Manual Paper

41 6 1
                                    

Serumit-rumit apapun masalah yang dihadapi, Tuhan tak pernah memberi masalah tanpa solusi. Karena gembok tak pernah dibuat tanpa kunci. -AD

Malam ini, setelah makan malam bersama usai, kami diberikan waktu sebentar untuk bersantai di dalam tenda, lalu semua murid dikumpulkan di lapangan.

"Woahhh ada pengumuman acara apa nih ya?" tanya Rain sembari berjalan.

"Kayaknya abis ini ada api unggun," tunjuk Jasmine ke tengah-tengah lapangan. Di tengah-tengah lapangan terdapat api unggun yang bisa dikatakan besar.

"Apa kita akan renungan malam?" polos Lily.

"Kayaknya enggak," jawabku, "Biasanya, renungan malam terakhir," lanjutku.

"Kemungkinan besar kita jurit malam," sahut Pamela.

"Mungkin,"

"Lo ga sama Annabelle?" tanyaku pada Pamela. Aku, Pamela, Jasmine dan Annabelle menempati satu tenda. Aku keluar terlebih dahulu untuk pergi ke toilet mengajak Jasmine, maka dari itu aku rasa Annabelle keluar bersama Pamela. Tetapi, saat ini Annabelle tak ada bersama Pamela.

"Oh, dia tadi pergi kemana gitu, lupa gue," jawabnya.

"Ohh," sahutku singkat.

Kami diperintahkan duduk di atas rerumputan basah di lapangan tersebut. Seluruh murid duduk melingkari api unggun.

"Hangat juga ya ada api unggu," celoteh Jasmine.

"Iya, lumayan," setuju Pamela.

Pak Heri selaku ketua pelaksana maju menuju ke tengah-tengah kami membawa sebuah toa.

"Selamat malam anak-anak," sapa pak Heri kepada seluruh murid.

"Malam pak," jawab kami serempak.

"Anak-anak yang bapak sayangi, seperti acara camping lainnya, malam ini akan diadakan jurit malam," umum pak Heri memakai toa di depan semua murid.

"Wooooo," sorak semuanya senang sembari bertepuk tangan.

"Jangan senang dulu anak-anak!" pak Heri menghentikan sorakan kami, "Akan ada banyak rintangan dan tantangan pada jurit malam kali ini."

"Paling rintangannya bapak bakal nyamar jadi pocong," teriak seorang murid. Murid yang lain pun ikut tertawa.

"Hei! Ga sopan kamu!" tegur bu Mary.

"Tidak mungkin lah anak-anak! Masa saya rapih gini jadi pocong," jelas pak Heri.

"Oh kirain pak," jawab murid tadi.

"Pemenang dari jurit malam ini akan mendapat hadiah. Namun, di setiap permainan pasti akan selalu ada peraturan. Peraturannya akan disampaikan oleh bu Mary," jelas pak Heri, "Silahkan bu," pak Heri mempersilahkan bu Mary maju ke tengah dan memakai toa. Bu Mery pun menggantikan tempat pak Heri dan memakai toa.

"Baik anak- anak, saya akan menyampaikan peraturan untuk jurit malam," dia pun membuka sebuah kertas yang ku yakini adalah isi-isi yang akan disampaikan.

"Jurit malam akan diadakan secara berkelompok. Satu kelompok terdiri dari lima orang. Seluruh murid dilarang membawa barang pribadi apapun seperti handphone dan yang lainnya. Semua barang yang diperlukan sudah dipersiapkan oleh pihak pelaksana. Barang- barang tersebut terdiri dari sebuah senter, lilin, korek api, sebotol air minum, seutas tali, karet dan kertas yang berisi petunjuk di dalam sebuah tas yang telah di persiapkan. Jika ketahuan melakukan tindakan kecurangan, maka akan didiskualifikasi," jelasnya panjang dan melipat kertas tersebut tanda selesai menjelaskan peraturan.

"Silahkan melihat kelompok masing-masing di papan pengumuman di tenda sana," tunjuknya ke sebuah tenda besar, "Kalian juga bisa ambil tas yang telah dipersiapkan di sana. Jangan lupa! Satu kelompok satu!" peringatnya.

ReliefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang