"Bu Binar, saya izin tanya nggih.." ucap Kanaya. Binar menoleh, "Iya ada apa, Kanaya?" Kanaya berdeham. "Milena dimana ya? Saya kok belum lihat dia? Biasanya kalau sahur bersama begini kan dia selalu ikut bantu-bantu masak.." tanya Kanaya.Binar mengangguk. "Betul juga kata kamu, Kanaya. Baiklah, kalau begitu saya akan memeriksa Milena." ujar Binar. Kanaya dan anak kos Bu Binar yang lain mengangguk.
"Embun, kamar kamu kan bersebelahan dengan kamar Milena. Apa kamu tidak membangunkannya?" tanya Binar kepada Embun, namun Embun menggeleng. "Saya kiranya Milena justru sudah bangun, Bu." jawab Embun. Binar menghela napas.
"Saya tadi sudah mengecek kamar Milena, Bu." lapor Iswa. Binar mengangguk. "Dia sudah bangun?" tanya Binar. "Sudah, Bu. Tadi sudah saya bangunkan. Dan dia kaget lihat jam sudah menunjukkan pukul 5" jawab Iswa. Sekali lagi Binar mengangguk. "Baiklah, terima kasih, Nak Iswa."
"Kalau begitu sekarang yang lain sholat subuh dulu, ya. Biar saya yang ke Milena" kata Binar, yang diangguki oleh seluruh penghuni kosnya.
𝙻𝚘𝚔𝚊𝚕𝚣𝚘𝚗𝚎.
Binar mengetuk pintu kamar Lena. "Permisi, Milena.." ucapnya. Hal itu membuat Lena menengok ke asal suara. "Boleh saya masuk?" tanya Binar. "B-boleh, Bu. Silahkan." jawab Lena. Maka Binar pun menghampiri Lena yang masih terduduk di kasur dengan wajah lesu.
"Sudah sahur, nak Milena?" tanya Binar. Lena menatap Binar, kemudian menggeleng. Binar tersenyum, "Ya udah, kalau gitu sekarang ayok kita makan dulu ya. Biar Lena kuat!" ajak Binar, seraya mengulurkan tangannya. "Terima kasih, Bu.." lirih Lena.
"Benar tidak apa-apa kalau saya sahur saat orang-orang sudah sholat subuh?" tanya Lena dengan nada cemas.
"Nggak apa-apa, sayang. Hari ini kan kamu terlambat bangunnya, jadi nggak apa selama kamu tidak melama-lamakan sahurnya." jawab Binar, seraya mengelus rambut hitam Lena.
"Ini tadi saya ada bawa rawon, mereka sengaja kasih kamu jatah ternyata.." ucap Binar. "Susu hangatnya juga masih ada, Kok" kata Ayana, yang tiba-tiba menghampiri mereka. "Makasih, Kak Ayana.." ucap Lena. Ayana hanya membalas dengan senyuman.
"Hai, Milena~" sapa Hasya kepada Lena. "Hai Hasya.." balas Lena dengan pelan. "Ini aku ada buah apel, dimakan ya." kata Hasya, menyodorkan sebuah apel. "Aku juga ada mangga di kulkas, tapi tadi katanya dibuat buka aja gitu." kata Fio. Lena mengangguk. "Makasih ya." ucap Lena. Fio dan Hasya mengangguk seraya tersenyum.
"Kamu sebenernya harusnya bilang makasihnya ke Kak Kanaya. Soalnya dia yang pertama nanyain kamu.." celoteh Aira. Wajah Lena menunjukkan ekspresi kagum. "Memangnya Kak Kanaya dimana?" tanya Lena, sambil memakan makanan yang sudah disiapkan. "Masih di mushola kayaknya, mau nungguin Kak Rajendra.." jawab Yuni. Lena mengangguk-angguk.
"Ini kemarin aku dikirimin banyak banget sama mamaku, tadi dimakan bareng-bareng. Dan ini aku pisahin yang bagian kamu. Khusus buat kamu~" celoteh Rima, dengan kedipan mata di akhir kalimat. Lena terkikik. "Makasih, Rima." kata Lena. "Gapapa, kan emang kita ini udah kayak keluarga. Jadi keluarga harus saling bantu membantu dong~" ucap Rima.
Setelah berterima kasih untuk kesekian kalinya, Lena akhirnya fokus makan agar dapat cepat-cepat menyusul puasa juga.
"Bu---"
"Loh, Milena?" celetuk Brian saat hendak memanggil ibunya. "Ka-" Binar langsung menginjak kaki Brian agar putra sulungnya itu tidak berkata macam-macam."Stok mi instannya sudah kamu bawa?" tanya Binar, yang dikhususkan untuk sang putra sulung. Brian mengangguk, "Udah dong, Bun~" jawabnya. Binar mengangguk. "Kalo gitu cepet taruh di rak biasanya ya." titah Binar. "Siap bos!" seru Brian.
"Sekali lagi, terima kasih. Apalagi untuk Bu Binar, ibu kos kita tercinta." kata Lena. Binar terkekeh, "Bisa aja kamu.." katanya. "Terima kasih kembali~" balas Eliza, beserta yang lain.
"Kalau sudah selesai makannya, niat puasa. Habis itu baru sholat subuh." pesan Binar. Lena mengangguk.
𝙻𝚘𝚔𝚊𝚕𝚣𝚘𝚗𝚎.
"Heh, guys! Guys!" seru Liam, sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Kenapa, bang?" tanya Arya, sambil ngemil snack. "ARYA! INGET PUASA YA!" seru Felix, seraya mengguncangkan badan Arya. Arya melotot, "OH IYA LUPA KALO PUASA YA ALLAH. ASTAGHFIRULLAH" pekik Arya. "Cepet niat, heh!" seru Gavin.
"Allahumma laksumtu-"
"Niat, Ar. Bukan doa buka puasa.." kata Mark. Arya nyengir. "Nawaitu shaumaghadin an'ada'ii fardhi syahri ramadhana haadihissanati lillahi ta'ala.."
"Bisa juga ada yang lupa kalau puasa." celetuk Rama, seraya menepuk pundak Arya. Lagi-lagi Arya nyengir.
"Oh iya tadi lo mau nanya apaan, Li?" tanya Julian. "Ntar kita ngaji di mushola!" jawab Liam. "Mampus!" pekik Jefran. "Yess!" seru Arslan. "Aduh gue belum siap nihh" gerutu Keenan. "Lu mah apa yang siap? Haha" ledek Bagas. Keenan mencibir.
Eza menatap mereka semua satu-persatu. "Gratis kan?" tanya Eza, setelah memeriksa dompetnya. "Ngaji di mushola gratis. Setiap tahunnya kan selalu begitu." jawab Rajendra, yang berada di dekat pagar mushola.
Fyi, tempat mereka nongkrong sekarang -pos kamling- itu memang tempatnya dekat dengan mushola. Deket banget malah, mungkin 5 langkah sudah sampai. Alias pos kamling-nya ada didepan mushola.
"Mulai kapan, Bang?" tanya Felix. "Besok, insya Allah.." jawab Rajendra.
𝙻𝚘𝚔𝚊𝚕𝚣𝚘𝚗𝚎.
23 - 05 - 2020
©2020, shiNingNingstar
KAMU SEDANG MEMBACA
+JYPɴᴀᴛɪᴏɴ ; Lokalzone.
FanficBuku ini adalah versi lokal dari cerita "+JYPɴᴀᴛɪᴏɴ ; Kita Absurd", Yang menceritakan tentang Perumahan Gemar Sehat dan segala keributan mereka, mungkin juga sedikit curharan mereka. Cast On Story : J.Y. Park, Joon Park, 2PM, Wonder Girls, Miss A...