💮 11]. Awal yang Baru

78 43 5
                                    

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Update•°•°•°•°
Budayakan vote sebelum baca^^
Typo? Koreksi beb😳
Happy reading•°•°•°•°

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Siswa-siswi kelas XII IPA II sibuk mengerjakan tugas rumah yang baru mereka selesaikan disekolah. Namun ada sebagian ada yang bermain hp, bergosip, atau hanya sedang membaca buku-buku novel dan lain sebagainya.

Termasuk dengan Anita, baginya daripada meminta salinan tugas teman-temannya yang pasti tidak akan diberikan lebih baik, ia membaca novel yang kemarin diberikan om Rasyid padanya.

"Ini. Ambil dan baca," Ucapan Fano membuat Anita mendongakkan kepalanya ke Fano yang berdiri disebelahnya.

"Apa?" Anita menatap sodoran kertas yang tearah padanya. "Ini apa?" Ia mengambilnya dari tangan Fano.

"Lo baca ajah. Gue tunggu jawaban lo, dikoridor kelas X anak IPS. Lo gak datang, gue anggap lo nolak." kata Fano, lalu beranjak menuju kursinya yang berada dibarisan terdepan.

Anita menatap kertas yang jumlahnya mungkin ada 10 lembar. "Aturan selama jadi pembantu Fano Ardiansyah," Anita membaca tulisan yang ditulis lumayan besar. Anita menyakini itu merupakan judul atau mungkin pokok dari isi kertas tersebut.

"Ada aturannya juga yah?" beonya.

"Satu, Gak usah manggil-manggil sayang, beb, cinta atau sejenisnya, selama status bos-pembantu disandang oleh Fano dan si dekil," Anita membaca urutan pertama, pada kertas itu.

"Sadis banget aturannya," sambil mencari posisi duduk terbaiknya. "Kedua, harus nurut sama kata Fano Ardiansyah. Ketiga, dilarang membantah atau mengelak suruhan Fano Ardiansyah. Keempat, si dekil juga harus patuh dengan perkataan Aldi dan Keeevinnn... Eh apaan ini?" Anita berhenti membaca ketika nama Kevin dan si Aldi harus dilibatkan.

"Fan!!" Teriak Anita dan itu berhasil membuat teman-temannya yang lain menoleh.

"Lo kira nih kelas punya lo? Lo bisa diam gak sih? Gak usah teriak-teriak. Si Fano juga sekelas sama kita, jadi gak usah teriak-teriak seolah-olah si Fano ada dilantai satu." Mita menegur, konsentrasinya menyalin tugas Dion jadi kacau akibat teriakan Anita.

Bukan Anita namanya kalau ia mau minta maaf. Boro-boro minta maaf, melihat kearah Mita saja tidak.

"FANO!" Teriak Anita.

"Apa?!" Fano membalas tak kalah keras. "Jangan kayak anak kecil, kita ini udah kelas 12. Dan tingkah lo benar-benar kayak bocah," Fano menoleh kebelakang menatap Anita kesal.

Ini masih pagi dan Anita sudah membuatnya emosi. Bagaimana jadinya kalau Anita menjadi pembantunya. Ketenangannya pasti akan hancur.

"Gue gak setuju dengan aturan nomor empat," tolak Anita lantang. Ia menatap Aldi dan Kevin. "Gue gak mau jadi pembantu mereka," tambahnya.

"Kalau lo gak setuju, baca aturan paling terakhir," Fano menoleh lagi ke depan. Ia mulai bermain game pada ponselnya kembali.

Anita membuka lembaran terakhir. "Seratus, kalau lo gak setuju sama sembilan puluh sembilan aturan diatas, lo jangan harap dan menghayal-hayal jadi pacar seorang Fano Ardiansyah," Anita cemberut.

'Bagaimana bisa aturannya terlalu memaksa?' batinnya.

Anita duduk kembali dikursinya. Dan membuka lembaran awal melanjutkan membaca aturan menjadi pembantunya Fano.

"Laras mana?" Tanya Nanda selaku, Sekretaris kelas. "Gue mau ngabsen, sebelum guru masuk. Si Laras mana yah?" tanyanya lagi.

"Gak tahu. Tadi sih bilangnya mau sekolah. Tapi, kemarin sempat gak enak badan gitu sih. Mungkin dilarang sama nyokap," Rini menjawab.

Lo Milik GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang