Masih Berusha.

131 7 0
                                    

"bagus yaa! Jam segini masih di atas tempat tidur! Dasar pemalas!"
Bentak Rahma menarik Ana yang masih tertidur hingga jatuh dari tempat tidurnya.

Ana melihat ke arah jam yang berada di samping tempat tidurnya.
Pukul 04.30 pagi!

"nenek ini masih pagi, Ana ga brangkat sekolah sepagi ini nek!" ucap Ana yang masih duduk di lantai.

Rahma menarik rambut Ana "ngejawab aja ya kamu! Sebelum ke sekolah, kamu bersih bersih rumah dulu! Habis itu buat sarapan!"

"kan ada pembantu nek.. Ana masih ngantuk banget!"

"alah! Jangan manja kamu! Cepet!" bentak Rahma menarik Ana untuk turun.

Ana pasrah dengan semua ini.
Lalu Ana memulai membersihkan rumah lalu membuat sarapan dengan mata yang masih mengantuk.

Setelah semua itu selesai ia kembali ke kamarnya. Niatnya ingin melanjutkan tidur.
Tapi ia urungkan karna jam sudah menunjukkan pukul 6. Ana berlalu menuju kamar mandi dan bersiap untuk ke sekolah.

Ana memasuki sekolah yang masih sangat sepi "sepagi ini ya ke sekolah, terus sampai sekolah gue ngapain? Ahhh nunggu Nata aja deh di kelasnya!"

Ana duduk di meja Nata. Membayangkan Nata juga duduk di sampingnya, mencubit pipinya dan mengacak rambutnya dengan lembut.

"lo bukan warga kelas ini!" bentak seorang cowok di depan Ana yang tak lain adalah Nata.

Ana berdiri dan tersenyum ke arah Nata "Ana nungguin Nata loh!"

"ga nanya!" sahut Nata lalu pergi meninggalkan Ana.

Ana berusaha mengejar Nata. Langkahnya terlalu cepat untuk diimbangi, tapi Ana tetap berusaha untuk berjalan di samping Nata.

Ana menarik tangan Nata "bisa ga sih Nata, sekali ini aja, liat Ana!"

Nata berbalik menatap Ana "ga bisa!"

"lepasin tangan gue!" bentak Nata lalu menarik paksa tangannya.

Ana menatap punggung Nata yang semakin menjauh.

Secuek dan sejutek apa pun Nata, Ana tetep sayang kok - Batin Ana

Ana berjalan menuju ke kelasnya. Jam semakin siang, beberapa siswa dan siswi juga mulai berdatangan.
Ana duduk di mejanya mengeluarkan novel kesukaannya.

"lo kenapa berangkat pagi pagi banget?" tanya Rangga berjalan mendekati Ana.

"pengen aja" sahut Ana tanpa mengalihkan matanya dari novel yang ia baca.

Rangga menutup paksa novel Ana.

"bang lo apaan sih, pagi pagi ganggu banget!" ucap Ana dengan nada kesal.

Rangga duduk di samping Ana "disuruh bangun jam berapa sama nenek?"

Bukannya menjawab tapi Ana malah menangis. Dan memeluk Rangga.

"hey.. Kenapa?" tanya Rangga

"nenek kapan bisa sayang Ana?"

Rangga menyeka air mata Ana
"udah ga usah dipikirin, ada Abang yang sayang sama Ana"

Ana tersenyum dan mengangguk pelan.

"abang ke kelas ya! Belajar yang rajin!" Rangga berdiri lalu meninggalkan Ana.

———————
Rangga POV.

Setelah dari kelas Ana. Gue pergi ke taman belakang untuk menemui Nata.
Gue liat Nata duduk di kursi panjang dan membawa sebuah gantungan kunci kura kura kecil.

"lucu.."ucap gue lalu duduk di samping Nata

Nata tersenyum tipis "punya Ana, tapi mungkin dia lupa."

Gue mengambil gantungan kunci itu,
"dia masih suka kura kura kok!"

Nata memandang gantungan kunci itu dengan tatapan kosong.
"waktu itu...

Flashback On.

"Ga! Ana maunya jalan sekarang ya!" rengek Ana pada Nata.
Saat itu mereka sedang berada di rumah Nata.

"iya iya sekarang!" sahut Nata mencubit pipi Ana.

Mereka pun berlalu menuju salah satu tempat wisata yang ada di dekat kota mereka.
Tujuan Ana ke tempat itu bukan untuk mengambil foto.
Tapi untuk berbelanja.

Ana tidak terlalu suka Mall, ia lebih suka berbelanja di tempat yang menjual barang barang unik dan antik.

"mau beli apa sih?" tanya Nata yang melihat Ana sibuk memilih barang.

"nah ini!" teriak Ana lalu menunjukkan sepasang gantungan kunci berbentuk kura kura berbahan kramik dan kakinya di buat dari kerang.

"buat ap -

"ini yang lebih besar pasti kura kuranya cowok, ini buat Nata yang kecilan buat Ana" ucap Ana memotong ucapan Nata.

Nata mengamati gantungan kunci itu
"kenapa Ana suka kura kura?"

Mereka bertatapan
"Karna kura kura lucu, unik dan umurnya panjang" ucap Ana dan Nata bersamaan.

"ihh uda tau kok nanya" ucap Ana memutar bola matanya malas.

"di kasih aku, biar hubungan kita kayak umurnya kura kura kan?"

Ana menoleh "em, betul!"

Flashback off

"lo sayang Ana?" tanya gue mebuyarkan lamunan Nata

"tanpa lo tanya bang!" sahut Nata

Nata menoleh ke arah gue "Ana masih suka ngoleksi boneka kura kura dan sejenisnya ga bang?"

Gue hanya mengangguk pelan.
"kenpa lo dingin gitu ke Ana?"

Nata ga ngejawab dia berdiri, ngambil gantungan kunci itu dari gue dan pergi gitu aja.
Gue ga ngerti sama Nata makin hari makin aneh.

———————
Author Pov

"Pagi Ana yang cantik, baik hati dan tidak sombong" sapa Tara pada Ana yang masih sibuk dengan novelnya

"kalo gini sih biasanya ada perlu, ya kan ya kan?" tanya ana menaik turunkan alisnya.

Rendi duduk di samping Ana
"Ana cantik bagi PR matik dong, Ana baik deh!"

Ana pura pura tidak mendengar ucapan Rendi. Dia fokus dengan novel di tangannya.

"ada es krim. Coklat, bakso, nasi goreng gratis loh Na!" ucap Tara di depan Ana

Ana menoleh "kurang menarik"

"ditambah boneka kura kura mini yang comel!" sambung Dino yang baru saja sampai di kelas

Ana tersenyum "10 ya?"

"5 deh ya" sahut tara

Ana menggeleng lalu membaca novelnya kembali

"em 6 deh 6, yayayaya " tawar Dino

Ana masih tetap menggeleng.

"iyaa 10 boneka kura kura mini!" ucap Rendi yang berhasil membuat senyum Ana melebar.

Ana menyodorkan buku tugasnya dan di ambil oleh Dino
"kalo bukan karna tugas ini di jadiin nilai tambahan ulangan, gue ga akan buat" ucap dino duduk di mejanya lalu diikuti oleh Tara dan Rendi.

Ana yang melihat itu, geleng geleng heran dengan kelakuan sahabatnya.

——————
Terimaksi sudah di baca😊

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang