support

21 3 3
                                    

"Sebenarnya ada apa Sajangnim?"

"Yesung barusan meneleponku, dia bilang dia akan dibawa ke rumah sakit karena cideranya cukup parah. Dia memintaku datang, aku yakin itu isyarat untuk membawa serta dirimu. Agar kalian punya alasan untuk bertemu. Bukankah aku teman yang baik?"

"Terimakasih banyak Sajangnim, aku tidak tahu harus membalas mu dengan apa. Sungguh terimakasih!" Air mataku kembali mengalir karena kebaikan hati bosku yang begitu menyentuh pada temannya.

"Berhentilah menangis. Kau adalah asistenku, ingat. Katakan itu pada mereka!"

Mobil yang kami tumpangi melesat menuju rumah sakit tempat Yesung Oppa dirawat. Aku melirik bosku sekejap, rautnya dengan jelas menyiratkan kekhawatiran. Aku cukup tahu tentang mereka semenjak Yesung Oppa mulai mendekatiku. Bosku adalah orang yang sangat berperan dalam hubungan kami, aku sangat berterima kasih Yesung Oppa memiliki dia sebagai teman baiknya.

"Gomawo!" Kataku lirih.

"Ne?"

"Tidak ada Sajangnim, fokuslah pada jalan hum." Aku tersenyum menutupi kebohongan yang ku buat. Setidaknya sekarang dia juga sudah menarik sudut bibirnya.

Dengan waktu singkat kini aku dan bosku sudah berjalan menuju ruangan tempat Yesung Oppa dirawat. Tak ada yang curiga karena semua orang tahu bahwa bosku adalah teman baik Yesung Oppa dan aku adalah asisten yang menemaninya. Bahkan dua bodyguard yang menjaga, membukakan pintu untuk kami, memang penting mempunyai bekingan di dunia ini, huh aku sedikit kesal tak punya banyak uang.

Aku masuk tepat setelah para dokter selesai memeriksa Yesung Oppa dan beranjak pergi.

"Bagaimana keadaannya Dok?" Tanya Minseok Sajangnim pada Dokter yang baru saja ia bungkuki badan.

"Untuk saat ini tidak begitu serius, tapi dia tidak boleh menggunakan kakinya untuk beberapa hari. Kami akan terus memantau keadaannya, mohon bantuannya!"

"Baik Dok, terimakasih banyak!"

Aku melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada orang lagi di kamar ini, lalu berjalan membuntuti Minseok Sajangnim yang telah melangkah menuju tempat tidur Yesung Oppa.

"Ba ..."

"Oppa gwaenchanha? Oh, eotokhae, apa terlalu sakit? Mana yang sakit? Aku sangat khawatir, aljanha?" Aku memotong kata Minseok Sajangnim tanpa ku sadari. Sebenarnya ini terasa tidak nyaman tapi aku tak bisa menahan lagi. Air mataku bercucuran keluar. Oppa dan bosku saling pandang entah bermaksud apa aku sudah tak bisa mencernanya.

"Oppa tidak apa-apa, jangan menangis! Aku kehilangan wajah imutmu." Yesung oppa menyeka air mata di pipiku dan berusaha tersenyum dengan bibir pucatnya. Hanya dengan melihatnya aku sudah tahu bahwa dia sedang menahan rasa sakit. Kakinya dibalut dengan gips dan tangannya juga lecet-lecet. Aku benar-benar tidak bisa melihatnya seperti ini, hatiku sangat sakit.

"Gomawo!" Yesung Oppa mengucapkannya pada Minseok Sajangnim. Aku bahkan lupa atasanku sedang di sini sekarang. Lantas langsung ku bungkukkan badanku padanya dan memberi celah agar mereka bisa saling mengobrol. Wajahku sudah sangat merah menahan malu.

"Apa yang kau inginkan lagi?" Tanya Minseok Sajangnim.

"Eii, kau kejam sekali aku sedang sakit sekarang," Yesung Oppa terdiam sejenak, "hanya bantuan kecil." aku terkejut melihat Yesung Oppa melayangkan wink padanya.

***

"Aku diberikan cuti seminggu untuk merawatmu? Kau memintanya pada Minseok Sajangnim, Oppa?" Tanyaku penasaran, karena aku diliburkan saat jam kerjaku baru saja dimulai beberapa detik dan bosku mengutusku ke apartemen Yesung Oppa. Setidaknya aku mengerti sekarang apa makna wink dua hari yang lalu saat di rumah sakit.

"Memangnya kau tidak senang bisa bersamaku setiap saat?" Mata manisnya menggodaku untuk menarik lengkung bibir ini.

"Bukan begitu, hanya saja aku tidak enak padanya. Lagipula aku tidak pernah mengurus pasien, aku tidak mengerti." Keluhku.

"Ei, jangan khawatir. Semuanya bisa kau temukan di sini." Kini seonggok buku dengan halaman super berada di tanggannya bersiap berpindah padaku. Helaan napas terlontar begitu saja saat halaman-halaman itu sampai di tanganku.

"Kau hanya perlu melihat daftar isinya jika mau melakukan sesuatu, seperti mengolesi obat dan memasang perban, hwaithing uri punpuhae!"

Aish, rasanya aku ingin mengutuk. Sajangnim pasti akan membuat perhitungan padaku seusai ini, dia beruntung karena menjadi temannya. Aku tidak akan lepas dari hukuman bahkan meski aku adalah kekasih sahabat kecilnya.

Aku pergi ke dapur untuk membuat semangkuk sup dada ayam untuk sarapan Oppa sebelum meminum obatnya. Sebenarnya aku suka melakukan hal-hal ini, seperti sudah benar-benar menjadi isteri sahnya. Suamiku sedang menonton tv dan aku memasak untuknya woah sungguh sepenggal kegiatan ini mampu memproduksi hormon bahagiaku.

"Ja, sarapannya sudah selesai. Oppa mau makan sekarang?" Rautku penuh kebahagiaan menatapnya.

Setelah menerima persetujuan Oppa, aku mulai menyuapinya dengan hati-hati. Bibir tipisnya beradu dengan sendok yang sisinya melebar bulat, indah sekali pemandangan ini. Tanpa kusadari mataku terpaku di sana.

"Wae?" Tanya Oppa dengan wajah penasarannya. Aku sedikit terkejut dan mulai sadar dari lamunan indahku. Yesung Oppa hanya terkekeh melihat gelagatku. Dia mengelus lembut rambutku yang sudah dikuncir, "Kenapa kau begitu menggemaskan?" Pertanyaannya membuat pipiku bergurat merah.

"Oppa waktunya minum obat." Aku buru-buru beralih pandang dari tatapan mematikannya.

"Untuk pertunjukan selanjutnya kami akan mengambil evanesce untuk poin terakhir, tapi dengan konsep berbeda. Kami ingin Eunhyuk menari di tengah panggung yang baru muncul dari bawah bersama wanita seperti MV aslinya. Woah, itu akan luar biasa, lagu ini sangat hebat."

Dasar pria ini, apa yang dia pikirkan? Seharusnya dia memperhatikan kesehatannya dulu sebelum merencanakan hal lain. Bagaimana bisa dia mewujudkannya dengan keadaan ini, dia bahkan tidak bisa berdiri sendiri.

"Wae? Bukanya saat konser hanya dancer yang menari, kenapa mengubah konsep?" tanyaku berusaha tidak mematahkan angan-angannya.

"Hanya saja ini akan luar biasa, penggemar ingin Eunhyuk yang melakukannya bukan orang lain. Masalahnya sekarang siapa pasangan menarinya nanti, gadis yang biasanya sudah bukan bagian dari agensi lagi, huh!"

"Perhatikan kesehatanmu Oppa, jangan pikirkan hal-hal lain. Kau hanya harus cepat sembuh."

"Makanya aku ingin banyak lagu balada di pertunjukan mendatang." Yesung oppa terkekeh, "Baiklah Chagi, aku akan cepat sembuh. Rawat aku dengan baik, ne?"

"Arasseo."





TBC

Cloudy_day! Hoodie adalah pilihan terbaik

Bucin Oppa-deul: Yesung Oppa And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang