"Lo udah punya pacar belom, Jek? Yang mana, dah? Cantik nggak? Kenalin ke gue dong."
Ting. Jeka menyimpan sendoknya di atas piring.
"Nggak. Gue nggak punya pacar," jawab Jeka singkat.
"Kenapa, sih? Nggak ada yang naksir sama lo apa gimana?" tanya Ryuna lagi.
"Gue yang nggak mau."
"Elah, sok jual mahal banget. Nanti nggak ada yang suka beneran, loh," canda Ryuna yang nikmat menyantap nasi goreng.
Jeka mengembuskan napas. "Biarin. Gue belum butuh," ujarnya, lalu meneguk air putih.
"Mau gue kenalin? Gue punya beberapa temen cakep, lo mau nggak? Yang satu sekolah juga ada, bahkan seangkatan sama lo. Gimana, ma—"
"Nggak." Jeka bangkit dari meja makan.
Ia pergi tanpa pamit pada Mama Ryuna.
Mama Ryuna—bibinya— datang sambil membawa kotak bekal. "Loh? Jeka udah berangkat?"
Ryuna meminum air putih dihadapannya. "I-iya ma. Tadi katanya ngedadak gitu. Ada yang perlu dirundingin buat diumunin buat rapat OSIS nanti, jadi dia nggak sempet pamit."
"Oh gitu. Yaudah, mama nitip sama kamu aja, ya." Mama Ryuna menyerahkan kotak bekal tadi.
Setelah selesai. Ryuna pamit pada Mama dan bersiap untuk pergi sekolah.
Sebelum berjalan ke arah pintu, sebuah notifikasi muncul di ponselnya.
💌 Kocheng : Keluar, gue udah di depan.
Ryuna senang. Akhirnya, tanpa di suruh pun, Yoongi datang menjemputnya tanpa diminta.
Ngucap selamat pagi kek, nanya udah sarapan apa belom kek, atau basa-basi gitu. Biar nggak garing gini. Pagi-pagi nggak ada manis-manisnya.
💫
Seperti biasa, Jeka tepat waktu datang ke sekolah.
"Eh? Kenapa gue belinya banyak banget?" tanya Jeka pada diri sendiri sambil melihat lima buah coklat ditangannya.
Gara-gara kesel, gue jadi harus berbagi kebaikan sama temen-temen kampret gue. Ya udah, gue kasih ke si Jaehyun atau Mingyu aja.
"Nanti gue kabarin lagi."
"Iya siap. Jangan lupa lo."
"Ho'oh. Lo jangan sampe pikun, belum masanya."
"Hahaha. Tuman banget lo ngatain pikun."
"EH SIALAN LO, NOEL-NOEL PIPI GUE."
Percakapan itu terdengar dari luar kelas. Jaehyun, Mingyu dan Bambam berjalan berbarengan.
Di kelas Jeka, Jaehyun dan Mingyu berbelok, sedangkan Bambam berjalan lurus ke kelasnya.
"Ngapain, Jek?" tanya Mingyu yang duduk di sampingnya.
"Oh ini," Jeka menunjukkan coklat yang di pegangnya. "Lo mau nggak? Gue kebanyakan tadi belinya."
"Aduh, Jek. Sori, gue kurang suka yang manis-manis," kata Mingyu.
Jeka melihat kebelakang. "Jae, lo mau coklat nggak?"
Jaehyun yang memagang pipinya nampak kesakitan setelah di sentuh oleh Bambam tadi. "Nggak, Jek. Gue lagi sakit gigi."
"Kasihin ke si Riri aja. Dia paling seneng, tuh, ama yang manis-manis apalagi coklat," usul Mingyu.
Benar juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious
FanfictionKetika Jeon Jungkook berusaha mendekati gadis dingin sejenis Han Yuri. Dengan terang-terangan, Yuri menolak kehadiran Jeka dalam hidupnya. Ia menganggap, Jeka salah jika menaruh harapan pada dirinya. Jeka pikir, dengan mendekati Yuri, hidupnya akan...