bad day

17 3 3
                                    

"Aish, nuguya?"

Aku frustasi karena ponselku tak berhenti berdering sepagi ini. Padahal aku sengaja bangun siang karena meliburkan diri. Aku cukup kacau untuk bekerja.

Dari layar ponsel terpampang nama bosku yang membuatku makin menggerutu kesal. Bukankah aku sudah memberitahunya bahwa aku tidak masuk hari ini? Entahlah, aku tak pernah sepenuhnya mengerti tentangnya.

"Yeoboseyo!"

"Kau dimana? Penyakit jenis apa yang menghinggapi mu hingga kau benar-benar tidak masuk kerja?"

Aku menjauhkan ponsel dari telingaku. Omelannya sungguh hampir membuat gendang telingaku bermasalah.

"Aku tidak enak badan Sajangnim, sepertinya aku terkena flu."

"Kau hanya flu dan mogok kerja seperti ini? Kau tahu berapa banyak kerugian yang akan ku keluarkan karena pekerjaan mu yang terbengkalai?"

Aku sungguh ingin mengumpat, kenapa dia rewel sekali. Ingin rasanya aku sumpal mulut kecilnya dengan paprika.

"Mianhaeyo, tapi aku benar-benar tidak bisa masuk."

"Araseo, istirahatlah! Bukankah itu yang kau inginkan? Kau di rumah 'kan?"

"Eung!"

Tut tut tut! Dia hanya menelepon untuk mengomeliku? Wah, benar-benar seorang psikopat.

"Tidurku yang berharga, huwa!"

Lalu tiba-tiba pikiran pedihku datang lagi. Membuat linangan air mataku kembali muncul. Aku ingin melupakan ini secepatnya, ini sungguh menyiksaku.

"Kenapa dunia ini tak adil untukku?"

Aku meneriaki dinding di depanku. Nafasku tersengal-sengal karena sesaknya.

"Apa susahnya hidup seperti orang normal. Kenapa dia menjadi seorang idola? Wae?"

Hanya dengan ini aku mampu meluapkan rasa sakit ku.

Dingdong!

Siapa yang bertamu sepagi ini? Bahkan aku tak pernah memiliki tamu sebelumnya.

Aku mengusap sisa air mata di pipiku dan betapa terkejutnya aku setelah membuka pintu dan yang kulihat adalah Minseok Sajangnim dengan wajah datarnya.

"Vitamin C cocok untuk flu, aku tidak sempat membeli buah. Minumlah ini, labelnya ada vitamin C!"

Dia menyerahkan bungkusan kresek itu ke tanganku dan melenggang masuk ke apartemenku tanpa ku persilahkan. Aku malu sekali dengan keadaan ruangan mengerikan ini. Apalagi tisu bekas yang tersebar di segala penjuru.

"Kau punya ayam?" dia menggeledah lemari es ku dengan teliti.

"Eung, ada di bagian atas. Sajangnim, sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?"

"Sup ayam bagus untuk flu. Kau harus cepat sembuh, aku tidak membayar mu untuk ini."

Aku memutar bola mataku kesal. Bagaimana spesies sepertinya masih ada di dunia ini? Aku sungguh sudah lupa bagian mana arah ketampanannya itu. Semuanya tertutup aib.

"Aku akan membuatnya sendiri Sajangnim, anda bisa kembali ke kantor."

"Tidak apa-apa, lagi pula pekerjaanku sudah selesai. Anggap saja kau berhutang budi padaku."

Berhutang budi pantatku. Siapa juga yang menginginkan ini. Dia sendiri yang datang dan menerobos masuk rumah orang. Harusnya aku melaporkannya ke polisi.

Aku sungguh ingin sendiri, kenapa selalu saja ada hal yang menjengkelkan. Apa aku telah menghancurkan dunia di kehidupan sebelumnya? Aku benar-benar ingin tahu.

Melihat caranya memasak, dia sudah terlatih. Berbeda denganku yang hanya belajar memasak dari leluhurku turun temurun.

Dia tampan, kaya, pandai memasak. Seandainya saja sikapnya sedikit hangat pasti banyak wanita yang mengejarnya, sayang sekali dia terlalu dingin. Aku mengkhawatirkan kehidupan percintaanmu Sajangnim.

Ah, apa yang ku pikirkan. Dia orang kaya pasti bisa melakukan apa saja. Biasanya orang-orang seperti itu akan menikah dengan tujuan bisnis. Yang harus ku khawatirkan adalah kehidupanku sendiri, aigoo Hani-a.

"Tidak ada seorangpun yang benar-benar memahami orang lain," Sajangnim meletakkan semangkuk sup di hadapanku, "begitupula kau dengannya. Jangan terlalu over thinking!"

TBC

Minseok diam-diam perhatian ya? Ga kaya doi🤭 ups siapa doi?✌️

Salam Cloudy_day! Mendung ini selalu mengikuti ku, padahal aku ingin sendiri💙

Bucin Oppa-deul: Yesung Oppa And ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang