Bukan Bahagia

1.4K 84 31
                                    

Manusia boleh saja berangan - angan memilih takdirnya, namun pada akhirnya takdir adalah penentu atas semua hal yang telah dilewati. Mereka bilang, jika ingin berhasil maka harus berusaha, berdoa dan disertai pengorbanan. Pada kenyataannya tidak semua yang telah melakukan hal itu dapat meraih apa yang mereka mau, salah satunya dalam hal cinta. Urusan cinta memang tak bisa disepelekan, bisa saja nyawa menjadi taruhannya.

"Jangan sentuh dadaku lagi Bright!!!"

Umpat Win cempreng dengan kuali berisi sop tomyam dikedua tangannya, Bright terkekeh melihat ekspresi muram Win. Setelah menyiapkan beberapa mangkuk, piring, sendok dan gelas, keduanya lantas menyantap masakan Win.

Bright masih saja mengusili Win, kali ini ia sengaja menumpahkan kuah tomyam itu ke arah dada Win. Sontak Win histeris karena cairan panas itu menyentuh bagian dadanya. Bright sedikit menciut, ia tak berpikir bahwa candaannya akan membuat Win histeris. Win segera menanggalkan kaus yang ia kenakan, kulit dadanya terasa panas dan perih.

"Maaf, aku tidak sengaja!!!"

Ujar Bright sembari berjalan mengambil salep dan kapas. Win masih mengaduh karena luka didadanya, ia meringis kecil. Bright membersihkan luka itu dengan sangat hati - hati, lalu mengoleskan salep yang ia ambil tadi.

"Aku tahu kau sengaja melakukan ini agar dapat menyentuh dadaku lagi"

Hardik Win lalu menjambak rambut Bright, Win mengecup bibir Bright saat wajahnya telah bertatap. Bright tak memejamkan mata, ia terus menatap Win hingga bibir itu beradu manis. Dengan kondisi setengah telanjang Win membereskan peralatan makan yang mereka gunakan tadi, sedangkan Bright menyapu dan mengepel lantai rumah.

Tiba - tiba Bright menghampiri Win lantas memeluknya dari belakang, dengan sikap manjanya ia menyandarkan kepalanya dibahu Win, diikuti ciuman - ciuman kecil disepanjang leher jenjang kekasihnya. Win tersenyum dengan tetap mencuci peralatan makan diwastafel. Win merasa ada yang aneh, ada sesuatu yang mengganjal dipaha belakangnya. Tangannya bergerak cepat mencari ganjalan itu lalu meremasnya. Bright berteriak bebas.

"Ini masih siang dan kau sudah terangsang karena aku tak mengenakan kaus!"

"Win, ini nyeri sekali. apa salahnya terasang pada istriku sendiri. Bukankah kita harus menghabiskan stok kondom dari Man & Boss?"

Win tak menjawab, ia menggelengkan kepalanya diselingi tawa renyah. Ia tak menghiraukan Bright yang sedang menahan sakit dibagian kemaluannya. Win segera mengambil cucian baju yang belum sempat ia jemur tadi, Bright mengekor seperti bayi bebek yang takut ditinggalkan induknya. Wajahnya memelas.

"Jangan lakukan apapum Bright, tetap berdiri disitu!!!"

Bright menyeringai melihat lelaki yang ia sebut istrinya itu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, namun ia bangga memilikinya.

Bright berdiri dihadapan Win, namun terhalang oleh selimut yang baru saja dibentang oleh Win. Win dapat melihat siluet bayangan Bright, begitu juga sebaliknya. Keduanya termenung sesaat dengan tetap saling memandang dari balik selimut putih itu. Mereka mengingat kembali apa yang menguatkan mereka hingga sampai pada tahap ini.

Jari Bright menyibak kain putih dihadapannya dan kini wajah Win terlihat jelas oleh kedua matanya. Bright segera merangkul bahu Win dan mendaratkan bibirnya. Untuk kesekian kalinya peraduan bibir itu membuai kisah mereka, Bright memang lebih agresif dibandingkan Win. Ia mahir melakukan ciuman dengan menggigit bibir dan memainkan lidah tebalnya. Awalnya memang terasa aneh oleh Win, namun perlahan ia mulai beradaptasi.

Bibir dan lidah itu masih bertautan, sampai gerimis menyadarkan mereka. Dengan sigap Bright mengangkat tubuh Win dalam pelukannya dan mereka tetap berciuman hingga akhirnya Bright menghempaskan tubuh Win ke atas kasur mereka. Bright segera melucuti pakaian yang ia kenakan, begitu pula dengan Win. Hingga tak ada sehelaipun benang menutupi tubuh mereka. Tanpa basa - basi Bright segera menindih tubuh mulus Win. Ciuman Bright mendarat hampir diseluruh permukaan tubuh Win. Win mengerang menikmati sentuhan bibir Bright ditubuhnya, dada Win tak luput dari jilatan lidah tebal Bright.

2Gether The Series : The Next Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang