04 | Feeling

44 10 1
                                    

Ini masih sangat pagi, tapi Riri sudah lebih dulu sampai di sekolah dan meninggalkan Sejeong.

Ia berjalan sambil menggerutu di lorong sekolah.

Sumpah gue masih aja kesel, kenapa kemarin si Jeka diem aja di bilang gitu?

Kenapa dia gak bilang kalo kita emang kebetulan ketemu?

Jadi ribet, kan! Kak Yoongi makin jauh aja nanti kalo dia tau gue deket sama dia.

Tarik napas, Ri. Lo cuma risih dikit doang. Please, jangan nyusahin diri sendiri cuma gara-gara si ketos itu.

Tak lama, ia masuk ke dalam kelas dan mendapati mejanya dan Rose sudah di isi oleh orang lain.

"Hah, bekel siapa, nih?" Ada kotak makan bergambar kelinci di atas meja.

Riri juga melihat laci mejanya yang penuh dengan buku.

Tentu saja Riri kaget. Ia tahu sekali, dirinya tidak serajin itu membawa banyak buku.

"Loh?! Ini punya siapa?"

"Punya gue," seru seseorang.

Saat berbalik badan, Riri melihat Jeka yang melipat tangannya di dada.

"Lo salah kelas! Ini kan kelas gue. Kok—"

"Good morning, guys." suara itu membuat Riri dan Jeka menoleh.

"Asekk, sekelas lagi kita," kata Jaehyun yang duduk sambil melihat seisi kelas.

"Jaehyun, kok lo di sini?" tanya Riri yang masih kebingungan.

Jaehyun duduk di belakang Jeka. "Lah, lo nggak tau?"

Riri menempelkan tangannya di kening. "Tunggu-tunggu. Maksudnya gimana sih ini? Kok bisa tukeran gini? Gak ngerti gue."

"Yaudah sih terimain aja lo duduk sama gue. Syukurin aja woi bisa duduk sama orang ganteng," ujar Jeka yang menaruh kotak makan tadi di laci.

Ia duduk dengan nyaman dan tanpa dosa.

"Gak! Lo duduk di tempat lain aja. Ini bangku gue, lo gak boleh seenaknya duduk di bangku orang." Riri mendorong bahu Jeka dari samping agar ia pindah tempat duduk.

Rencananya sia-sia saja.

Jeka menarik Riri agar duduk. Dan sekarang Riri sudah terduduk disampingnya. "Bawel. Duduk mah duduk aja."

Tak lama, bel berbunyi.

Riri duduk dengan keadaan kesal dan masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Bu Inggrid-guru matematika- datang dengan murid laki-laki yang membawa tongkat.

Riri yang sibuk dengan bukunya pun tidak melihat siapa yang sedang bersama bu Inggrid.

"Anak-anak, akhirnya teman kalian yang hampir sebulan di rawat sudah jauh lebih membaik sekarang. Dia sudah bisa belajar bersama kembali. Karena masih proses pemulihan, mohon bantuannya."

Riri yang mendengar hal itu pun langsung mendongak.

He is her bestie. Mingyu kembali.

Suasana hati Riri berubah seketika.

Perasaannya campur aduk. Senang bisa melihat Mingyu kembali ke kelas. Terharu karena tau dirinya yang memakai alat bantu (kruk) agar bisa berjalan.

Bagaimanapun juga, Riri harus menyambut sahabatnya itu dengan hati yang bahagia.

"Mingyu, silahkan duduk."

Riri bangkit seketika. "Bu, biar saya aja yang pindah ke bangku belakang."

My Precious Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang