Bad Day II

38 14 2
                                    

Ingin ku berlari hingga ujung dunia. Tetapi, sesungguhnya yang ku takuti adalah kesendirian. Hal pahit yang kutelan, ialah pada kenyataannya  aku benar-benar sendirian. - AD

"Celine," jerit teman-teman sekelasku. Aku pun langsung menoleh dan terkejut melihat Celine tergeletak di lapangan.

Aku tak mengerti mengapa Celine bisa jatuh tengkurap seperti itu.

Angeline maju dan menamparku. "Lo tuh kalo punya dendam, gausah licik! Lo liat Celine sampe luka gini?" akupun langsung memegang pipiku yang tertampar.

'Tuhan, lecet kemarin aja belum sembuh, masa udah ditampar aja?' ringisku.

Teman-temanku pun menghampiriku.
"Angel! Kok lo main tangan?!"teriak Pamela.

"Heh! Lo gak liat tadi dia nyenggol Celine sampe bedarah kayak gini? Iri lo, mau temenan sama Bobby tapi Bobby malah deketin Celine?" emosi Angeline.

"Itukan gak sengaja! Namanya juga permainan, bisa aja terjadi kecelakaan!"tukas Jasmine.

"Alah sok sok an bilang kecelakaan gak disengaja, padahal ini taktik lo lo padakan?" emosi Angeline.

"Celine kok bisa jatoh?" bisikku pelan pada Lily.

"Pas dia mau ngeblock lo, dia lompat, tapi kayaknya dia hilang keseimbangan, terus jatoh and berdarah. Mungkin juga sedikit terkilir. Namanya juga cewek tulen, baru jatoh dikit dah alay," jawab Lily.

Teman-temanku membelaku, kecuali Annabelle. Ya, dia membantu Celine yang jatuh berdarah. Selain Annabelle, aku melihat Bobby dengan panik pula segera menggotong Celine ke ruang UKS.

"Kok Annabelle malah bantu Celine?" bisik Jasmine.

"Kampret nih bocah!"umpat Pamela.

'Hahaha Annabelle itu teman sebangku mu lho Ellena! Dia malah membantu Celine,'batinku.

Aku pun mengabaikan pederbatan teman-temanku dengan Angeline dan memilih pergi ke taman sekolah.

Aku bolos pelajaran. Dari setelah pelajaran olahraga, hingga pelajaran terakhir, aku absen tak masuk kelas.

Notifikasi handphoneku penuh dengan panggilan teman-temanku. Setelah bel pulang sekolah, aku menunggu beberapa lama untuk mengambik tasku di kelas. Aku hanya ingin menghindari Annabelle dan Bobby.

Namun, saat di gerbang, orang yang kuhindari malah menunggu dan mengahampiriku.

"Gue tau, lo itu deketin gue itu cuman buat popularitas kan? Emang dasarnya lo centil! Lo iri sama Rain, Lily yang deket sama gue dam Ditto? Tapi please, gausah nyelakain Celine, dia gak ada hubungannya," cengkramnya di bahuku.

'Dia memohom padaku hanya demi seorang Celine?' batinku.

"Bob, itu kecelakaan yang tidak disengaja. Gue gak pernah ada rencana buat nyelakain Celine." jawabku.

"Okay. So, gue peringatin ke lo! Jauhin Celine! Ga usah nyari muka dan sok deket sama Lily dan Rain," peringatnya dan pergi begitu saja.

Sungguh, aku kecewa, tak bisa berkata.

Akupun memutuskan pulang ke rumah lebih cepat. Dan melihat Maurine masih di rumahku.

"Na, Maurine mau nginep lagi. Katanya dia betah, disini makanannya enak-enak," celoteh mamaku.

'Bisa ae si tuyul cewe' batinku.

Akupun masuk ke kamar dan merebahkan diri ke atas kasur.

"Kak Ana, nonton Mermaid in Love yuk," celoteh Maurine.

'Gue butuh ketenangan sebentar aja, bisa gak sih?' keluhku dalam hati.

ReliefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang