 1 orang? Oh tidak mungkin menang.

"Sampah!" Tukas lelaki berbadan besar itu.

Brakkk!!!

Tepat sasaran, Bumi melempar kotak kayu tepat mengenai bagian belakang lelaki berbadan besar itu. Kini tinggal dua lawan satu, semuanya sudah tumbang di buat bumi.

Bughh!!!

Brakkk!!!

Bughh!!

Bughh!!!

Bumi menarik kerah lelaki itu dan langsung melempar pukulan tepat mengenai rahang kanannya, lelaki itu tersungkur.

"BAJINGAN!!!!" Lelaki itu menendang bumi tepat mengenai perut Bumi, sampai membuat dia tersungkur.

Kini posisinya Bumi di bawah dan di tindih lelaki itu.

"Gak usah sok jagoan lo!"

Bughh!!!

Bughh!!

"ANJING LO PENGECUT!" Teriak Bumi dengan bogeman tepat mengenai hidung lelaki itu.

Darah segar mengalir dari lubang hidunh lelaki itu, kini Bumi sudah berdiri menatap semua musuhnya sudah tumbang kesakitan.

Dia tersadar, langsung dia berbalik berlari menuju Adara. Dia langsung memeluk gadis kecil yang tengah menangis ketakutan, Adara sudah shock dengan apa yang terjadi hari ini. Dia tidak menyangka akan menjadi korban dari perseteruan APOLLO dan HUNTER.

"Lepas! Lepas! Lepas! Jangan aku! Jangan sakiti aku, aku punya masa depan! Hiks" Ujar Adara seraya memukul Bumi dan menangis tanpa membuka matanya.

"Ini gue, gue Bumi"

Deg!

Adara langsung membalas pelukan Bumi dan terisak menangis sejatuh jatuhnya, dia ketakutan.

"Gue di sini, Jangan takut Adara" baru kali ini Bumi menyebut namanya.

Kay dan pasukannya datang, mereka berlari dan melihat segerombolan pasukan berderuh beranjak menjauh dari sanah, Lalu kemudian mereka menemukan Bumi yang tengah memeluk seorang perempuan.

"Maaf, gue yang nyuruh mars nganterin lo balik belakangan ini" Bumi menatap Adara teduh.

"Ja-jadi yang nyuruh itu kamu?" Tanya Adara setelah meredahkan tangisnya.

"Iya, maaf"

"Gak- papa, makasih" balas Adara dengan senyum manisnya walaupun masih ada bekas air matanya, tapi itu bisa membuat hati dan amarah Bumi meredah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang