Pukul 18:00 KST, jam kerjaku sudah berakhir untuk hari ini, aku bersiap pulang dan mengemasi barang-barangku. Tapi kali ini aku pulang ke apartemen pacarku, Yesung Oppa. Aku sangat bersemangat saat ini masa bodo dengan gengsiku yang harus menyambangi rumahnya duluan, tapi ku pikir aku tidak boleh terlalu senang saat bertemu dengannya nanti, aku kan sedang mengambek padanya.
Di jalan ku sempatkan mampir ke sebuah toko untuk membeli sesuatu, karena ini kunjungan pertamaku maka aku harus sopan dan mentaati tata krama dengan membawa buah tangan. Pilihanku jatuh pada toko ayam goreng pedas manis yang lumayan sering aku kunjungi bahkan hanya untuk sekedar duduk melamun, design interiornya sangat indah bagi mataku, jendela kacanya yang besar selalu mencuri perhatianku untuk memandang jalanan ramai, ditambah ayam goreng di sini rasanya sangat menggiurkan, memikirkannya saja sudah membuatku ngiler.
Setelah membeli oleh-oleh aku melanjutkan perjalanan menuju apartemen Yesung Oppa. Aku gugup sekaligus bahagia, aku melompat-lompat riang sepanjang jalan seperti bocah yang baru pulang dari sekolah. Akhirnya aku sampai di depan gedung apartemennya, beruntung Yesung Oppa sudah mengirimkan lokasinya padaku, sekarang aku hanya tinggal mencari nomor rumahnya.
Ketemu! Akhirnya kutemukan plat nomor yang sesuai dengan yang Oppa kirimkan, nomor 4*8. Kurapikan sejenak rambut dan pakaianku yang terasa sedikit berantakan, lalu dengan hati-hati ku tekan bel yang ada di sebelah pintu.
Tingtong!
Sepertinya Oppa tahu aku yang datang, dia pasti sudah melihatku dari kamera di dekat bel ini.
Tak lama kemudian Yesung Oppa muncul dari balik pintu. Lebih tepatnya dia hanya mengintip dari balik pintu yang seperempat terbuka itu.
"Masuklah!" ajaknya. Aku hanya mengangguk dan mengikuti langkahnya masuk. Apartemennya sangat luas, berbeda sekali dari punyaku. Rapi dan bersih melebihi rumah seorang gadis, segalanya di atur dengan apik. Aku di ajaknya duduk di sofa yang di depannya ada sebuah televisi berlayar cukup besar. Aku terus terkagum-kagum dengan semua yang ada di sini.
"Ige mwo-ya?"
"A iya, ini aku beli di jalan tadi, ayam goreng."
"Kenapa repot-repot? Kita bisa memasak bersama di sini."
"Karena ini kali pertamaku ke sini."
"Mau makan sekarang?"
Mata berliannya lagi-lagi membuat jantungku berdegub lebih cepat, bahkan aku melupakan niatku yang harus tetap mengambek padanya, baboya!
"Gwaenchanha."
Kami menikmati ayam goreng bersama sambil bercanda ria. Dia pria yang sangat manis, dia selalu perhatian terhadapku bahkan saat saus ayam yang tanpa sengaja menempel di sudut bibirku diusapnya dengan lembut, membuatku tersenyum sipu saking malunya.
"Oppa suka musik klasik?" musik yang mengalun mengusik gendang telingaku.
"Iya, sangat nyaman bukan. Kita juga bisa berdansa dengan musik ini, mau coba?"
"Aniya, aku tidak bisa berdansa Oppa."
"Tidak apa, Oppa akan mengajarimu. Cukup pegang tanganku dan letakkan tanganmu satunya di pundakku, lalu ikuti arah langkahku. Ini mudah, ayolah!" Yesung Oppa berdiri dan menjulurkan tangannya padaku. Aku menerima uluran tangan itu dan mulai bergerak sesuai arahannya.
"Oppa, ini bahkan tak pantas di sebut dansa, ini hanya gerakan kaku tubuhku. Mianhae!"
"Lama-lama nanti juga akan terbiasa, ringankan langkahmu dan ikuti Oppa!"
"Irohkae?"
"Ne, lihatkan kau sudah terbiasa, menyenangkan?"
"Eum!"
Kami terus berdansa mengikuti alunan musik, aku yang awalnya sulit beradabtasi sekarang sudah menyatu dengan suasana. Aku hampir hafal setiap langkah-langkahnya, ternyata tidak begitu sulit. Ku angkat wajahku untuk memandangnya, sedekat ini perasaanku semakin nyaman tak terasa tubuh kami semakin dekat seiring langkah yang terus tergerak. Aku memejamkan mata merasakan sensasi yang kali pertama aku rasakan ini, nyaman dan damai. Tiba-tiba kurasakan nafasnya di telingaku, berbisik lirih, "saranghae Hani-a" dengan suara beratnya.
Tarian dansa ini berubah menjadi pelukan hangat yang semakin memabukkan, tubuhku kecilku terdorong oleh badan Oppa yang besar dan mendominasi gerakan. Aku merasa sudah membentur dinding, aku sudah tidak bisa mundur lagi apalagi maju, karena tatapan mematikannya itu juga takkan bisa ku tembus.
Yesung Oppa menatap wajahku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan, mulai mendekat ke arahku perlahan. Sepertinya ini kissing scene(?) drama yang selama ini kutonton sekarang melintas di benakku. Aku menggenggam kuat rok yang kukenakan untuk meredam luapan perasaanku ini. Tak terasa Yesung Oppa sudah hampir mencapai bibirku. Bibirnya yang berwarna coral peach dapat ku pandang sedekat ini sekarang, aku tak ingin memejamkan mata bahkan hanya untuk berkedip sekalipun. Sementara mata indahnya mengunci sasaran target tujuannya. Garis mata yang indah sekali, kelopak matanya juga cantik. Semua ini milikku, hanya aku. Astaga pikiranku racau sekali. Gerakannya yang terlalu lambat membuat otakku mencerna segalanya, ku miringkan sedikit kepalaku berlawanan dengannya dan ku-tautkan bibir kami dengan segera. Oppa terkejut dengan reaksiku, terasa dari bibirnya yang mematung. Ku-kalungkan tanganku ke lehernya agar suasana ini semakin nyaman dan benar saja, Oppa memeluk pinggangku dan melumat bibirku pelan. Ku ikuti ritmenya semakin lama semakin panas. Tangannya membelai seluruh punggungku, akupun tak kalah, ku tekan tengkuknya agar ciuman kami semakin mendalam, kususuri pula rambut hitam yang halus itu. Mata kami terpejam menikmati sensasi hangat ini. Mengapa waktu tak berhenti saja?
TBC
Ehem!🤭
Ga kuat nulis sambil bayanginnya🤣
Hope you enjoy guys💙 konten malem mingguan buat yg malmingannya rebahan di kasur, kamu tu cantik banget 🤭😘Salam Cloudy_day! Bukankah mendung saat musim panas sedikit melegakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin Oppa-deul: Yesung Oppa And I
FanfictionBayangkan dirimu adalah pekerja kantoran, seperti masyarakat Korea kebanyakan. Kantormu adalah bagian pertelevisian sehingga sering berakses langsung dengan para idol. Dan kau adalah kekasih salah satu idol itu, Yesung oppa😊 . . Inget! Bayangin aja...