Diruangan yang didominasi oleh warna putih itu, nampak seorang gadis yang tengah terbaring lemah di brankar ruang rawat dengan tangan yang terpasang selang infus.
Wajah gadis itu yang tak lain adalah Allea terlihat pucat, disampingnya Regan terduduk sambil menggenggam tangan kanan Allea yang terasa dingin. Sesekali Regan mengelus dan mengecup punggung tangan Allea dengan sayang.
Regan terlihat berantakan. Dia frustasi, melihat kondisi Allea yang belum juga menandakan bahwa gadis itu akan bangun.
"Sayang, bangun dong. Jangan tidur mulu, aku lebih baik ngeliat kamu marah daripada harus ngeliat kamu kaya gini." Diciumnya jari jemari Allea dengan sayang. Sungguh! Regan sangat merindukan Allea-nya yang polos dan menggemaskan.
"Aku mohon, bangun All." Ucap Regan lirih.
Perlahan jari jemari Allea yang sedang Regan genggam bergerak pelan, diiringi dengan kelopak mata Allea yang mulai bergerak-gerak menunjukkan manik hitam kecoklatannya yang indah.
"Sayang! Kamu sadar!" Regan tak bisa menutupi rasa bahagianya.
Allea berusaha mengulas seuntai senyum nya.
"Regan" panggil Allea lemah, Allea menyentuh pipi Regan lembut. Regan balas menggenggam tangan Allea yang berada diwajahnya, mengelus nya perlahan dan mencium telapak tangan Allea dengan perasaan bahagianya.
"Regan khawatir yah, maaf yah udah buat Regan khawatir." Kata Allea serak.
"Ssttt.... Kamu ngomong apa sih, gak perlu ngerasa bersalah, ataupun minta maaf sama aku, kamu itu udah jadi prioritas aku, jadi sudah seharusnya aku jagain kamu, aku gak bisa ngebayangin kalo harus kehilangan kamu, All. Maaf karena keteledoran aku, kamu jadi terluka, All. "
"Allea gak akan pernah ninggalin Regan. Dan tentang kondisi Allea yang sekarang, ini bukan salah Regan sama sekali." Allea mengelus pipi Regan lembut, Regan menunduk menikmati setiap sentuhan lembut yang Allea berikan.
"Jangan pernah berfikir buat ninggalin ataupun pergi dari aku, All. Karena saat itu terjadi, aku akan benar-benar hancur."
Deg!
Elusan tangan Allea terhenti sejenak. Allea menatap mata Regan dalam, disana terlihat kesungguhan dan cinta yang besar yang Regan tujukan untuknya. Allea terenyuh akan tatapan itu, dengan tersenyum tulus, Allea menanggukkan kepalanya.
Regan tersenyum melihat respon gadis itu, namun senyumnya perlahan terganti dengan wajah seriusnya. Mengingat orang yang sudah berani menyakiti Allea-nya.
"Siapa yang udah nyakitin kamu, All?" Tanya Regan dingin.
Allea yang merasa tidak enak kalau sampai Regan macam-macam dengan orang yang sudah menyakitinya, lebih memalingkan wajahnya kearah lain, ditatap serius seperti itu oleh Regan membuat Allea gugup.
"Mmm.... Regan, Allea laper. Regan bawain Allea makanan gak?" Tanya Allea namun berusaha tak menatap langsung ke manik mata hitam tajam milik Regan.
Kening Regan berkerut. "Kamu gak usah ngalihin topik pembicaraan All, jawab pertanyaan aku, siapa yang udah berani ngelakuin itu semua ke kamu?" Ucapan Regan melembut.
"Mmm... Allea gak bisa bilang ke Regan sekarang. Gak papa yh." Kata Allea pelan.
Regan menghela nafas sejenak. "Okay. No problem, apapun untuk Alleaku." Balas Regan sambil mengelus rambut Allea.
Allea tersipu malu saat Regan mengatakan itu, jantungnya berdebar tak karuan. Dengan malu, Allea memalingkan wajahnya kearah lain berusaha menutupi rona merah dipipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RegAll
Teen FictionAku hanya ingin menyampaikan sesuatu yang tak dapat kusampaikan sebelumnya, Tentang sebuah rasa yang seolah mempermainkanku. - Nadinia Cindy Attallea Kamu adalah definisi sempurna dari sosok malaikat berhati lembut laksana kapas tak bernoda, Namun a...