a day with u

26 3 0
                                    

"Omo! Jam berapa ini? Aku akan terlambat, aish!" aku mengomeli diriku yang bangun sangat siang ini. Aku beranjak dari tempat tidur namun, Yesung Oppa telah lebih dulu meraih pergelangan tanganku. Dia lalu menarikku ke dalam pelukannya. Diciumnya sekilas bibirku kemudian langsung memelukku erat.

"Nanti saja! Aku masih merindukanmu."

"Bosku akan marah Oppa."

"Dia tidak akan marah, tenang saja akan ku urus nanti. Kau harus bersamaku hari ini, titik."

Aku berusaha bangun dan melepaskan genggamannya dari lenganku.

Suasana begitu canggung saat kami tanpa sengaja bertatapan dengan sangat dekat, bahkan ujung hidung kami bertemu. Berada di atas dada bidangnya membuatku bisa merasakan detak jantungnya yang beradu dengan debaranku, perlahan ku angkat tubuhku menjauh darinya. Kami bahkan tak saling pandang ketika itu, kami sibuk dengan kecanggungan yang mengganggu ini, "Oppa, aku ke toilet dulu."

Aku tak bisa berhenti tersenyum selama di kamar mandi, membayangkan kami menghabiskan malam yang panas sungguh membuat wajahku memerah. Apalagi akan di tambah dengan seharian ini aku bersamanya, hanya berdua. Aku sudah ibaratkan petasan yang baru diberi api dan siap meledak. Benar-benar tak dapat diartikan. Interior kamar mandi ini sebenarnya cukup membuatku kagum tapi pemiliknya jauh lebih membuatku terperangah akan karisma rupawannya. Dia bahkan menyiapkan sikat gigi berwarna pink khusus untukku, aish dia sudah mempersiapkannya.

Tok tok! Suara ketukan pintu membuyarkan khayalan indahku.

"Cepat keluar aku juga mau mencuci wajahku!" segera setelah ketukan pintu suara Oppa mengikuti. Membuatku yang masih mengulum sikat gigi terpaksa membuka pintu tanpa berkumur dulu.

"Tidak bisa sabar sebentar?" ocehku dengan mulut penuh busa.

"Seharusnya kita melakukannya bersama, kenapa meninggalkanku?" balasnya sambil mengerucutkan bibirnya yang sangat kiyowo, seperti meminta untuk segera di kecup(?).

Mataku melirik curiga, akhirnya aku tahu apa maksud dari sikat gigi pink yang dia letakkan bersama dengan miliknya. Dia ingin melakukan semua hal bersama-sama denganku. Astaga dia manis sekali.

***

"Hari ini aku ingin bermanja seperti ini denganmu seharian." ucapnya dengan titah seperti balita.

Kepalanya bersandar di pundakku sementara tangannya memeluk lengan kiriku. Jujur saja aku masih sangat kaku dan malu dengan hal ini, terlebih saat ku bayangkan dirinya berada di atas panggung dengan riuhan dari ribuan atau puluhan ribu penggemar yang bersorak meneriakkan namanya. Ingin ku pamerkan kepada mereka kalau aku adalah wanita pilihan dari pria yang mereka gilai. Pftt ada apa dengan pikiranku.

"Aku ingin melakukan sesuatu." aku meniru ucapan manjanya.

"Mwoga?" Balasnya dengan nada yang menyaingi nada imutku.

Mati aku. Aku kalah telak. Bagaimana bisa dia memasang wajah imut itu sangat dekat dariku, bibirnya juga mendukung ia mengusung tema aegyo ini. Ah bukan, bukan hanya bibirnya tapi seluruh struktur tubuhnya sangat serasi. Dia benar-benar seperti telah diprogram khusus untuk menjadi super idol. Aku harus mengatur napasku, ekspresiku, detak jantungku, sel-sel kulitku yang sedang beregenerasi, ohhh tidak aku dalam kegilaan menghadapi situasi layar kaca ini.

"Jagiya, kau tidak lapar? Aku punya beberapa bahan masakan di dalam freezer, mau masak bersama? Sepertinya menyenangkan, kaja!"

Kakiku melangkah mengikuti lenganku yang sudah ditariknya tanpa mulutku belum mengisyaratkan setuju dengan ajakannya.

"Kita akan masak apa?" Tanyaku penasaran karena bukannya membuka lemari es, Oppa malah mengobrak-abrik lemari di atas kompor.

"Ja, kita akan masak ramyeon!" ucapnya riang dengan sebungkus ramyeon dikedua tangannya. "Aku mempelajari resep yang diajarkan Hyukjae. Ikan teri itu pandai melakukannya." senyum seringainya sangat menular.

Lagipun apa yang ku harapkan darinya untuk urusan memasak dan aku baru ingat bahwa Hyukjae Oppa juga payah dalam bidang ini. Aku pasrah saja, tak ada yang bisa ku-perbuat. Melihatnya yang membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan banyak air dengan garis ukur pada gelas membuatku tertawa geli. Wajah seriusnya itu juga sangat mempesona.

"Kita harus menunggu selama empat menit." Oppa tersenyum ke arahku.

"Oppa selalu makan ramyeon?" Tanyaku penasaran dengan apa yang biasa ia makan saat di rumah mengingat kemampuan memasaknya.

"Tidak, aku diet jadi jarang sekali makan makanan yang mengandung tepung. Eoma yang mengisi kulkas agar aku makan dengan benar, tapi aku tak pernah makan dengan baik." dia terkekeh lagi dengan seringai yang menampilkan barisan gigi yang tersusun rapi di balik bibirnya.

Aku hanya mengangguk memahami jawabannya untuk pertanyaanku.

"Kalau begitu aku akan menyiapkan mejanya, Oppa punya kimchi?" Aku menggeledah kulkasnya yang penuh dengan makanan dan minuman bersoda itu.

"Ada, di rak nomor dua dari atas sebelah kiri." dia menjelaskan letaknya dengan rinci seolah itu adalah tempat kesukaannya.

Sembari menunggu aku menyiapkan meja sambil menyajikan kimchi.

"Awas minggir, beri tempat untuk ramyeon panas yang siap masuk ke perutmu!" Aku hanya terkekeh melihat tingkah konyolnya yang kekanakan ini, bagaimanapun dia tetap menggemaskan.

Oppa membuka penutup panci yang menghalangi mata kami untuk melihat ramyeon panas yang baru saja dimasak sempurna itu. Aromanya cukup enak. Aku mencobanya dulu untuk memastikan masakan Oppa benar-benar enak. Dan ternyata ini memang enak, rasanya pas, minya tidak lembek ataupun keras, dan bumbunya juga terasa. Aku memberikan dua jempol setelah meloloskan ramyeon itu dari tenggorokan.

"Benarkah? Daebak!"

Kami hanya makan dan berbincang banyak. Saling menyuapi satu sama lain. Entah kenapa hal yang sangat sederhana ini membuatku bahagia, ah tidak, sangat bahagia.




TBC

Yuk makan ramyeon🙃

Salam Cloudy_day! Mendung menyimpannya dan mentari meminta untuk membagikannya💙

Bucin Oppa-deul: Yesung Oppa And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang