-3-

644 17 0
                                    

Vote dan komentar akan sangat dihargai! Terima kasih!




Selamat membaca!^^





🍒




"Sebenci itukah kau padaku?"

"Aku.."

"Hm?"

"Aku..aku hanya.."

"...."

"Aku malu! Minggir!"

Haru bergegas membawa langkahnya ke gerbang sekolah, namun sebelum ia benar-benar pergi, Yudas sudah menahan tangannya terlebih dahulu.

"Apa lagi?!"

Yudas tak mengatakan apapun. Ia menarik tangan Haru dan membawanya pergi. Bukan kemana-kemana, hanya ke rumah mereka. Ini sangat langka terjadi. Mereka tak pernah pulang bersama sebelumnya. Dan darimana datangnya keberanian Yudas melakukan itu?!

"Yudas.."

"...."

"Yudas, tanganku.."

Yudas buru-buru melepaskan tangan Haru, "Maaf."

Tak ada lagi suara. Mereka hanya diam sampai akhirnya Haru membuka suara.

"Malam itu..Apa aku melakukan sesuatu?"

"Sesuatu?"

"Um..ya..seperti.."

"...?"

"Sesuatu yang..tidak seharusnya dilakukan"

"Kau hanya mabuk, menangis tentang pacarmu, lalu tidur di kamarku. Hanya itu."

"Benarkah?"

"Aku mengatakan yang sebenarnya"

"Huft..syukurlah~"

Haru menyadari prasangka bodohnya yang telah beberapa hari ini menghantui kepalanya, membuatnya menunduk malu, menyembunyikan wajahnya dari Yudas.

"Tunggu"

"Hm?"

"Jadi kau menghindariku selama ini hanya karena kau pikir kita melakukan sesuatu?"

"I..ya.."

"Astaga"

Kali ini Yudas yang membuang wajahnya. Astaga dia menggemaskan sekali!!!

"Maafkan aku, Yudas"

"Santai saja. Wajar jika kau berpikir begitu saat kau terbangun di ranjang orang lain..."

Yudas menatap wajah Haru sambil memasang senyum miring di wajahnya, "...apalagi dalam keadaan kau memeluk orang lain itu"

Wajah Haru sukses dibuat merah padam oleh perkataan Yudas. Yudas..apa yang ada di pikirannya?!

"Wajahmu memerah, Haru"

"A-apa?!"

"Bahkan sampai ke belakang telingamu. Aku bisa melihatnya dengan sangat j–"

Haru menutup mulut Yudas dengan kedua telapak tangan mungil nya. "J-jangan dilanjutkan!"

"Pftt..haha"

"...."

"Soal pacarmu–"

"Aku tidak ingin membahasnya"

"Baiklah.."

Setelah percakapan itu, keadaan terus hening hingga mereka tiba di rumah.

🍒

"Mama! Haru pulang!"

"Eh? Kalian pulang bersama?"

Nyonya Go mengeringkan tangannya lalu menyambut dua malaikatnya, mencium kedua pipi Haru, lalu tersenyum pada Yudas.

"Wah wah, apa Mama melewatkan sesuatu?" Senyuman yang tak bisa diartikan itu sangat mengganggu Yudas, membuatnya menunduk malu.

"Apa sih, Ma? Memangnya aku tidak boleh pulang dengan Yudas?!"

"Iya iya, anak Mama kenapa sensi sekali sih? Hm?" Nyonya Go mencubit pipi Haru gemas.

"Aku ke atas duluan. Permisi." Sebelum Yudas semakin malu, lebih baik ia kabur duluan.

Seperti biasa, mandi, makan mlam, menyiapkan peralatan sekolahnya, dan bersiap untuk tidur. Yudas tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Pulang sekolah bersama saudara atau sahabatmu mungkin sudah menjadi hal biasa. Tapi itu akan menjadi hal luar biasa jika dilakukan dengan Haru. Haru bukan saudaranya, bukan pula sahabatnya. Lalu, siapa Haru bagi Yudas?





Ini hal biasa, Nam Yudas. Sadarlah..












Ini juga pasti hanya hal kecil bagi Haru. Yudas tak perlu terlalu memikirkan ini. Ya benar, ini hanya hal kec–"

Tok tok tok.

Hah..itu pasti dia.

"Ada ap–"

"Terima kasih!"

"Apa ini?"

Haru berdiri di depan kamarnya sambil memegang lolipop berwarna oranye-kuning. Cinnamon. Rasa favorit nya.

"Untukmu"

"Um, baiklah. Tapi untuk apa ini?"

"Ucapan terima kasih ku! Kau sudah banyak menolongku hari ini. Hehe"

Seseorang, selamatkan jantung Yudas..

"Tidak perlu sampai memberiku ini, Haru. Aku senang menolongmu. Tapi baiklah, aku terima"

Haru tersenyum senang menyerahkan lolipop itu pada Yudas.

"Boleh aku masuk?"

"Kau mau minum hingga mabuk lagi?"

Haru mengerutkan dahinya, berniat membatalkan niatnya dan berbalik badan, "Kalau begitu aku–"

"Aku bercanda. Masuklah."

Mereka duduk bersama di kasur Yudas, saling berhadapan satu sama lain. Haru memainkan jari-jarinya, matanya gelisah memandang sekitarnya, sesekali melirik Yudas yang menatapnya, menunggu apa yang akan ia ucapkan.

Beberapa detik berlalu, namun tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

"Jika kau terus diam seperti ini, bisa-bisa aku tertidur, Haru"

"S-sebenarnya..aku ingin meminta pendapatmu"

"Tentang apa?"

"Hah! Aku tidak bisa melakukan ini! Aku harus minum!"

"Hei hei bukan begitu cara mainnya. Pelan-pelan saja, ceritakan apa yang mengganggumu. Telingaku siap mendengarkan."

"Ini tentang..Yoora.."

"Oke. Lalu?"

"Aku putus dengannya"


🍒


Vote dan komentar akan sangat dihargai! Terima kasih!

Love you all. Stay safe 🖤

Next>>> -4-

SEXOMNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang