💮25]. Hanya es krim 💮

34 26 2
                                    

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Update•°•°•°•°
Budayakan vote sebelum baca
Happy reading•°•°•°•°

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

"Bahagiaku itu sederhana. Hanya bersamamu dan menghabiskan waktuku biarpun hanya sebentar, itu bisa membuatku bahagia."
---Anita---

Anita menatap ke seluruh penjuru taman. Indah sekali. Seumur hidup ia baru menginjakkan kakinya disini.

Fano mendengkus panjang. Anita mengalihkan padangannya dan menatap Fano.

"Kenapa?" tanyanya.

"Jijik." ketus Fano.

Anita mengerutkan alis, bingung. "Apanya?"

"Muka lo."

"Makasih gombalannya," kekeh Anita.

Fano mengabaikan. Malas melanjutkan. Ia mengarahkan matanya ke arah anak kecil berusia 4 tahunan sedang merengek meminta es krim ke ibunya.
"Lo mau makan es krim?"

"Hah?!" Anita yang awalnya menatap kiri kanan kembali mendongkak ke wajah Fano. "Apa?"

"Lo mau makan es krim?" ulang Fano.

"Lo nawarin gue?" tunjuk Anita ke dirinya sendiri.

"Iyah."

"Mau," ucap Anita cepat.

"Tapi boong."

Anita menutup rapat bibirnya. Fano nyebelin. Untung sayang.

"Lo mau atau nggak?"

Anita masih memasang wajah lepeng. 'Pasti tipuan lagi,' batinnya.

"Gue serius!" kesal Fano karena tak dihiraukan. Ia beranjak ke penjual es krim keliling. Anita mengekor dibelakang. Bukankah ia akan selalu mengekor kemanapun Fano pergi?

"Lo mau rasa apa?" bisik Fano.

Anita melirik. "Ini ditraktir atau disuruh bayar?" Anita balas membisik Fano.

Fano mendengkus jengkel. "Lo dibaikin salah, gak dibaikin ngerocokin. Mau lo apa?"

"Gue nanya Fan. Kok lo sewot sih? Jangan-jangan gue yang disuruh bayar?" selidik Anita.

"Gue yang bayar. Puas lo?" Anita cengo menatap Fano. Tumben baik? "Ya udah, kalau lo gak mau gak usah beli. Kita pu---"

"Mas, rasa coklat satu." Anita langsung memesan es krim, sebelum Fano berubah pikiran. Lumayan, gratis.

"Baik dek," balas penjual es krim itu.

Fano melotot. Giliran ditraktir langsung mesan. Tidak ada akhlak.

💞💞💞

Anita menatap berbinar es krimnya. Sekarang mereka duduk di taman. Cuaca hari ini tidak terlalu panas, mendung tertutup awan. Tapi bukan peringatan hujan. Aneh sih, makan es krim dicuaca segar, tidak gerah seperti pada umumnya. Tapi berhubung es krim itu pemberian Fano dan juga gratis, ia terlihat begitu senang.

Lo Milik GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang