Ruang Misteri.

199 6 0
                                    

Ana Pov

Kesempatan bangun siang menghampiri gue hari ini, karna hari ini adalah hari minggu.
Tapi hari minggu adalah saatnya bersih bersih rumah sendiri. Karna hari minggu bik mira diliburin sama bang Rangga. Sengaja banget biar gue ga diem aja dirumah.

Pas mau ngambil alat bersih bersih di gudang , gue ga sengaja lewat di depan sebuah ruangan yang rasanya gue ga pernah masuk ke sana.

Saat gue mau buka ruangan itu ternyata di kunci. Pasti kuncinya di bawa bang Rangga.

"Anaaaa!!" teriak bang rangga dari arah dapur.
Gue pun berlari kecil untuk menghampirinya.

"lo baru bangun jam segini?" tanya gue heran saat liat bang rangga yang masih berantakan banget.

"sarapan ga ada?" tanyanya lagi sambil ngucek matanya.

"ga ada! Hari minggu bik Mira libur!"
Kata gue yang di jawab dengan deheman kecil olehnya.

"Bang minta kunci rungan di sebelah gudang dong.." ucap gue sambil menengadahkan tangan. Kayak bocah SD minta uang jajan.

"ada perlu di ruangan itu?" tanya bang Rangga

"ga sih, pengen ke sana, selama tinggal di sini gue ga pernah ke sana"

"lo sering ke sana" jawabnya santai

Sering ke sana? Masa iya?

"lo yang bawa kuncinya. Cari lah sendiri ngapain minta ke gue sih?"
Kata Bang rangga kemudian balik lagi ke kamarnya.

Kuncinya gue yang bawa? Gue taruh di mana ya? Gue langsung lari ke kamar, nyoba nyari itu kunci tapi sayang ga ketemu.
Gue pun berbaring di tempat tidur putus asa.

"hay Ana?" sapa seorang cowok yang gue rasa kenal dia.

"lo siapa, ngapain lo disini?" tanya gue bingung.

"Nata... Kamu nyari kunci kan? Ini!"
Pas gue mau ngambil itu kunci tiba tiba gue denger ada orang yang neriakin nama gue.

"Ana isss Ana Aulia Bangun, bersih bersih Ana!!!" panggil Bang Rangga

Gue bangun. Dan gue sadar ternyata gue ketemu cowok itu di mimpi.

"Nata.." kata gue lirih, ga tau kenapa gue ngerasa sedih dan ada rasa rindu saat inget mimpi dan inget nama itu.

"kenapa sama Nata? Lo kenapa? Kepala lo sakit atau apa?" tanya Bang rangga khawatir

"Ana sayang Nata.." kata gue tanpa sadar dan setelah itu semuanya gelap.

———————

Rangga Pov

Niat gue cuma ngebangunin Ana dan ngajak dia bersih bersih.
Gue ga tau kalo Ana akan pingsan kayak gini.
Gue panik, gue bawa dia ke rumah sakit saat itu juga.

"Rangga..?" panggil seorang dokter muda yang selalu menangani Ana semenjak kejadian itu.

"Gimana dok?" tanya gue panik

"Ana baik baik aja kok, mungkin dia melihat sekilas tentang orang di masa lalunya sampai kepalanya benar benar sakit dan dia pingsan. Hari ini dia uda boleh pulang. Jangan lupa tebus obatnya ya" kata dokter itu lalu menyerahkan resep obat untuk Ana.

Gue masuk ke ruangan rawat Ana. Dia masih menutup matanya.
Gue duduk di sampingnya, tanpa sadar air mata gue jatuh liat adik kesayangan gue terbaring lagi di rumah sakit.

"Bang Rangga.." panggil Ana lirih

"iya Ana.. Abang di sini, yang mana yang sakit?" tanya gue saat gue liat dia mulai membuka matanya dan menyesuaikan cahaya.

"Ana di mana? Terus abang kok nangis, cowok ga boleh nangis tau!"
Kata Ana sambil ngusap pipi gue, yang basah karna air mata

Adik gue emang manis dan manja kalo lagi sakit kayak gini.

"Ana di rumah sakit, tadi Ana pingsan. Abang sedih liat Ana kayak gini, jangan sakit lagi ya" kata gue lalu mencium keningnya.

"Bang.. Ana mimpiin cowok itu lagi, anak baru di sekolah itu namanya Nata. Dia sering dateng di mimpi Ana sebelum dia sekolah ditempat kita, Ana sayang dia.. " ucap Ana dengan senyuman kecil dibibirnya.

"semoga mimpi Ana jadi kenyataan ya, semoga Ana bisa deket sama dia" sahut gue dengan niat menghiburnya.

5 jam Ana beristirhat di rumah sakit setelah dia membaik, dokter ngijinin gue buat bawa dia balik.
Dokter juga bilang sama gue dia ngijinin Ana buat deket sama Nata selagi itu ga membuat kepala Ana jadi sakit.

Apa bisa gue biarin Ana deket sama Nata? Padahal gue tau Nata uda nyakitin Ana saat kejadian itu?

"bang kok bengong?" tanya Ana membuyarkan lamunan gue.

"ga apa.. Lo mau makan sekrang?"

"emm.. Iya deh" jawabnya sambil mengangguk pelan
Gue pun bangun dan melangkah keluar dari kamar Ana.

"bang Rangga.." panggil Ana sambil narik tangan Gue

"apa?" tanya gue lalu membalikkan badan meghadap Ana

"kasi Ana ijin buat deket sama Nata ya"

Gue ga menjawab, gue ngelepas genggaman tangan Ana perlahan.
Gue keluar dari kamar Ana untuk nyari makan buat dia dan gue.

Gue belum bisa ngijinin Ana saat ini. Hati gue belum sepenuhnya bisa nerima kedatangan Nata lagi di hidup Ana.
Gue takut Nata bakalan ngelakuin hal itu lagi sama Ana.

———————

Terimakasih sudah di baca!

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Sab. 16Mei2020

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang