Sendiri.

1.2K 22 0
                                    

Happy Reading !
—————————————

Menikmati desiran angin malam yang menemani kesunyian ini. Kesendirian ini bukanlah hal yang baik di dalam hidup ini. Tanpa kebersamaan gue merasa hidup tanpa kebahagiaan.

Ditinggal orang tua beberapa tahun yang lalu, membuat gue semakin merasa bahwa gue benar benar kesepian, walaupun saat ini gue tinggal dengan kakak kandung gue Rangga Saputra. Hanya dia satu satunya keluarga yang masih tersisa di samping gue.

Hey! Kenalin gue Ana Aulia, gue adalah salah satu siswa kelas 11 di SMA Bintang.
Hobby gue membaca novel, menikmati musik santai dan menyendiri.
Diusia yang di bilang masih sangat muda ini gue sangat ingin menjadi seorang penulis.

Jika di tanya tentang apa yang membuat gue merasa bahagia, maka gue akan menjawab waktu. Waktu bagi gue waktu adalah kebahagiaan. Jika tanpa waktu kita tidak akan pernah melihat apalagi merasakan kebahagiaan.

Inilah hidup, inilah waktu dan inilah gue. Hari ini gue memutuskan melewati malam dengan membaca novel dari Novanka Raja yang berjudul Sempurna.

"Anaaa !!! Anaaaa !!!!!, keluar deh cepet" teriak bang Rangga.
Dengan malas gue turun dari pulau kesayangan gue yaitu pulau kapuk, dan menghampirinya.

"apa? Ganggu lo!" sahutku dingin.

"idihhh, hangetin dikit mbak!, ke luar yuk, gue mau beli parfum nih!" ajaknya

"engg-

"ga nerima penolakan dan jangan lama gue tunggu di mobil" seru bang rangga yang tanpa merasa berdosa telah memotong ucapan gue.

Dengan malas gue bersiap dan turun untuk menemani abang gue itu.

Dan ini bagi gue sangat membosankan! 3 jam gue nemenin ini bocah di toko ini. Entah parfum apa sebenarnya yang ingin dia beli sampai 3 jam disini. Dan saat keluar dari toko dia hanya membawa 1 botol parfum. 1botol parfum membutuhkan waktu 3 jam?

Abangku lebih parah dari cewek ternyata.

Saat keluar dari toko gue ngeliat seorang cewek sedang berjalan bersama seorang cowok dengan bergandengan mesra. Gue rasa mereka seumuran sama gue. Dia juga berbelanja di toko yang sama dengan gue. Dia juga keluar barengan sama gue. Tapi bedanya dia sama cowok tampan dan manis yang gue yakini itu sih pacarnya.

Sementara gue? Gue berjalan dengan seorang cowok tampan yang bawel dan tentu dia abang gue bukan pacar gue.

"hemm.. Tuan putri jomblo iri ya liat sepasang sandal jepit?" ceplos bang rangga sambil menaik turunkan alisnya.

"apa sih. Ana ga iri! Iya Ana tau ana jomblo, tapi lo kan juga jomblo bro? Lupa ya?" tanya gue lalu mendahuluinya masuk mobil.

"resek lu, adik durhaka!" teriak bang rangga yang masih bisa ku dengar.

Lalu kami pun berlalu dari toko itu dan berhenti di salah satu restaurant. Saat masuk ke dalam gue heran orang yang makan di sini rata rata bawa pasangan.

"bang? Lo sadar ga sih ini tempat orang pacaran!"

"bodo. Gue kan jalan sama lo jadi anggep aja lo pacar gue!" jawab bang rangga sambil ketawa kecil.

Gue merasa putus asa! Kalau gue nyahut perdebatan dengan cowok bawel ini bisa bisa sampai pagi.

Setelah hampir 1 jam gue di sana akhirnya kita memutuskan untuk pulang dan beristirahat karna besok gue dan bang rangga akan sekolah. Oh ya gue dan bang rangga juga satu sekolah cuma bedanya dia kelas 12.

"lo ke kamar bersih bersih terus istirahat!" kata bang rangga saat kami sudah sampai rumah, yang aku jawab dengan deheman kecil.

"besok gue bakal kenalin lo sama calon ipar lo!" katanya lagi yang kali ini berhasil membuat gue melotot ke arahnya

"sante dong mbak! Awas Keluar tuh mata!"

"siapa?" tanya gue dengan nada datar karna selama ini bang rangga ga pernah ngebahas soal cewek dan gue kira dia masih jomblo.

"Vika..." sahutnya dengan nada kecil yang masih mampu aku dengar.

Aku menoleh, terkejut saat mendengar nama itu.
Nama seorang cewek yang rasanya ga asing.

"dia...? Apa gue kenal dia Bang?"

"hem.. Iya.. Besok lo tau" jawabnya lalu berjalan ke kemarnya.

Gue kenal vika? Gue ngerasa gitu. Tapi gue ga tau dia siapa. Kepala gue sakit saat mencoba mengingat nama itu.

Araghhhhhh!!!!

———————

Thank you😊

Sampai jumpa di next part!

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang