11. Sweet Pay

1.8K 224 95
                                    

Vote dan comment-nya juseyo 🤧


'Apa Taehyung memintaku untuk tidak tidur malam ini?'

Isi kepala Raerin tidak henti-hentinya memikirkan kata-kata yang diucapkan Taehyung. Raerin mengeluh dalam hati. Padahal dirinya sudah amat senang mendapat hadiah cantik dari Taehyung berupa kalung.

Akan tetapi, malam ini Raerin harus membayar kalung yang tak gratis itu.

Apa mungkin Taehyung meminta Raerin untuk menemaninya menonton pertandingan sepak bola?

Gadis itu paham betul. Sebab, Taehyung pernah begadang dan menonton pertandingan sepak bola yang ditayangkan di televisi semalaman.

Raerin juga tahu salah satu sifat Taehyung yang masih menempel hingga sekarang, yaitu suka memaksa. Jadi, mungkin malam ini Taehyung akan menuntut Raerin untuk segera membayar lunas.

Saat di perjalanan pulang, Raerin hanya fokus menatap kaca mobil di sampingnya, mengabaikan Taehyung yang tengah menyetir mobil. Raerin ingat, dulu Taehyung lebih sering menggunakan motor sport ketika menemuinya di sekolah. Gadis itu penasaran apakah Taehyung sudah menjual motornya, karena sampai sekarang Raerin tak pernah lagi melihatnya. Padahal Raerin suka sekali melihat Taehyung mengendarai motor itu. Terlihat lebih tampan dan nakal.

Jemari Taehyung menyentuh punggung tangan Raerin yang berada di atas pangkuan. Taehyung masih fokus menyetir, tapi satu tangannya yang lain sudah menggenggam tangan Raerin.

Setibanya di rumah, Raerin langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa. Melaksanakan kegiatan orientasi dari pagi sampai malam membuat tubuh Raerin sangat lelah. Dilihatnya Taehyung yang juga nampak kelelahan setelah konser di acara penyambutan mahasiswa baru itu.

Taehyung melengang masuk ke dalam kamar milik pria itu. Untunglah, Raerin rasa ia bisa beristirahat malam ini tanpa harus menemani Taehyung menyaksikan pertandingan sepak bola. Sebelumnya Raerin memang sudah mengecek jadwal pertandingan itu berkat browsing di internet.

Gadis itu pun bergegas ke kamarnya, membersihkan diri karena badannya sudah terasa lengket. Sekitar lima belas menit mandi dan memakai piyama, Raerin berniat menuju dapur. Ia keluar kamar dan mendapati suasana rumah yang nampak hening. Perlahan Raerin membuka kulkas untuk mengambil sebotol air. Gadis itu membasahi kerongkongannya yang kering. Masih dalam posisi menegak sebotol air, Raerin menoleh. Kemudian ia terkejut hingga membuatnya terbatuk-batuk.

Bagaimana Raerin tidak kaget setengah mati? Di belakangnya Taehyung sedang berdiri dengan wajah tanpa ekspresi. Semoga saja yang dihadapan Raerin ini sungguh manusia. Karena kalau tidak, itu akan menjadi mimpi buruknya.

“Sejak kapan kau berdiri disini?” Raerin mengelus dadanya yang sempat dibuat jantungan.

Taehyung tak menjawab, tapi justru merebut botol air yang dipegang Raerin dan menegak sisanya.

“Aku ingin menagih bayaranmu sekarang.” Taehyung meletakkan botol itu di meja makan setelah puas menghabisi isinya.

“Kau mau aku temani menonton pertandingan sepakbola, kan?”

Taehyung mengerutkan keningnya, tapi detik berikutnya ia langsung paham. Sebenarnya malam ini Taehyung sudah tak berminat menonton pertandingan sepak bola.

“Bukan itu yang kuinginkan.”

“Kalau gitu kau ingin aku membayar dengan apa?”

“Kau.”

“Hah?” Raerin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Jujur saja gadis itu memang tidak paham dengan maksudnya.

Taehyung mendesah frustasi. “Aku menginginkanmu, Raerin-ah.”

Diabolic || Kth 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang