Jangan Lelah Ana.

227 19 7
                                    

Ana Pov

Slamat pagi Rabu!
Ouh Tanggal!! Terimksi sudah berwarna merah, gue kan enak jadi libur, mwehehehe
Tapi ga enak juga sih ga bisa ketemu Nata, sedih gue.

Pagi ini gue bangun lebih awal jam 9 pagi, ya biasanya kalo libur gue bangun paling cepet jam 11. Rajin kan gue? :D

Setelah gue menyelesaikan ritual gue di kamar mandi, gue langsung turun niat sarapan.

Tapi sebenernya males juga sih karna nenek gue masih nginep di sini untuk beberapa hari ke depan, tapi apa boleh buat cacing cacing tercinta di perut gue udah konser perdana.

"Gimana tidurnya, nyenyak?" tanya seorang cowok yang membelakangi gue, yang gue yakini itu bukan bang Rangga.

Saat cowok itu balik badan. Dan ternyata itu Bang Reyhan. Kembaran Bang Rangga yang memilih sekolah di luar Negri, tinggal bareng kakek sama nenek semenjak orang tua gue meninggal.

"Bang Han? Tumben pulang?" tanya gue hati hati. Jujur gue takut sama dia.

Bang Reyhan jalan ke arah gue.
"Gue pengen liat, gimana hidup seorang gadis yang udah ngebunuh orang tua gue"

"Mereka juga orang tua gue bang!" teriak gue, tanpa gue sadari.

"wahhh bagus, ga pernah tau sopan santun kamu? Ngomong sama orang yang lebih tua kok ga sopan gitu?" tanya nenek gue yang dari tadi duduk di sofa.

Gue ga sengaja teriak!

"ga nek, ana ga maksud gitu sama Bang Han"

"lo ga punya hak dan lo ga pantes buat manggil gue Bang Han!"
Teriak Bang Reyhan ngedorong gue.

"Ana adiknya Bang Reyhan!" ucap gue membranikan diri.

Bang reyhan tersenyum sinis.
"adik gue cuma 1, yaitu rangga! Lo bukan adik gue, lo itu pembunuh! Lo itu penghancur kluarga gue! Seharusnya lo yang mati bukan mereka!

Gue udah ga sanggup lagi denger setiap kata yang keluar dari mulut abang gue.
Gue lari ke kamar meninggalkan mereka.

"gue belum selesai ngomong pembawa sial!" teriak bang Reyhan yang masih bisa gue denger.

——————

Author Pov

Di kamarnya Ana hanya bisa menangis, ia bingung, ia harus apa agar kluarganya bisa kembali seperti dulu lagi.

Hanya Rangga kluarga satu satunya yang masih menganggap Ana sebagai bagian dari hidupnya.

"Ana pengen ikut ayah, sama bunda, Ana lelah!" ucap Ana terisak.

Sementara di luar...

"apa lo ga terlalu keterlaluan Han? Sampe segitunya loh lo sama Ana ga habis pikir gue." tanya Rangga pada Reyhan kembarannya.

"angga! Dia pantes digituin, dia itu manja, egois, gara gara dia orang tu-

"Udah Han cukup! Bentak rangga memotong ucapan reyhan.

"ini semua takdir Han, ini udah jalannya kayak gini, lo itu kembaran gue cuma beda beberapa menit aja. Tolonglah pemikiran kita jangan terlalu jauh di bedain" lanjutnya

Hening.

Tidak ada jawaban dari Reyhan.

"udahlah rangga, otakmu itu udah di cuci sama si Ana itu!" ucap Rahma

"ga ada yg cuci cucian nek, otak rangga ga sekotor otak kalian!" sahut Rangga kemudian berlalu meninggalkan mereka.

Reyhan duduk di sebelah Rahma.

"sudahlah Rey, dia memang pantas mendapatkan itu, ingat dia udah membuat orang tua kamu pergi untuk selamnya!"

Rangga berjalan menuju kamar Ana.
Ia tau adiknya itu sedang tidak baik baik saja.
Berkali kali rangga mencoba mengetuk pintu, tapi tidak ada tanda tanda kalo Ana akan membuka pintu itu.

"Ana.. Tolong, kali ini aja buka ya pintunya.."

Ana tidak menjawab.

"Ana, bang Rangga disini sayang, buka ya pintunya!"

Masih sama. Ana tidak menjawab apalagi membuka pintu.

"Ana! Kalo dalam hitungan 3 kamu ga buka pintunya, abang larang kamu deket apalgi ketemu sama Nata!
Satu... Dua..  Ti-

Pintu terbuka menampilkan sosok Ana dengan mata bengkak dan hidung merahnya.

"sabar napa sih! Kuncinya itu tadi ana lempar, masih nyari tau!" ucap Ana lalu kembali masuk ke kamar di ikuti Rangga.

"alah! Alsan lo, baru bilang Nata aja langsung buka pintu.

Ana memeluk rangga.
"bang.. Ana sayang sama Bang Han..
Kok bang han benci banget sama Ana? Iya Ana tau karna Ana orang tua kita..
Ucapan Ana terpotong, tangisannya kembali pecah.

"udah.. Ini jalan dari tuhan na" sahut Rangga menenangkan Ana.

"Kok bang Rangga ga benci sama Ana?" tanya Ana

Rangga tersenyum lemah "dulu..

Flashback On

Malam sebelum kejadian itu.

"Bang rangga di panggil ayah tuh, di kamar" panggil bundanya

"Rangga aja nih? Reyhan sama Ana?"

"mereka kan udah tidur, kasian kalo di bangunin pasti capek.
Ayuk ahh, udah ditunggu tuh!" ajak bundanya menarik tangan Rangga pelan.

Rangga melihat ayahnya membawa foto keluarga mereka.
Tatapannya sendu.

"yah kenapa? Kok sedih gitu?" Tanya Rangga lalu duduk disamping ayahnya.

"angga, titip Ana ya! Jagain dia, dia itu si manja" ucap Reno ayahnya.

Rangga menatap ayahnya bingung.
"ayah nitip nitip segala, mau kemana emang?"

"ayah sama bunda mau pergi jauh sayang, Jangan pernah berantem apalagi sampe benci sama Ana, ayah sama bunda percayain Ana sama kamu, kalo sama Reyhan mereka kan jarang akurnya" sahut bundanya lalu memeluk Rangga.

Rangga semakin bingung, pergi jauh? Ke mana?

"kalo rangga larang kalian pergi bisa? Ana ga bisa jauh dari kalian, dia rewel pasti"

"kamu bisa jaga Ana rangga! Ayah titip dia, apa pun yang terjadi sama ayah dan bunda itu udah takdir dan jalan dari tuhan..

Flashback off.

Dan setelah itu gue kebangun Na.. Gue  ga tau kalo itu pirasat buruk! Kalo gue tau mimpi itu adalah pertanda gue ga akan biarin kalian pulang waktu itu!" ucap Rangga.

"bang rangga, maksih uda mau jagain Ana ya" kata Ana mengeratkan pelukannya.

Rangga tersenyum
"udah kewajiban ini mah, jangan nangis lagi, jelek tau."

Jangan pernah Lelah ya Ana hadapi ini semua -Batin Rangga

—————

Trmkasi kalian yang udah baca cerita ini sampe sini🤗

Sampai Jumpa di part selanjutnya ya☺

Kalo ga keberatan boleh dong diklik bintangnya😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang