Lingerie Hitam?

11.4K 87 10
                                    

XII

Alert 🚧🚦

Sebelum lanjutin cerita ini,
Diharapkan yang bacanya sesuai umur yaitu 21+

Cermatlah dalam membaca ya
Teman-teman online ku semuaa🤗
Love you all..











RISSA POV

Ting ting ting

“ sayang, ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu. Nanti jam 3 sore kamu datang yah di hotel Luxemburg lantai 5 kamar no. 224. Ku harap kamu berpakaian cantik saat itu. Ku tunggu yah sayang”. isi pesan singkat Bima kepadaku pagi ini.

Wah,, tumben dihotel ada apa nih? Jangan-jangan bima mau minta jatah lagi.. Ah, dasar lelaki satu ini sangat pandai mengambil hati kekasihnya. Ucapku dalam hati dengan menyeringai senyum kecil. 

Hari sudah tepat pada pukul 2 siang, ku pun bergegas mandi. Tak lupa aku membawa pencukur. Mana tau nanti disana Bima menerkamku, bersihin aja deh semuanya. Wkwkwk. Didalam kamar mandi, yang pertama ku lakukan adalah melulur semua badanku agar nanti Bima mencium kulitku ketagihan. Semuanya ku persiapkan agar Bima bisa nyaman bermain denganku. Aku sudah tidak sabar untuk kesana dan bertemu dengannya.

Ku pilih baju dress berwarna hitam dengan sedikit pernak-pernik disekitar bajunya. Memakai pashmina scarf berwarna abu-abu, tas yang senadaa, sepatu pun juga senada. Komplit kala itu aku berpakaian sangat elegan. Tak lupa bermake up agar tidak kelihatan seperti mba-mba. Hehehehe. Baiklah, ku siap untuk berangkat.

Sesampainya disana, ku menaiki lift dan memencet tombol disana angka 5. didalam sana, aku tidak sendiri bersama lelaki sepertinya tidak jauh beda umurnya denganku. Ku lihat lelaki itu, tampan, badannya sepertinya kekar dan bertubuh tegap. Pasti kekasihnya tidak kalah cantik setidaknya seimbang dengannya. Ia kali dia mau wanita burik kayak aku wkwkwk. Aku terkekeh kecil.

“maaf adek kecil, kenapa ya?” sahutnya heran.
“eh, maaf pak. Tadi dijalan ada hal yang lucu makanya masih terbawa suasana sampai kesini.” ucapku sambil menunduk.

Ting!

Akhirnya lift pun berhenti dilantai 5, aku keluar dari lift itu. Ternyata lelaki tampan itu juga melangkah keluar. Langkah kaki kami pun seirama saat itu. Lupakan tentang lelaki itu, aku kembali fokus dengan nomor kamar yang diberikan Bima. Perlahan-lahan ku dongakkan tatapanku untuk melihat nomor kamar yang tidak sejajar dengan tinggiku.

Aha! Ini dia kamar 224. ucapku dengan kegirangan. Disaat aku ingin membuka pintu, ku lihat pintu itu tidak tertutup rapat terhalang oleh sepatu hitam yang mengkilap. Sepertinya ini sepatu Bima. Wah bima sangat suka sekali berantakan, ku harap ia tidak memberantakan kamar yang sama sekali belum aku jajaki. Ku buka perlahan. Dan ternyata memang benar, kamar itu sangat berantakan, bajunya bertebaran dimana-mana. Ku bersihkan bajunya itu ku letakkan ditempat yang semestinya. Ku heran kenapa Bima tidak ada disini, tapi sepatunya ada. Tanpa ku sadari, ketika aku ingin meletakkan sepatunya ditempat sepatu, ku temukan sepatu high heel berwarna kecoklatan mengkilap. Hatiku berdegup kencang. Darah berdesir dengan cepat. Tidak hanya sepatu wanita, ku temukan sebuah lingerie berwarna hitam tergeletak didekat pintu kamar mandi. Punya siapakah ini? Apakah aku telah salah memasuki kamar? Tidak mungkin ini kamar 224, aku tidak mungkin salah. Dan sepatu siapakah ini? Hatiku terus bertanya-tanya.

Perlahan-lahan ku mencoba mendekat kamar mandi yang jaraknya lumayan jauh dari tempat tidur king size itu.

“hhhhh..mmmphhh...saayyyaanggg.. gennjooot cepaatttt”ucap suara wanita samar terdengar.
“hhhh.....mmpphhhh akkkuuu maaau keluaarrr Rifaaaaa, kamuuu hebatttt faaa ahhhh”balas suara lelaki itu dari balik kamar mandi.

Love and LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang