11 | Strategi

10 4 0
                                    

"Kok kamu gak berangkat sekolah?" tanya seorang ibu yang sedang terbaring.

Yera tersenyum. "Bu, minggu depan kelas dua belas bakalan UN, jadi buat seminggu kedepan Yera bakal belajar di rumah."

Tentu saja Yera berbohong. Ia di skors selama satu minggu karena ulahnya.

"Uhuk! Uhuk! Kalo gitu kamu sarapan dulu, gih," suruh Ibunya.

Yera lalu pergi ke luar kamar sang ibu.

Setelah menutup pintu, ia cepat-cepat menjambak rambutnya. "Ibu, sampe kapan Yera harus kayak gini?! Yera capek bu, capek!"

💫

Koyeo keluar dari kamarnya.

Hari ini, Koyeo ada janji dengan Ryuna.

Janji Koyeo dan Jeka batal, karena tiba-tiba, Jeka sakit perut. Jadinya, hari ini ia pergi dengan Ryuna.

Sebelum turun, ia mengetuk pintu kamar adiknya. "Ra, lo jangan kemana-mana, ya? Gue mau keluar. Gak lama," kata Koyeo.

Tak ada jawaban. Mungkin Ara tidur.

Saat keluar rumah, yang Koyeo lihat adalah Jeka.

"Loh? Jeka?"

Jeka menatap malas Koyeo. "Lo mau ketemu, Kak Ryuna?"

Bukan. Bukan malas karena tidak suka, malas karena ini acara Ryuna dan Koyeo, kenapa jadi ia yang harus menjemput?

"I-iya. Kok jadi lo yang jemput gue?" tanya Koyeo yang bingung.

"Nih, pake." Jeka memberikan helm pada Koyeo. "Ngobrolnya di jalan aja."

Koyeo mengambil helm itu dan memakainya.

Mereka lalu pergi ke tempat yang Ryuna katakan.

Tempatnya lumayan jauh dari rumah Jeka maupun rumah Koyeo.

Perjalanan membutuhkan waktu setidaknya 45 menit untuk sampai.

Setelah sampai, mereka masuk ke dalam sebuah kafe.

Cafe Chocolate.

"Ini beneran di sini?" tanya Jeka.

Koyeo yang sedang melihat kesekitarpun langsung melihat ponselnya. "Iya. Kak Ryuna nyuruh kita ke sini."

"Tapi, ini banget, ya," tambah Koyeo.

Mereka naik ke lantai paling atas, dimana suasana yang terbuka, dengan di penuhi bunga serta pemandangan kota Bandung yang dapat terlihat dari atas.

Jeka dan Koyeo duduk saling berhadapan.

Masing-masing melihat ponsel.

Jeka terus berada pada roomchat Riri. Ia ingin menanyakan kabar, apa dia baik-baik saja.

Ri, lo gapapa?

Ri, gimana keadaan lo?

Eh, Ri, mau coklat gak? Gue beli kelebihan lagi, nih. Gue mau ngasih ke lo kemarin, tapi lo kemarin pulang duluan, kenapa, tuh?

Karena tidak yakin, Jeka pun menghapus pesan tersebut. Ia menutup ponselnya lalu berfokus pada Koyeo yang sibuk dengan ponselnya juga.

"Ini Ryuna kapan dateng?" tanya Jeka.

Meskipun Jeka satu rumah dengan Ryuna, ia jarang tahu kemana perginya perempuan dewasa itu kalau tidak ada di rumah.

My Precious Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang