Kenalan.

160 4 0
                                    

Nata Pov

Pagi ini gue memutuskan untuk berangkat sekolah lebih awal. Karna ada beberapa tugas yang belum gue selesaikan.

Saat sampai di sekolah, dari parkiran gue liat Rendi, Tara dan Dino berjalan ke arah kelas gue.
Gue kenal mereka, mereka sahabat gue dulu, sebelum gue pergi saat kejadian itu.

Gue buka pintu kelas gue, gue ga kaget saat liat mereka ada di dalem, karna gue uda liat mereka tadi.

Rendi jalan ke arah gue "hem muka lo biasa aja liat kita!"

Gue ga menjawab.

"lo ga usah deket deket sama Ana. Bisa?" tanya Dino menatap gue dengan serius.

"gue waktu itu terpaksa ningga-

Tara mendekat dan memotong ucapan gue "terpaksa lo bilang? Lo bukan terpaksa bro! Tapi lo ga punya hati tau ga?"

"lo ga usah deket deket Ana. Anggap aja kalian berdua ga pernah kenal, ga pernah sahabatan apalagi punya hubungan sama dia!" kata Tara pergi ke luar kelas gue, di susul oleh Dino.

"gue percayain Ana dulu sama lo, gue kira lo pantes tapi nyatanya lo ga pantes! Tambah Rendi lalu pergi menyusul Tara dan Dino

Gue salah ninggalin lo dulu Na. Gue emang ga pantes buat cewek sebaik lo.

———————

Ana Pov

Pagi ini gue telat bangun, ini karna kemarin gue begadang baca novel dan alarm gue mati. Sial kan?

Gue lari ke bawah untuk nyari bang Rangga.

"bang, lo ga bangunin gue?"

Bang rangga berdiri dari meja makan, lalu mengambil kunci mobilnya
"lagi pengen telat aja, yukk"

Sampai di sekolah gue liat pintu gerbang masih terbuka dengan lebar. Bruntungnya gue ga telat.

"yahh kok ga telat sih" ucap bang rangga kesal.

Gue meliht ke arahnya dengan malas "gue ga tau kenapa bisa punya abang seaneh lo!

Bang rangga senyum "tapi lo sayang kan?" tanyanya mencubit pipi gue.

Gue pun senyum dan mendekatkan wajah gue dan menjawabnya
"enggaaaa!"
Lalu gue keluar mobil meninggalkan bang rangga.

"pagii guys, sahabat gue paling ganteng kalo di liat dari sedotan" sapa gue dengan senyum termanis yang gue punya.

"terus gue mesti bilang lo cantik gitu?" tanya Tara dengan logat di buat buat

"Ana kan emang cantik, kalo di liat dari atas gedung lantai 20" sahut Dino lalu mereka berdua tertawa terbahak bahak.

Apa yang lucu?

Gue mendekat ke arah rendi yang gue liat dari tadi cuma diem aja "ren..?"

"ehh iya?"

"lo baik baik aja kan? Lo sakit ya? Kok diem?"

"dia itu sariawan!" sahut Dino

"ehh bukan bukan dia sakit gigi" tambah Tara lalu mereka kembali tertawa

Rendi tidak menanggapi. Dia membuka ponselnya saat ada notif chat masuk. Dan wajahnya bertambah datar.

"siapa?" tanya gue penasaran

"itu anu-

Tetttt tettt tett

"Nahh itu bel masuk"

"gue tau ren!" sahut gue lalu duduk di meja masing masing.

Pelajaran berlalu seperti biasanya. Hari ini gue cukup fokus dan berharap pelajaran ini cepet berlalu karna gue pengen ke kelas nata.

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang