1. I'am Fine

128 49 37
                                    

"Kebohongan menyelamatkanmu sementara,
Tapi menghancurkanmu selamanya"

***

Puluhan pasang kaki berhenti, menatap satu titik yg sama. Sesuatu yg mereka harap segera berubah warna agar mereka bisa segera sampai di sebrang sana.

Di antara keramaian ada satu gadis yg menatap jauh kedepan dengan ponsel yg menempel di telinga, masih menanti deringan di sambut oleh seseorang yg sedari tadi ia pikirkan.

"hallo, jim. Kau dimana ?"

"Aku ada di perjalanan, sayang. Ada apa ?"

Begitulah yg ia dengar sebagai jawaban dari pertanyaannya. Lantas gadis itu tersenyum meski tertutup masker yg ia kenakan, masih dengan ponsel yg menempel di telinga kanan.

Gadis berkulit putih bersih itu masih berdiri di pinggir jalan, menunggu lampu hijau menyala untuk para pejalan kaki menyebrang.

Menunduk--masih mematri senyuman lebar di bibir. Ia tau. Kembali mengangkat kepalanya, menatap lurus kedepan. Fokus pada satu objek di sebrang sana yg masih mencuri penuh perhatiannya.

Dan kembali bersuara setelah menghela nafas lemah.

"Tidak, aku hanya merindukanmu. Ada waktu ? Bisa bertemu ?"

Sepersekian detik masih belum ada jawaban. Bersamaan dengan lampu lalu lintas berubah menjadi merah, lampu penyebrang berubah menjadi hijau, dan kerumunan orang-orang yg semula menunggu seperti dirinya, kini mulai melangkahkan kakinya melewati zebracross--Jimin menjawab.

"Maaf, sayang. Aku sedang bersama Bunda sekarang. Mungkin nanti malam aku akan ke rumahmu. Bagaimana ?"

Gadis berambut kelam itu masih diam di tempat, membiarkan orang-orang melaluinya begitu saja. Mendadak rasanya ingin segera berlari menghampiri seseorang yg tengah berdiri di luar sebuah Toko di sebrang sana untuk menamparnya.

Tapi ia bukan gadis kasar seperti itu. Yg ia lakukan hanyalan tersenyum getir. Kekasihnya berbohong.

Jimin. Sedang bersama seorang gadis yg ia tidak kenal di sana sambil membawa sebuah paperBag berukuran besar yg ia yakini berisi sebuah boneka. Gadis berbeda lagi, dari yg terakhir ia lihat.

Kenapa kebosanannya berdiam diri di rumah selalu membuatnya melihat hal yg menyakitkan hati. Sejak dulu, selalu begitu.

Kepalanya bergerak gelisah. Menghela nafas tegas dengan mulut terbuka.

Lagi. Kekasihnya itu berbohong untuk kesekian kalinya--di depan matanya. Matanya memanas. Ingin menangis tapi ia sadar situasi dan kondisi.

Berpura-pura tidak tau. Itulah yg akan ia lakukan setiap harinya. Ia terlalu sayang, terlalu cinta, dan terlalu bucin kepada cinta pertamanya itu--Park Jimin.

***

Kelas XI-IPA1. Divisi unggulan berisikan siswa siswi bobrok dalam urusan kelakuan, namun kepintaran mereka jangan di ragukan. Meskipun kelakuan absurb, otak mereka cukup encer. Sebab itulah mereka di tempatkan di kelas unggulan ini. Kelas kebanggaan para Guru.

Selain itu, visual siswa siswi kelas IPA1 selalu menjadi The Most Wanted satu sekolah bahkan di sekolah tetangga.

Suasana ricuh selalu saja meramaikan situasi kelas. Jam kosong. Waktu yg di dambakan para siswa siswi.

Tapi tidak bagi gadis yg duduk termenung di bangku deretan ke dua barisan paling kanan. Ia sedang tidak ingin menanggapi setiap kerecehan teman-teman satu kelasnya. Malas, dan lemas.

Hai, Bye.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang