☆12☆

68 3 0
                                    

Typo bertebaran!

¤¤¤

"Lo ada nomer telepon nyokapnya Gyura?" tanya Bagas.

"Ada sih, gue coba hubungin tante Mika dulu," ucap Bianca sambil memainkan handphonenya.

Ia menempelkan handphonenya di telinga kanannya. Sudah 5 kali ia mencoba menghubungi tante Mika, ibunya Gyura. Tapi, ternyata nomer yang dihubunginya sudah tidak aktif.

"Gak aktif," ucap Bianca putus asa.

"Terus gue gimana?" ucap Gyura. Geo menatap Gyura yang ada di sampingnya dalam. "Lo pasti selamat," ucap Kevin datar. Sontak semuanya langsung menatap Kevin bingung.

"Ngomong sama siapa?" tanya Oji ngeri. Tubuhnya memberingsut ke arah Oksa.

"Ada Gyura?" tanya Bianca hati-hati. Kevin berdehem pelan. "Mana?" lanjutnya. Kevin melirik samping kirinya.

"Ra, maafin gue. Kalau gue tau ternyata tante Mika bohongin gue, pasti gue bakal cari lo," ucap Bianca sedih.

"Bukan salah lo. Emang keluarga gue gak ngeharepin gue, jadinya gue dibuang," ucap Gyura sendu. Geo menatap Gyura dalam, ia bisa merasakan perasaan yang gyura rasakan.

"Dia bilang, ini bukan salah lo," ucap Geo. Ia tidak mengatakan kalimat terakhir yang Gyura katanya.

"Kita harus gerak cepet, sebelum dia semakin lemah," ucap Kevin tegas. Ia tidak sengaja melirik Gyura yang ternyata tubuhnya mulai mengabur.

"Terus kita harus gimana?" tanya Bagas. Semuanya terdiam, hanyut dalam pikirannya masing-masing.

"Gue mau ajak Gavin, adek gue," ucap Kevin.

Seketika para sahabatnya menatap Kevin bingung. "Buat apa?" tanya Oksa.

"Dia bisa ngeliat masa lalu," jelas Kevin singkat.

"Ya udah cepet suruh ke sini," ucap Geo tidak sabaran. Kevin memutar bola matanya jengah. Ia mengambil ponselnya dari saku jaket yang ia pakai. Ia mengetikan pesan singkat untuk Gavin dan ternyata langsung dibalas oleh Gavin.

"Gimana?" tanya Gyura penuh harap. "Lagi jalan ke sini," sahut Kevin datar.

¤¤¤

"Apa?" tanya Gavin jengah. Ia sangat benci situasi ini. Terlebih melihat sahabat-sahabat dari kakaknya itu.

"Lo bener bisa liat masa lalu, Vin?" tanya Oji takjub. Gavin memutar bola matanya jengah, sudah berapa kali Oji menanyakan hal serupa.

"Bacot lo, gue suruh ngapain, sih?"  tanya Gavin kesal.

"Coba lo liat masa lalu 'dia'." Gavin mengikuti arah pandang Kevin, ia tidak mengerti apa perkataan kakak satu-satunya itu.

"Apa sih?" tanya Gavin kesal. Kevin berdecak kesal, ia lupa kalau adiknya tidak bisa melihat sosok tidak kasat mata.

"Lo ada barang yang Gyura kasih gak atau punya dia yang ketinggalan?" tanya Kevin kepada Bianca. Bianca terdiam sejenak, mengingat-ingat sesuatu yang Gyura berikan kepadanya.

"Ah iya!" Bianca langsung berlari menuju kamarnya yang ada di lantai dua tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Orang cantik mah bebas," gumam Oji sambi menggelengkan kepalanya pelan.

"Lo beneran adeknya dia?" tanya Oksa memastikan.

"Iya, kok kalian beda ,sih? Si dia dinginya naudzubillah nah lo? Begajulan gini," serobot Oji. Ia memperhatikan penampilan Gavin dari bawah sampai atas dan dari atas sampai bawah.

Gavin sontak menutup aset berharganya saat pandangan Oji yang terlihat sangat mesum baginya. "Apa lo! Gue serem liat lo gitu! Berasa anak perawan diliatin sama aki-aki mesum!" sembur Gavin. Oji membelalakan matanya kaget bahkan mulutnya juga sudah terbuka lebar.

"Bagus! Tingkatkan!" sahut Leo sambil tertawa.

"Ihhhh najis! Gue masih suka yang bohay-bohay, ya. Mana mau pisang sama pisang!" ucap Oji frontal.

"Aaa! Apa sih kalian!" jerit Bianca dari tangga paling atas. Ia berdiri dengan kedua tangan yang menutup telinganya.

"Kasian tuh, kupingnya masih perawan!" ucap Geo.

"Berisik!" bentak Kevin.

Bianca menyerahkan sebuah topi milik Gyura yang tertinggal saat hari terkahir mereka bertemu. "Nih, ini topi Gyura," ucapnya sambil menyodorkan topi berwana putih kepada Kevin.

Kevin kemudian menyerahkan topi itu kepada Gavin. Saat menerima topi tersebut tubuh Gavin langsung menegang. Semuanya langsung terdiam melihat Gavin yang terlihat kesakitan dan mengeluarkan keringat dingin sangat banyak.

Kevin langsng mengambil topi yang ada di genggaman Gavin ketika melihat adiknya itu sudah sangat kesakitan. Ia harusnya ingat hal itu, adiknya akan langsung lemas saat melihat kejadian di masa lalu bahkan bisa sampai pingsan. Meskipun ia sangat cuek, tapi ia sangat menyayangi adik satu-satunya itu.

"Arghhh!" erang Gavin. Ia membuka matanya perlahan dan menahan rasa sakit di kepalanya. Ia melihat wajah-wajah khawatir dari mereka semua terutama Kevin, meskipun di tutupi dengan wajah datarnya, tapi Gavin tau kakanya itu sangat khawatir kepada dirinya.

"Apa yang lo liat?" tanya Geo tidak sabaran.

"Kasih dia minum dulu!" ucap Kevin tegas. Bianca langsung berlari ke arah dapur mengambilkan minuman untuk Gavin.

"Nih," ucao Bianca sambil menyodorkan segelas sirup berwarna hijau kepada Gavin. Gavin langsung menerima gelas itu dan meminumnya hingga tandas.

Oji menelan salivamya kasar. "Kok seger, ya," ucap Oji sambil menatap gelas kosong yang ada di meja. Bianca menepuk keningnya pelan.

"Bik, tolong buatin minuman buat mereka ya," ucap Bianca kepada asisten rumah tangganya yang kebetulan lewat.

"Gimana? Apa yang lo liat?" tanya Geo tidak sabaran.

¤¤¤

Double Up!

Jangan lupa tinggalin jejak ya...

My Girlfriend is GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang