Ending

28 3 1
                                    

Apa-apaan ini? Aku bahkan belum bersiap dan Yesung Oppa sudah datang. Bukankah kita berjanji bertemu jam delapan malam? Sekarang masih jam empat sore.

Aku tidak bisa untuk tidak menggerutu memandangi layar ponselku yang terpampang pesan dari Yesung Oppa. Aku membuangnya ke atas ranjang sebelum beranjak menuju pintu depan.

Dingdong!

Aigoo, malas sekali rasanya membukakan pintu untuknya. Aku terlihat sangat menyedihkan.

"Kau belum bersiap?" Tanyanya heran.

"Bukankah Oppa bilang pertemuannya jam delapan? Ini baru jam empat." Rengek ku.

"Para gadis biasanya akan mulai bersiap sejak pagi untuk ini, tapi sepertinya pacarku berbeda." Dia mencubit hidungku lalu menyelinap masuk, kini pemandangan seluruh isi lemariku ada di hadapannya. "Jagi kau dirampok?"

Bisa-bisanya dia bercanda seperti itu padahal dia tahu aku selalu kesulitan setiap melakukan hal pertama kali. Aku mendadak kesal.

"Hahaa tidak bukan begitu, jagi-ya jangan marah~" melihat wajah masamku Yesung Oppa langsung berbalik dan memelukku, tindakan yang sampai sekarang belum bisa membuatku terbiasa. "Oppa sengaja datang lebih awal untuk membawamu ke suatu tempat, tak perlu membawa apapun, cukup bawa hatimu untukku hehehe."

"Kita akan kemana? Bagaimana aku akan bersiap nanti?"

"Kita bisa bersiap di jalan, kaja!"

Aku mengikuti langkahnya, menyamai ritmenya dengan wajah kusutku yang masih terpajang jelas. Sejujurnya aku masih sangat khawatir namun ketika dia berada di sisiku rasanya kegundahanku sedikit melebur.

***

"Nuna, kenapa kau sangat cantik. Aku melihat penampilanmu kemarin, bagaimana bisa kau menari seperti itu? Kau keren sekali Nuna! Mau mencoba kopi racikanku? Aku cukup ahli, anggap saja ini hadiah dariku. Jongmal gidaryeo!"

Jongjin Oppa memandangku dengan wajah berbinar. Dia sangat bahagia seakan memenangkan lotre berhadiah jutaan dolar. Mau bagaimanapun aku tidak bisa begitu saja terbiasa, yang selalu terlintas di pikiranku adalah 'mereka adalah keluarga idol, salah sedikit habislah kau'. Hani berhentilah berpikir yang tidak-tidak!

"Kamsahabnida!"

Aku sedang berada di kafe milik keluarga Yesung Oppa. Eomma-nya mengundangku untuk makan malam bersama. Aku menggenggam jemariku penuh rasa gelisah. Bagaimana tidak, ini kali pertama aku bertemu dengan keluarga Yesung Oppa.

Jantungku berdegup cukup kencang, memompa darah dan mengalirkannya ke wajahku yang pasti sudah sangat merah. Sementara ibunya Yesung Oppa terus menatapku dengan penuh senyum. Aku sangat gugup hingga tak tahu lagi akan apa yang harus aku lakukan.

"Kenapa terus memandanginya Eomma, apakah dia secantik itu?" Tanya Yesung Oppa mendadak.

"Dia seperti seorang peri, sangat sulit mempercayai kalau dia benar-benar nyata."

Pernyataan Ibu Yesung Oppa membuatku sangat terkejut hingga tanpa kusadari aku mengangkat kepalaku dan membuat tegak tubuhku.

"Itu terlalu berlebihan Eomonim. Putra Anda jauh lebih mengesankan, dia seperti keluar dari manhwa..." Terdiam. Babo! Apa yang kau ocehkan Hani? "... eung, jeosonghabnida!"

Aku sangat menyesal sudah asal bicara, bagaimana bisa aku mengatakan itu pada ibunya? Beliau bukan seseorang yang seharusnya kuajak bicara banmal. Aku sudah tak mampu menatap keduanya sekarang. Sial! Aku semakin kikuk.

"Eomma lihat! Bagaimana dia sangat menyukaiku hahaha"

"Tutup mulutmu! Jangan buat dia semakin canggung. Baiklah, Hani-a tidak perlu gugup Eomma adalah ibumu mulai sekarang. Jangan anggap Eomma sebagai orang lain, ne?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bucin Oppa-deul: Yesung Oppa And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang