Sesaat sebelum aku benar - benar jatuh dan tak akan bisa menatapmu lagi, aku ingin tetap mengatakan bahwa hingga hari ini, detik ini, aku masih tetap sama seperti dulu. Seperti saat pertama kali kita bertemu dikonser itu dan selama aku berlari mengejarmu. Semesta mungkin tidak merestui hubungan kita, seandainya mampu aku ingin melawan dunia dan membuatmu tetap bersamaku. Namun apalah daya, aku hanya manusia biasa dengan sejuta kekurangan dan malu menatap dunia. Kelak aku tak ingin kita hanya menjadi sepasang sahabat yang duduk bersama sembari mengenang masa lalu.
Dari semua cinta yang pernah merekah dihatiku, kaulah satu - satunya yang berbeda. Dari caramu menatapku, aku selalu bertanya apakah kisah kita akan berakhir dengan happy ending seperti yang pernah kau ucapkan untuk menyemangatiku kala itu. Aku telah berjalan sejauh ini dengan cinta yang kau tanam dihatiku, ketidakmungkin yang selalu kusemogakan setiap saat adalah bisa berada diakhir yang indah bersamamu. Menatap mentari pagi denganmu disampingku dan meneguk secangkir teh hangat di penghujung senja.
Keributan kecil yang terjadi tempo hari masih membuat Win & Luke bersikap kaku. Luke berusaha untuk tetap bersikap ramah pada Win. Ia mengalah, berusaha untuk mendapatkan maaf dari Win, namun tak ada respon berarti. Dalam hati, Win meyakinkan dirinya bahwa ucapan Luke adalah tidak benar, tapi hal itu justru terpatri dalam benaknya. Win memang tidak menyimpan rasa lebih untuk Luke, namun hal itu membuatnya tidak nyaman, terlebih jika Boss tahu.
Awal minggu yang senggang, beberapa pekerjaan Win telah ia selesaikan weekend lalu. Ia sengaja membawa pulang pekerjaannya untuk menyibukkan diri. Jika tidak, ia akan merasa sepi lalu mengunjungi kampus lalu akhirnya merindukan Bright. Secangkir teh hangat Boss tawarkan pada Win, lalu menuju balkon. Boss menyandarkan tubuhnya pada dinding, ia menyeruput teh pelan - pelan.
"Bagaimana Kisahmu Win?"
"Aku masih hidup dan bernafas saat ini, berarti aku baik - baik saja tanpa dia"
Boss tersenyum tipis mendengar jawaban Win. Beberapa saat kemudian Boss meninggalkan Win sendiri. Boss menyadari langkah Luke sedang menuju mereka. Win mengekor, mengikuti langkah Boss namun Luke menahan tangannya.
"Tetap disini bersamaku"
Win menahan langkahnya, ia terdiam dengan secangkir teh ditangannya. Mereka tak saling bertatap mata, Win berdiri membelakangi Luke tanpa alasan.
"Malam ini Ocean Pasific mengundang kita untuk makan malam bersama"
"Lalu apa hubungannya denganku?"
"Kau yang paling berpenampilan menarik disini, tidak salah jika kau menjadi wakil kantor kita nanti malam"
"Maaf, aku harus menyelesaikan pekerjaanku"
"Bukankah semuanya sudah kau kerjakan weekend lalu?"
Win tercengang mendengar ucapan Luke, ia tak mengira bahwa Luke memperhatikan aktivitasnya. Jumat lalu sebelum Luke meninggalkan kantor, Win terlihat mengemasi semua bahan pekerjaannya. Mulanya Luke berniat untuk membantu Win, melihat Win seperti kesusahan membawa berkas ditangannya. Luke mengurungkan niatnya, ia tidak ingin memperburuk keadaan diantara mereka.
"Kenakan setelan dimeja kerjamu, aku akan menjemputmu pukul 7 malam ini"
Tak ada jawaban dari Win, ia segera meninggalkan Luke sendirian setelah mendengarnya. Wajahnya muram saat melihat sebuah kotak diatas mejanya, ia tak berniat membukanya, Win menepikan kotak berwarna hitam itu.***
Disatu sisi yang lain, Bright dengan segala kegundahannya nampak tak bersemangat menghadapi hari ini, pasalnya tinggal menghitung jam acara pertunangan itu akan segera dilangsungkan. Meski telah berusaha untuk ikhlas, namun hatinya tetap saja menolak, yang ia inginkan adalah Win dan hanya Win seorang, tak akan berubah. Bright meninggalkan ruangan setelah Joan memintanya untuk menghadiri glady resik acara pertunangannya.
Bright dan Stephanie berjalan bersama menuju panggung yang akan menjadi tempat mereka bertukar cincin nanti. Disaksikan kedua orang tua mereka, latihan singkat itu berjalan lancar. Kedua orang tua mereka tersenyum bahagia menyaksikan takdir yang mereka ciptakan sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Leader Tim make up meminta mereka untuk segera bersiap. Bright mematung seorang diri ditengah panggung ballroom, pandangannya kosong.
Tahap awal perjalanan hidupnya yang baru akan segera dimulai. Bright tak ingin berharap lebih pada dunia, kakinya tak lagi mampu untuk membuat wajahnya tetap mendongak. Bright bersimpuh menyilakan tangan dan melipat kakinya memandangi sekeliling ballroom itu. Dalam bayangannya, ia dan Win akan berjalan bersama menuju Altar dengan setelan berwarna putih. Semua ini hanyalah mimpi dibalut manisnya angan - angan diantara mereka.
Petugas Hotel mulai mempersiapkan jamuan makan malam acara ini, beberapa diantara mereka terlihat merapikan meja kursi dan mempercantik sebagian sudut ruangan. Sementara tim keamanan telah bersiap mengatur mekanisme penerimaan tamu. Ketua regu meminta mereka memperhatikan foto yang telah dibagikan melalui media ponsel, itu adalah foto Win.
Pukul 18.30 tamu acara pertunangan Bright & Stephanie mulai tiba, dari balik kendaraan - kenadaraan mahal itu mereka muncul. Bahkan salah seorang tamu undangan merupakan anggota kerajaan. Tamu acara pertunangan ini berbalut gaun dan setelan jas bernilai jutaan bath. Tentu mereka harus menunjukkan apa yang mereka punya, sebagai bukti eksistensi mereka dalam berbisnis. Suguhan musik terdengar mengalun diseluruh sisi ballroom.
Win & Luke berjalan beriringan menuju ballroom. Malam itu menjadi salah satu penampilan terbaik Win, setelah jas terlihat sangat matching pada tubuh dan warna kulitnya. Luke tak bisa memalingkan pandangannya, Win terlalu berat untuk ia lewatkan. Sesampainya dipintu masuk, petugas keamanan dengan gesit mencegah Win memasuki ruangan. Luke meminta Win agar menjauh, Win menurutinya. Entah apa yang disampaikan Luke, hingga petugas keamanan itu meluluh & mengizinkan Win memasuki ruangan ballroom.
Tak ada yang bisa Win ucapkan saat ia menyadari bahwa itu bukanlah acara makan malam perusahaan seperti biasa. Jantungnya berdebar semakin kencang ketika Bright dan Stephanie melangkah bersama menuju panggung. Stephanie nampak bahagia, senyumnya merekah diwajah cantiknya, ia juga melambaikan tangan pada para undangan. Namun tidak bagi Bright, pertunangan ini bagaikan badai besar yang menghantam dirinya. Win memandang keduanya dari kejauhan, tubuhnya bergetar hebat. Hal besar menyumbat kerongkongannya, hingga air mata itu menetes.
Luke menggenggam kepalan jemari Win, ia bermaksud untuk menguatkankannya. Win masih berdiri tegap dengan hatinya yang tengah hancur, ia tak mengerti bagaimana ia bisa berada ditempat itu saat ini. Bright memicingkan matanya kesetiap sudut ballroom, ia berharap Win tak akan berada disana untuk menyaksikan pertunangannya. Win tak bisa menahan air matanya lagi.
"Apa maksudmu membawaku ke acara ini?"
Tanya Win pada Luke sembari menghapus air mata dipipinya
"Aku hanya berusaha membuatmu berhenti mencintainya lalu membuka hati untukku. Bukankah ini realistis?"
"Kau gila?"
Luke tak menjawab lagi, ia tersenyum bangga atas usaha yang telah ia lakukan.
Win berusaha melepas cengkraman tangan Luke. Ia beranjak meninggalkan acara pertunangan Bright dengan hati yang melebur bersama air matanya. Disaat itu pula Pembawa Acara memimpin prosesi pemasangan cincin pertunangan. Stephanie melingkarkan cincin terlebih dahulu pada jari Bright.
Win melangkah dengan penuh keyakinan dan tiba- tiba saja Bright terkulai tak sadarkan diri sesaat sebelum memasangkan cincin pada jari manis stephanie. Seisi ballroom sontak terkejut melihat Bright pingsan tanpa sebab. Stephanie berusaha menepuk pipi Bright untuk menyadarkannya, namun tak berhasil. Hingga tim medis akhirnya datang dan membawa Bright menuju rumah sakit.
Malam sakral yang dielu - elukan berubah menjadi drama kekhawatiran. Meski Bright & Win berfikir tak akan memiliki kesempatan lagi, namun jika Tuhan memilik rencana lain semuanya mungkin saja terjadi. Perjuangan yang berdarah dan menyisakan luka pasti berganti bahagia yang tak akan dapat diduga - duga. Percaya saja, Tuhan maha kuasa atas segalanya.Untuk temen-temen yang membaca cerita ini, dengan kerendahan hati, saya mohon bantuannya untuk Subscribe Channel youtube saya. Maaf jika melenceng dari topik. Terima kasih atas bantuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2Gether The Series : The Next Story of Us
FantasyPerjalanan panjang yang telah mereka tempuh bersama, tidak semulus yang mereka mau. Bagi Bright & Win, bahagia adalah ketika mereka bersama, tanpa hal - hal lain mengitari. Kehadiran Win menjadi berkat tersendiri untuk Bright begitu juga sebaliknya...