Pertunjukan

17 3 4
                                    

"Kau pasti bisa, latihanmu sudah sangat bagus." Yesung Oppa menghiburku.

Aku sangat gugup saat ini, beberapa menit lagi kami akan tampil. Meskipun aku hanya akan ada di bait terakhir, tapi semua akan tertuju pada tarianku dan Eunhyuk Oppa, itu membuatku frustasi. Masalahnya aku tidak suka terlalu tersorot.

"Yang perlu kau lakukan hanya menatapku dan kamera Hani-ssi. Jangan terlalu khawatir!" Eunhyuk Oppa datang dengan candaannya untuk menghiburku.

"Ya, bersikaplah profesional. Jangan menyentuhnya terlalu banyak!" Yesung Oppa menggodanya dengan banyolan yang tak tepat. Dan candaan itu berhasil membuat raut penuh rasa bersalah menggantung di wajah Eunhyuk Oppa.

Aku memukul pundak Yesung Oppa untuk memperingatkannya. Eunhyuk Oppa pasti masih merasa bersalah atas kejadian beberapa waktu lalu. Dia tak berniat begitu tapi memang suasananya benar-benar menghanyutkan.

"Gaunmu cantik sekali. Auramu terpancar lebih dari biasanya. Kau pasti bisa, hwaithing!" Eunhyuk Oppa mengangkat kepalan tangannya. Jujur saja itu sangat manis, aku sampai tak bisa menahan senyumku.

"Ne kamsahabnida," aku mengikuti gerakannya dengan malu membuat mereka berdua tertawa. Terus terang, aku sedikit tenang setelah mengobrol bersama mereka. Super Junior adalah grup yang luar biasa, tak salah jika selama ini aku mengidolakannya.

"Baiklah, ini sudah giliran kita." Leeteuk Oppa sebagai leader memperingatkan kami untuk bersiap.

Penyanyi sebelumnya sudah kembali ke ruang tunggu. Kami berada tepat di balik panggung menunggu interupsi dari pembawa acara.

"Ja, inilah Super Junior~!"

Dalam lagu ini tak ada koreografi lain selain yang aku dan Eunhyuk Oppa bawakan. Lagu ini sangat menonjolkan vokal mereka.

Lagu sudah mulai diputar. Warna suara mereka saling bersahutan melantunkan bait-bait nada ini. Mereka memberinya 'nyawa'. Aku tertegun untuk sesaat.

🎵Geuriwo~~

Lirik ini menandakan aku sudah harus memulai gerakan. Aku berjalan dengan langkah pasti ke tengah panggung. Eunhyuk Oppa sudah menyambutku dengan perannya.

Kami memulai tarian ini dan masuk ke dalam karakter kami yang telah dibentuk sebelumnya. Aku suka peranku di sini. Aku bertindak sebagai kekasih seorang idola di depan para penggemarnya. Bukankah itu sesuatu yang berani?

Langkahku semakin ringan saja, mengalun seperti lantunan high note yang para vokalis itu syair kan. Melodi ini sungguh membaur dengan indah, perpaduan sempurna hingga aku dapat merasakan tumpahan emosi dari mereka.

Bayangan masalah yang begitu rumit kemarin bergeliat di benakku, mendesak ku untuk masuk ke dalam peran yang lebih jauh. Hentakan ritme musik ini semakin mendebarkan hatiku. Hingga setetes air mata jatuh mengenai kemeja hitamnya. Lalu lagu inipun berakhir dengan langkah kakiku yang beranjak meninggalkan panggung ini dengan menyisakan Eunhyuk Oppa yang berlutut di atasnya.

Aku buru-buru melarikan diri ke toilet setelah berhasil mencapai back stage. Hatiku perih sekali, dadaku terasa sesak. Kenapa lagu ini menjadi lebih menyakitkan daripada sebelumnya?

"Kau melakukannya dengan baik Hani. Kerja bagus!"

Ungkapku pada diriku sendiri. Aku harus menjaga pikiranku tetap tenang.

Author's POV

Super Junior kembali dari panggung. Mereka saling merangkul pundak satu sama lain, merasa bangga pada diri mereka karena dapat mengembalikan era 'evanesce' dengan personil yang lebih lengkap.

"Kerja bagus semuanya!" Ungkap sang leader. Dirinya yang paling sibuk memikirkan bagaimana mereka akan bertahan sampai sejauh ini tanpa mengurangi sedikitpun kualitas mereka dari awal debut, bahkan lebih baik.

Hani tampak kembali dari belakang. Wajahnya sedikit memerah terlihat dari balik rambutnya yang menutupi sebagian raut manisnya.

"Kerja bagus Hani-ssi! Kau jauh lebih baik dari latihan kita kemarin." Tukas Eunhyuk langsung menyapanya seketika.

"Dia jatuh ke dalam emosinya. Tarian itu begitu hidup. Bagaimana kalian melakukannya? Bahkan ini lebih baik dari era 'evanesce' sesungguhnya." Sahut Leeteuk.

Pujian dan sanjungan terlontar dari mulut mereka. Membuat Hani yang awalnya merasa tidak nyaman menjadi kembali percaya diri dan larut dalam cengkerama hangat itu.

Mereka mulai bergantian untuk ganti pakaian, tak terkecuali Hani. Dia cukup cepat untuk berganti baju karena hanya dia yang bisa memasuki ruang ganti wanita.

Leeteuk menghampirinya disela-sela kesibukannya merapikan barang bawaannya.

"Bagaimana kau melakukannya?" Leeteuk mendadak bertanya.

"Maaf?" Balas Hani kebingungan.

"Haruskah aku bercerita sedikit?" Senyum lebar Leeteuk membuat Hani membalasnya dengan canggung.

"Ne, tentu saja."

"Eunhyuk bukan seseorang yang akan mudah menjadi senyaman ini bersama wanita yang baru di kenalnya. Dia bersikap profesional hanya diatas panggung dan itu sangat kentara bagiku." Leeteuk menjeda kalimatnya, membiarkan Hani mencerna itu.

"Aku memperhatikan kalian, sejak pertunjukan saat itu. Aku yakin kalian adalah orang yang sama. Bahkan dia datang menghampirimu dan kalian berfoto bersama saat itu, benar 'kan?"

Hani meraba tengkuknya. Dia semakin bingung akan kalimat Leeteuk.

"Mian hajiman, aku tidak mengerti-, a- geu-" Hani menunjuk sembarang arah kebingungan mencari kalimat yang cocok agar tetap terlihat sopan, "apa maksudnya, aku ..."

"Dia menyukaimu." Paras Leeteuk tepat mengenai pandangan mata Hani, "maukah kau membalasnya?"

Deg!

Kaki lemasnya tetap mencoba bertahan berdiri di samping Leeteuk. Dia tidak tahu harus berkata apa.



TBC

Salam Cloudy_day. Petir tidak hanya menyambar satu kali, jangan merasa lega setelah gemuruh pertama.

Bucin Oppa-deul: Yesung Oppa And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang