08 | Ditraktir Jeka

26 8 0
                                    

Jaehyun dan Taehyung mulai makan dalam keadaan diam sambil menyimak penjelasan Koyeo.

"Oh, jadi gitu. Sabar, ya, Ko. Emang berat banget kalo udah ngurusin ortu yang berantem depan anaknya. Kita mau ngebela juga belum tau yang sebenernya gimana. Tapi, kalo kita diem aja, bisa-bisa ngerusak mental kita, ya, nggak? Apalagi adek lo masih polos banget," jelas Rose.

Koyeo menggangguk. "Iya. Gue juga berusaha biar gue keliatan nggak sedih di depan Ara. Kemarin, dia marah banget sama gue. Gue tau dia capek karena denger orangtua kita berantem terus. Tapi, gue nggak tega kalo dia sampe nyakitin diri dia sendiri. Dia sempet nusuk tangan dia sampe berdarah, makannya kemarin di tangga banyak tetesan darah."

Mang Bubur menyajikan bubur yang masih mengepul di atas meja. "Silakan, Neng,"

"Makasih, Mang," ujar Rose dan Koyeo.

"Sabar, ya. Kita di sini terus dukung lo, kok. Lo kalo mau cerita, cerita aja," kata Rose pada Koyeo.

"Iya, Rose. Anggep aja kita sahabat lo. Squad kita baik-baik, kok. Pasti mereka mau nerima lo," saut Jaehyun.

Taehyung meminum air di samping mangkuknya. "Nah, kan. Gue bilang apa. Lo, sih, mainannya ama geng gue mulu, udah tau sibuk terus udah bukan masanya lagi main-main. Jadi, gue mau nyerahin lo ke Jeka dkk."

"Oh, lo gabungnya sama Kak Ryuna, ya? Gimana rasanya satu squad sama dia?" tanya Rose.

"Ya, gitu, deh." Koyeo mengaduk buburnya. "Baik, kok, dia. Cuma, ya, emang mukanya agak beda sama sifatnya, jadi kesan awalnya tuh pada nggak suka. Padahal humble orangnya."

Rose mengangguk. Jaehyun dan Taehyung yang buburnya tinggal setengah, segera menghabiskan buburnya.

Tak lama, Jeka dan Riri datang sembari naik sepeda.

Jaehyun dan Taehyung yang pertama kali melihat mereka langsung menyambut. "Aaa, cocwit banget pagi-pagi udah sepedaan bedua," kata Taehyung.

"Yang sama-sama bangun telat, ternyata janjian," sambung Jaehyun.

"Bangun juga, lo," saut Rose yang sedang mengunyah.

Koyeo yang melihat Jeka dan Riri turun dari sepeda langsung berdiri. "Guys, itu, kan—"

"Iya. Sepeda adek lo. Tadi dia jatuh, untung si Jaemin gercep nangkepnya. Ara cuma luka dikit, kok. Tadi, udah gue suruh pulang. Makannya ini sepeda gue yang bawa," jelas Jeka sambil duduk di samping Jaehyun.

Sebelum duduk, Riri memesan bubur ayam lalu duduk di samping Taehyung.

"Dia bilang sesuatu?" tanya Koyeo.

"Dia cuma bilang, lo jangan khawatir. Dia luka kecil doang, jadi, jangan mikirin dia. Dia baik-baik aja," jawab Riri.

"Makasih, ya. Riri, Jeka. Kalian udah nolongin adek gue yang kedua kalinya," ujar Koyeo sambil tersenyum.

Riri membalas senyuman Koyeo sambil mengangguk.

Tak lama, bubur Riri datang. Ia memberi bumbu pada buburnya.

"Kok, cuma pesen satu, sih? Buat gue mana?" tanya Jeka.

Riri menggeser mangkuknya agar menjauh dari Jeka. "Ini punya gue. Lo pesen lagi."

"Eyy, serius lo makan semuanya? Itu kayak dua porsi loh."

"Emang gue pesen nya double. Udah pesen lagi sana," suruh Riri.

Jaehyun dan Taehyung sudah selesai.

Jaehyun mendekati sepeda milik Ara. "Ko, gue pinjem gapapa, ya?"

My Precious Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang