💮 18]. Mencuri Mangga 💮

34 25 1
                                    

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Update•°•°•°•°
Budayakan Vote sebelum baca^^
Happy Reading•°•°•°•°

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

"Hal konyol pun terasa seru jika itu bersamamu"
---Anita---

Anita tertegun menatap pohon mangga yang terlindung pagar rumah seseorang. Sebenarnya ia tidak perlu setakut itu dengan hanya menatap pohon itu, namun ia takut karena perkataan Aldi beberapa menit lalu.

"Ayo nyolong mangga pak Somat." Nah siapa yang tidak kaget jika ia akan diajak mencuri? Yah, beda perkara kalau yang diajak nyuri adalah pencuri. Tapi kan Anita bukan pencuri.

Anita memang bukan anak yang baik, tapi ia masih tahu mana yang baik dan mana yang benar. Namun Anita tidak tahu dengan ke empat cowok di sampingnya. Anita tidak tahu apakah ini merupakan bagian dari perjuangannya atau memang mereka ini sering melakukannya. Anita tidak ingin tahu semua itu, ia hanya ingin pergi dari tempat ini secepatnya.

Anita menoleh kearah empat pria yang berada di sampingnya- Aldi, Kevin, Fano dan juga Farel.
'Saatnya kabur!' Batinnya. Mendapat peluang besar ia membalikkan badan hendak kabur.

"Lo mau kemana?" Fano bersuara. "Kita mau nyolong mangga. Dan buat nyolong mangga kita harus lewat pager. Pagernya ada di depan, bukan dibelakang. Lo niat kabur?" Tanyanya sambil menoleh ke arah belakang- ke arah Anita.

Anita menarik napas lalu membuangnya kesal. Ketahuan! 'Ngeles dong Nita! Ngeles! Lo pinter banget buat mutar balik fakta! Ayok ngeles! Cari akal! Cari akal!'

"Nghhhn, n-ngak! Ngecek dibelakang aja, siapa tahu ada yang liat." Keluar juga alasannya.

"Bohong aja terus." Farel menyindir Anita.

Anita yang disindir langsung menyipitkan matanya memperingatkan. Farel suka sekali mengadu domba. Farel memang harus ia singkirkan secepatnya. Farel itu tidak baik untuk hubungannya dengan Fano. Sungguh tidak baik!

"Ayo panjat!" Kevin sangat bersemangat memanjat pagar itu. Seolah itu bukanlah sesuatu yang sulit baginya-seperti biasa melakukannya.

"Pasti dong!" Aldi ikut memanjat disusul Fano dan juga Farel.

Anita tidak menyangka Fano dan Farel juga ikut memanjat pagar itu. Jika Aldi dan Kevin yang melakukannya sendiri tanpa Fano dan Farel ia pasti akan mempercayainya. Tapi.... untuk dua anak itu---mereka juga akan mencuri?

Anita tidak bisa mencuri, ia tidak bisa. Ia harus melakukan sesuatu. Tapi apa?

"Gue gak bisa manjat!"

Keempat pria itu menoleh ke bawah, Anita masih berdiri di depan pagar rumah pak Somat.

"Gue takut. Pagernya tinggi bangat. Gue kan cewek, bukan cowok kayak kalian." Ngelesnya.

Fano mengangkat satu alisnya. "Lo yakin gak bisa manjat?" Tanya Fano.

Anita mengangguk mantap. "Iya, gue gak bisa manjat. Gue jaga aja kalian dari luar pager."

Lo Milik GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang