💮 6]. Nasi goreng

91 55 4
                                    

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Update•°•°•°•°
Budayakan vote sebelum baca^^
Menjelang lebaran banyak kerjaan. Kalian apa kabar lebarannya?
Happy reading•°•°•°•°

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Anita berjalan santai menuju rumahnya sambil bersenandung ria. Walaupun tadi Fano memberinya penolakan terang-terangan dan penekanan disetiap katanya, jika ia muak melihat Anita. Tapi Anita masih lebih memilih bermasa bodoh, ia seolah tak mendengar apapun yang menyakiti hatinya. Baginya Fano itu masih perlu diperjuangkan.

Rumah kecilnya sudah terlihat didepan matanya. Ia masuk tanpa ucap salam kepada sang nenek, benar-benar tidak ada sopan santunnya sama sekali.

Sinta-Nenek Anita yang sedang berada didapur keluar, setelah mendengar suara langkah kaki orang yang berdentung rendah dilantai rumahnya yang hanya dihiasi oleh semen tanpa tehel. Ia mendapati cucu kesayangannya itu sambil tersenyum lebar. Sang Nenek tahu cucunya itu sedang bahagia. Mood nya lagi baik.

"Besok Nita mau bikin makanan buat Fano," kata Anita sambil mendekati sang Nenek yang juga sedang menatapnya.

"Kamu dari rumah Fano lagi, Nit?" tanya sang Nenek.

"Iya. Ini terigunya." kata Anita sambil menyodorkan terigu yang ia beli. "Nek, besok Nita mau bikinin Fano makanan yah," tekan Anita tapi dengan wajah memohon.

"Stok bahan makanan kita masih ada. Tapinya cuma cukup untuk kita berdua saja,Nit. Bukannya nenek..."

"... Ya sudah stok makanan Nita biar untuk Fano," potong Anita cepat.

Sinta hanya menanggapi dengan senyuman. Percuma menolak, Anita tetap akan melakukannya.

"Om Rasyid belum kirim uang? Kalau belum, nanti Nita minta," kata Anita. Ia langsung mengingat pamannya itu.

Rasyid lah yang selalu memberinya uang, membiayai sekolahnya, memberi makanan dan pakaian untuknya selayaknya ayah kandung.

Anita menghormati Rasyid seperti neneknya. Anita hanya bersifat sopan dan lembut hanya kepada mereka berdua. Sisanya ia selalu bersifat bar-bar dan tidak berakhlak.

Rasyid merupakan anak kedua dari Sinta. Rasyid telah menjadi tulang punggung keluarga ini. Ia juga kaya dan ringan tangan terhadap mereka. Sebenarnya Rasyid menginginkan Anita dan sang Ibu berada dirumahnya. Tapi, sang istri tidak mengizinkan.

Wulandari. Atau kelak disapa Wulan itu merupakan istri dari Rasyid. Sifatnya sangat keras dan pelit terhadap Anita dan Sinta. Wulan tidak kebratan jika Rasyid memberi mareka uang bulanan atau segala macam, asal Anita tidak tinggal bersamanya. Wulan tahu, Anita bar-bar berwatak iblis. Juga sangat nakal dan tidak penurut, tidak berakhlak dan tidak ada sopan santunnya dengan orang tua. Maka dari itu Sinta memilih tinggal bersama Anita dirumah sederhananya ini. Daripada harus meninggalkan sang cucu sendirian, lebih baik ia tetap berada disisi cucunya, walau harus jualan kue untuk biaya hidup sehari-hari. Sinta tidak mungkin akan terus berpatotan dengan anaknya, iya kan?

Anita menyanyangi Om Rasyid. Perlakukannya lembut, seperti Ayah pada umumnya. Anita ingin kehidupannya mendatang, ia terlahir sebagai anak dari Rasyid.

Itu sedikit info mengenai mengapa ia bisa bersekolah di sekolah ternama seperti pancasila. Ia bukan anak orang kaya. Ia memang hanya beruntung, seperti yang dikatakan oleh Mauren tadi siang.

"Kamu yah," Sinta menjitak kepala cucunya itu dan Anita hanya cengegesan mendapat jitakkan kecil dikepalanya. "Jangan minta uang sama Om Rasyid. Dia pasti ingat sama kita," ucap neneknya lembut. "Nenek mau masak dulu," tambahnya.

Lo Milik GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang