Bagian XIV
Alert 🚧🚦
Sebelum lanjutin cerita ini,
Diharapkan yang bacanya sesuai umur yaitu 21+Cermatlah dalam membaca ya
Teman-teman online ku semuaa🤗
Love you all..Hari-hariku memang tak seindah dulu, sesal demi sesalan kian hari menggerogoti hatiku hingga terluka. Mungkin ini adalah balasan untukku yang telah seringkali melukai hatinya dulu. Entah apa yang diminta Rissa kepada sang Pencipta sehingga aku menjadi hancur sejadinya begini. Gambaran tentang kehadirannya setiap waktu yang tidak pernah luput dalam pandanganku. Entah dosa seperti apa yang telah ku perbuat selama ini.
"sayang, temani aku cek kandungan ke dokter yuk!" ajak Rifa dengan lembutnya.
" nggak! Gue mau keluar mencari udara segar. Sumpek dirumah seharian"balasku sembari melangkahkan kakiku dan meninggalkan Rifa diranjang. Tampak cemberut diwajahnya.
Aku kembali berjalan menapaki setapak ditengah kota besar. Siang ini hari sangat begitu terik dan panas. Ku lihat bar semalam tempatku One Night Stand bersama wanita yang ku lupa bertanya siapa namanya. Hatiku tergerak untuk berkunjung ke bar tersebut. Sudah kedua kalinya aku berada di bar ini, orang-orang yang melayani tamu silih berganti. Wanita yang ku temui dan bermalam denganku itu kemana?. apakah ini terlalu siang untuknya bekerja?.
" Maaf mas, saya mau nanya kemarin malam mas ada disini nggak?"tanyaku kepada salah satu penyaji minuman.
" aduh, maaf mas... kemarin malam saya nggak kerja mas bukan shift saya soalnya"jawabnya.
Baiklah, sepertinya bukan waktunya aku kembali bermain bersama wanita waktu itu. Setidaknya aku ingin mengucapkan terima kasih karena telah melayaniku sepanjang malam. Kemudian, ku minum seteguk gelas bir yang ada dihadapanku. Hari itu ketika awal meminumnya memang terasa pahit dan rada aneh, sekarang entah karena lidah ini telah terbiasa dengan minuman haram ini meskipun baru dua kali berada disini minuman haram ini terasa menyejukkan hatiku dan menjauhi segala kegelisahanku.
Sudah lima gelas minuman itu ku lahap dengan nikmatnya. Kepalaku kembali terasa pusing. Mereka yang berada disekitarku seperti berputar-putar hebat. Dan aku tertawa kegirangan melihatnya.
"heyyy apaaa iniii.. semua oranng berputarrr...... heyyy mari bergoyang babyyyy" ucapku dengan keras sambil melangkahkan kakiku kearah lantai dansa tempat muda mudi menari bersama.
Aku tidak peduli seberapa buruknya aku menari, aku tidak peduli apa yang dikatakan mereka ketika melihat kegilaanku saat ini. Menikmatinya, merayakannya adalah tujuanku saat ini.
"semua orang berputar-putar yeyy!!! Lets go baby!" sahutku dengan girangnya.
Kepalaku tampak pusing dan tidak bisa untuk ku kendalikan lagi. Penglihatanku mulai kabur. Kemudian aku pun terjatuh . Anehnya, disaat itu aku masih saja sempat mendengar suara Rissa ditelingaku. Ia menyebut-nyebut namaku, ia menangis lalu memelukku karena khawatir. Ku coba membuka mataku, tetap saja semua orang disekitar yang melihatku dengan cemas terlihat kabur. Entah kenapa aku spontan memanggil nama "Rissa"lalu aku tak sadarkan diri.
Selama sejam lebih aku tak sadarkan diri, ketika mataku mulai membuka secara perlahan-lahan. Ku lihat aku berada pada ruang kamar, rasanya tidak asing dengan setiap warna yang ada di kamar ini, warna hijau muda. Apakah ini kamar Rissa?. Aku pun mencoba membangkitkan tubuhku dari tempat tidur berwarna hijau itu. "Arggh, kepala gue sakit banget" ucapku melirih pelan.
" hey, kamu sudah bangun?"ucap seorang wanita dibalik dinding tersebut.
"hmm iya... maaf kenapa kamu bawa aku kesini?"tanyaku penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lust
Romance"Bim, peluk aku boleh?" ucap Rissa dengan manja. "boleh, peluk dari mana nih depan atau belakang?" jawabku dengan genit. Rissa pun menarik tangan kananku dan melilitkan tangan ini mengitari perutnya yang kecil dan rata. ku tatap dia dari arah belaka...