18. Misunderstood

1.7K 170 89
                                    

Vote dan comment-nya jangan lupa yeoreobun 😽



Raerin menepis tangan Taehyung yang sedang membetulkan kacing kemejanya.

“Kau sungguh gila.” Tukas gadis itu seraya memasang kancing kemejanya yang belum terpasang sempurna. Ia tak habis pikir apa yang merasuki Taehyung hingga berani menarik pakaiannya hingga tubuh bagian depannya itu hampir terekspos.

“Aku hanya cemas. Itu saja.” Taehyung memasukkan tangan ke dalam saku celananya lalu kembali berkata. “Jangan lepas kalung itu apapun yang terjadi.”

Raerin berdecak. “Kau tidak melihat, kan?”

“Apa?”

“Tubuhku!”

“Hanya sekilas. Lagipula aku akan melihatnya suatu saat nanti.” Ujar Taehyung yang diakhiri dengan kekehan.

Ugh. Rasanya Raerin ingin menyumpal mulut laknat itu sekarang juga.

“Kau jangan terlalu berharap.” Desis Raerin dan membuat kedua alis Taehyung terangkat begitu mendengarnya.

Raerin mendorong tubuh Taehyung, kemudian memunguti buku-bukunya yang berserakan di lantai. Ia masih menyimpan rasa marah dan kecewa mengenai tindakan kasar Taehyung semalam. Kini pria itu malah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Semudah itukah Taehyung melupakan kejadian semalam? Dan, secepat itukah dia menyesali perbuatannya?

Sejujurnya Raerin ingin sekali menenangkan pikirannya saat ini. Takut bila kejadian semalam terus membekas dan justru meninggalkan rasa trauma pada dirinya.

Berada di dekat Taehyung membuat gadis itu berkeringat dingin tanpa disadari.

“Akh, bagaimana ini?”

“Kenapa?” tanya Taehyung dengan rasa penasaran, lalu mendekati Raerin yang tengah berjongkok di lantai.

“Benang kancing kemejaku putus. Semua ini karena kau, Taehyung-ah.” Dengus Raerin seraya mencekram pakaiannya di bagian depan. Tiga kancing yang terlepas dari kemejanya sudah tergeletak tak berdaya di lantai. Hari ini Taehyung sukses merusak pakaian gadis itu.

Taehyung mengacak rambutnya. “Maafkan aku.”

Pria itu terpaksa melepas jaket denimnya lalu menyerahkannya pada Raerin. Mau tak mau Raerin harus mengenakannya sekarang dan mengancingkannya keseluruhan. Tak beberapa lama, Raerin pun bangkit dan mulai membuka langkah.

“Kau masih ada kegiatan?” Langkah besar Taehyung mengikuti gadis itu dari belakang.

“Tentu saja, kegiatanku sangat padat hari ini. Mungkin aku akan pulang malam.” Dari nada bicaranya saja, Raerin sudah terdengar ketus sekali.

Taehyung mengerucutkan bibirnya.

Kemudian, tanpa diduga ada dua mahasiswi yang mengekor Taehyung dari belakang. Bahkan dua mahasiswi itu memandang Taehyung dengan wajah yang berbinar.

Sunbaenim, boleh minta nomor telponmu?” salah satu mahasiswi itu mencegat Taehyung seraya menyodorkan ponselnya, membuat Raerin memutar kedua bola matanya begitu melihat.

Tak mau berlama-lama di perpustakaan, Raerin pun melengang ke arah pintu utama dan meninggalkan Taehyung disana.

Sementara itu, Taehyung berusaha mengejar Raerin. Hanya saja ia tertahan dengan keberadaan dua mahasiswi tak dikenalnya itu. “Maaf, aku tak bisa memberikan nomorku. Aku sudah punya kekasih.”

Nampak dua mahasiswi itu melipat wajahnya dengan kecewa. Taehyung pun mengambil kesempatan untuk keluar dari perpustakaan secepat mungkin.

Pria itu bernapas lega saat Raerin belum terlalu jauh dari jangkauannya. Lantas ia hampiri gadis itu dan berjalan di sebelahnya. Entah mengapa Taehyung tidak ingin pergi kemanapun hari ini kecuali mengikuti gadis bermarga Kim itu. Kejadian semalam membuat Taehyung takut kalau gadis itu sungguh berencana pergi darinya.

Diabolic || Kth 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang