Bagian IV
Demi Cinta
Hari-hariku kembali suram, aku tidak tahu kenapa Rissa menjauhiku bahkan Rissa tidak ingin mendengar penjelasan ataupun alasan dariku. Ini kali pertamanya aku merasa dicampakkan oleh orang yang ku sayangi, dan pertama kalinya aku merasa terpuruk dalam jatuh cinta. Mungkinkah ini balasanku dari sebelumnya pernah menjalin cinta namun mereka sering ku sakiti.
Akan ku lakukan apapun agar Rissa mempercayaiku kembali. Aku benar-benar tidak tahu tentang display message di instagram itu, sama sekali aku belum membuka apalagi melihat media sosial ku. Baiklah, sepertinya ku harus menghubungi Rifa dan memintanya untuk berhenti menghubungiku dan mendekatiku.
(menelpon Rifa)
"halo Assalamu'alaikum ini Rifa?" tanyaku.
"ya Wa'alaikumussalam. Ada apa bima? Tumben kamu telpon aku?" tanya Rifa balik.
"oh, tidak begini... aku disini ingin memintamu untuk berhenti menghubungiku, jangan pernah mendekatiku ataupun mengatakan rindu padaku lagi" pintaku.
"eh, tapi kenapa? Memangnya cewekmu marah ya sama kamu? Cemburuan banget sih jadi cewek." sahutnya dengan nada kesal.
"sudahlah fa, jangan ganggu aku lagi. Aku tidak ingin kehilangan Rissa, jangan sakiti hatinya lagi fa. Kamu benar perempuan jahat yang pernah ku kenal fa. Selama ini aku hanya menganggapmu teman bukan lebih dan sadar dengan posisi kamu fa. Jangan seenaknya kamu berkata, dia itu wanitaku. Maaf .. Assalamu'alaikum" ucapku dan mematikan telepon tanpa harus mendengar penjelasan dari Rifa.
Baiklah satu masalah sudah terselesaikan, selanjutnya aku harus menemui Rissa.
"Assalamu'alaikum, sayang kamu dimana? Bisakah kita bertemu siang ini pukul 2 di cafe dekat rumah kamu"
2 menit kemudian, Rissa pun membalasnya. Dan mengatakan bahwa ia akan pergi kesana. Semoga kali ini aku bisa menjelaskan pada Rissa baik-baik. Dan semoga ia mau menerima permintaan maafku.
Jam 2 siang, aku sudah menunggu didalam cafe. Sengaja aku lebih cepat datang agar Rissa menungguku lebih dahulu. Hati ini berdetak kencang, sejujurnya aku takut bila Rissa mengucapkan kata selamat tinggal padaku. Benar, aku tergila-gila padanya. Terlebih hatiku sangat hancur ketika dia tersakiti karenaku. Aku menyesal karena telah menyakiti hatinya.
Rissa datang dengan tatapan hanya tertunduk, dia sama sekali tidak menatapku. Ya, sepertinya dia tidak percaya diri dengan dirinya saat ini. Perkataan Rifa telah membuat percaya diri Rissa hancur.
"ada apa bim, kenapa memintaku untuk datang kesini?" tanya Rissa.
"hmm... Rissa, aku mau minta maaf padamu. Aku telah menyakiti hatimu karena tingkah Rifa. Maafkan aku sa" ucapku memohon padanya.
"tidak bim, kamu tidak salah. Aku yang salah karena telah salah jatuh cinta padamu. Ku lihat Rifa lebih baik daripadaku bim" sahut Rissa dengan tatapan menunduk lesu.
"Rissa, lihat aku! Tatap mataku rissa, kenapa kamu berkata begini rissa. Rifa jauh lebih buruk dibanding kamu ris, dia tidak ada apa-apanya dari kamu. Jangan mudah merasa buruk rissa. Hatiku tetap memilihmu". kataku mencoba meyakinkannya.
"tapi bima, kamu dan dia kenal lebih lama dibandingkan aku mengenalimu. Dan kulihat semua storynya dalam instagram kamu sukai, apapun kegiatannya kamu komentari. Kamu berdua lebih terlihat sepasang kekasih dibanding kamu dan aku. Aku hanya sebatas pelampiasan hawa nafsumu saja. Lagian apa yang lebih dariku bima, bentuk tubuhku saja kamu telah mengetahui. Bisa saja kamu berpaling dariku demi dia". jawabnya dengan nada sendu.
Matanya berkaca-kaca. Entah kenapa hatiku terasa sangat sakit mendengar perkataannya. Bukan aku membenci perkataannya, aku membenci diriku sendiri. Kenapa aku seegois itu tidak memikirkan perasaannya. Rissa kembalilah padaku.
"aku mencintaimu bim, akan tetapi cintaku tidak terlalu cukup untukmu karena aku tidak memiliki paras yang cantik seperti Rifa. Pergilah bim, jauhiku. Dekatilah rifa karena ialah cinta sejatimu bukan aku." sahut Rissa mencoba tampak tegar didepanku.
Ku pegang tangannya, berusaha kembali meyakikannya dan mengembalikan percaya dirinya yang sempat remuk.
"sayang, ku mohon berikan aku kesempatan sekali lagi. Aku tidak akan melayani rifa lagi, maafkan aku karena tidak mengetahui bagaimana perasaanmu selama ini, maafkan aku sayang. Berikan aku kesempatan sekali lagi, aku akan mengubahnya. Aku janji padamu. Jangan tinggalkan aku, aku menyayangimu sa". ucapku memohon padanya.
Ia hanya diam, tidak membalas perkataanku. Kemudian, air mata jatuh dan mengalir pada pipi manisnya itu. Iya, sepertinya ia sudah lama menahan segala kesedihannya tentang hubungan ini.
"bima,hatiku sakit bim.. tapi hatiku tidak bisa berbohong untuk menerimamu kembali. Aku tetap saja masih menyayangimu, bima." kata Rissa dengan mata berkaca-kaca
"terima kasih sayang, telah menerimaku kembali. Aku janji akan mengubahnya dan tidak akan pernah menyakiti hatimu lagi" sahutku
Rissa, kamu adalah alasanku hidup. Kamulah penghapus masa laluku yang kelam itu. Terima kasih telah menerimaku kembali rissa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lust
Romance"Bim, peluk aku boleh?" ucap Rissa dengan manja. "boleh, peluk dari mana nih depan atau belakang?" jawabku dengan genit. Rissa pun menarik tangan kananku dan melilitkan tangan ini mengitari perutnya yang kecil dan rata. ku tatap dia dari arah belaka...