GUARDIAN ANGEL

1.2K 111 3
                                    


Sehun memandangi Suho yang tertidur sambil memegangi ponselnya dengan mulut setengah terbuka, sebenarnya ia merasa bersalah karena membiarkan leadernya menunggu lama. Lagipula tidak mungkin ia meminta izin pada Suho untuk ke bar. Ia hanya membutuhkan waktu sendirian, merenungi kesalahannya. Pikiran dan tenaganya sudah habis untuk bersandiwara selama tampil di acara penghargaan drama itu.

Ia di tuntut tampil profesional, meskipun hatinya masih perih ketika melihat ada banyak fans membawa banner bertuliskan nama couple 'Hunhan'. Mereka sepertinya belum bisa menerima kepergian Luhan, sama seperti dirinya.

Sehun mengacak rambutnya frustasi, ketika merasakan kembali pening di kepala. Efek alkohol itu masih terasa setelah ia memuntahkannya di mobil Guan Lin tadi. Ya, bocah itu adalah salah satu teman Sehun, sudah di anggap adik karena sepaham dengannya. Untung saja begitu emosinya pecah, Guanlin datang, ia jadi dengan mudah meninggalkan bar, lebih tepatnya Luhan yang terdiam karena dirinya.

Pikirannya tiba-tiba melayang saat ia mendengar pembicaraan Suho dengan Luhan sewaktu di ruang musik. Ia memang tidak benar-benar pergi. Tubuhnya berhenti di depan pintu dan ia mengetahui usaha Suho membelanya.

Suho adalah yang terbaik baginya, selalu ada ketika Sehun merasa sedih dan sabar bila di jahili. Begitu mengetahui hubungan terlarangnya dengan Luhan, Suho juga tidak langsung marah atau membentaknya. Ia membiarkan Sehun dan Luhan saling mencintai, meskipun mati-matian mengalihkan perhatian fans dan media yang curiga.

Udara malam yang dingin seperti berhembus di seluruh ruangan. Sehun bergidik, ia pun sekarang sudah berada di tepi kasur. Posisi tidur sambil duduk itu tiba-tiba membuat tubuh kekar seorang Suho hampir jatuh ke lantai. Sehun segera menangkapnya, memeluk Suho, membiarkan si leader bersandar padanya.

Sehun merasa hangat padahal bukan ia yang mendapatkan pelukan. Perasaan itu tiba-tiba muncul begitu kepala Suho berada tepat di dada bidangnya. Sehun menggeser tubuh itu perlahan, ia tidak ingin kehilangan kehangatan ini. Maka ia memutuskan untuk tidur satu kasur dengan Suho.

.

.

.

Suara alarm yang bising datang dari sebuah ponsel di atas meja nakas, membuat Suho menggeliat dan perlahan membuka mata. Namun, ia merasakan sesuatu yang berbeda. Bantalnya terasa tidak seperti biasanya, ia juga melihat ada sebuah tangan yang melingkar di tubuhnya.

ASTAGA, SEHUN!

Jangan katakan bahwa semalaman, ia terlelap dan menjadikan dada itu sebagai bantalnya, pantas saja tidurnya nyenyak. Ia pun segera bangun dan melesat ke kamar mandi.

At Office

Luhan dan Suho tidak saling bicara, padahal mereka berdua sudah berada di ruangan yang sama selama hampir setengah jam. Leeteuk, tidak biasanya terlambat dari waktu yang di janjikan. Mereka saling berhadapan, beberapa kali juga saling mencuri pandang.

"Bagaimana keadaan Sehun?" Luhan bersuara setelah mengumpulkan keberaniannya. Suho hanya melirik, tidak berniat untuk menjawabnya, karena masih terbawa kesal. "Semalam dia mabuk berat."

Jelas sekali Suho semalam mendengar nama Guan Lin, bukan Luhan. Orang yang bersama Sehun semalam.

"Kau tau Sehun sangat payah dalam hal minuman. Kenapa kau tidak melarangnya?" Suho bertanya dengan nada yang dingin. Sebagai kakak tentu saja ia akan marah.

Luhan menghela napasnya, ia rasa tidak ada gunanya untuk bicara sekarang, karena semua yang ia katakan akan terdengar salah.

Leeteuk pun datang, seperti biasa dengan secangkir kopi di tangan. Pria paruh baya itu tidak secerah biasanya, wajahnya agak muram. "Maaf, alarmku tidak berfungsi." ucapnya.

Official CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang