☆13☆

82 4 0
                                    

Typo bertebaran!

¤¤¤

"Gimana? Apa yang lo liat?" tanya Geo tidak sabaran.

"Sabar! Gue mau nafas dulu!" sahut Gavin sambil menghirup udara di sekitarnya dengan rakus. Bahunya terlihat naik turun dengan cepat. Perlahan nafasnya kembali normal.

"Gue tadi liat waktu pembantunya Gyura ngasih botol minum yang isinya jus apel, nah terus dia ngajakin mbak itu jalan-jalan," ucapnya sambil melirik Bianca yang sedang mendengarkan penjelasannya dengan serius, "terus pas udah nganterin mbak itu si Gyura minum jus apel yang dikasih pembantnya. Nah enggak lama kemudian ada dua motor yang ngejar-ngejar mobil Gyura, nah gue rasa mereka tuh sengaja ngebawa Gyura ke arah jurang dan Gyura itu keliatannya juga kayak ngantuk gitu. Dan pas dia sadar ternyata dia udah ada di depan jurang dan mau ngrem gak bisa, tapi gue rasa mobilnya kayak disabotase gitu, remnya blong," jelas Gavin. Semuanya mendengarkan penjelasan Gavin dengan baik.

"Terus?" tanya Geo masih kurang puas. Gavin mengendikkan bahunya. "Udah gue cuma liat itu, soalnya topinya keburu diambil sama itu," ucapnya sambil menunjuk Kevin dengan lirikannya.

"Lo berat, gue males gendong lo kalo pingsan," ucap Kevin sarkatis.

"Lo gimana sih!" sungut Geo. Ia menghampiri Kevin lalu menarik krah seragam Kevin. "Jangan, Ge," lirih Gyura. Perlahan amarah Heo mulai mereda. Ia menghempaskan Kevin kasar.

Kevin berdecih. "Gue gak mau ngorbanin adik gue, dia pernah pingsan sampe tiga hari gara-gara gue maksain dia dulu!" ucap Kevin kesal. Geo langsung merasa bersalah, dia tidak tau kalau itu bisa membuat Gavin dalam bahaya.

"Maaf gue gak tau," sesal Geo.

"Ini non, den minumannya," ucap pembantu Bianca. Beliau meletakkan nampan berisi 7 gelas dengan sirup berwarna hija seperti yang tadi Bianca berikan kepada Gavin.

"Makasih, Bik," ucap Kevin sopan.  


"Jadi sekarang gimana?" tanya Leo.  Semuanya terdiam, bingung harus bagaimana.

"Kan tadi kata Gavin rem blong, gimana kalo kita ke kantor polisi buat mastiin, nah abis itu kita ke rumah Gyura buat nanya ke pembantunya Gyura," usul Oji. Semuanya langsung menatap Oji dengan wajah terharu.

Oksa langsung merangkul Oji dan menepuk-nepuk bahu Oji bangga. "Ayah bangga padamu, Nak!" ucap Oksa dilebih-lebihkan.

"Bisa pinter juga," sinis Leo. Oji dengan tampang tengilnya langsung menepuk-nepuk dadanya sombong lalu mengelus jambul kegagahannya.

"Gue setuju," ucap Kevin datar.Semuanya juga mengangguk setuju.

"Gue ikut!"  Kevin memutar bola matanya jengah. Ia menatap Bianca datar.

"Ganti baju sana! Kita pake motor!" titah Kevin. Mana mungkin ia mau membawa anak orang dengan pakaian yang uwu gitu. Hotpants  dan kaos kebesaran.

"Tau, gue kan jadi nambah dosa ngeliatin paha dia mulu," cibir Oji pelan. namun Kevin masih bisa mendengadar itu.

Bianca langsung menuruti perintah Kevin dan berganti pakaian di kamarnya.

"Gue curiga diminuman lo ada obat tidurnya," bisik Geo kepada Gyura. Gyura hanya diam dengan tatapan kosongnya. Geo merangkul bahu Gyura. "Jangan sedih," bisik Geo.

"Gue curiga sama bang Zaky," gumam Gyura. Geo langsung menatap Gyura meminta penjelasan.

"Waktu itu bang Zaky pulang dan gue rasa dia yang kasih obat itu, soalnya dia dari kecil gak suka sama gue," ucap Gyura.

"Jangan nuduh orang sembarangan!" ucap Kevin. Ia tidak suka dengan orang yang langsung menuduh orang tanpa bukti yang kuat.

Oji langsung membelalakan matanya kesal. "Apa sih ,Vin, orang gue lagi ngomong sama Oksa, kok lo yang sewot!" cerca Oji. Tadi Oji dan Oksa sedang menggibahi anak futsal yang beberapa hari yang lalu tanding bersama mereka.

Kevin memutar bola matanya jengah. "PD amat sih lo!" sinis Kevin. Ia lebih baik menyibukkan dirinya dengan game online di ponselnya sambil menunggu Bianca berganti pakaian.

"Coba deh bayangin, masa bang Zaky pulang terus gue kecelakaan gitu," sungut Gyura kesal. Geo mendegarkan perkataan Gyura baik-baik. Tapi ia tidak yakin, apakah mungkin seorang kakak tega menyakiti adiknya sendiri? Ia tidak mau menuduh orang tanpa bukti.

"Tapi dia gak pernah ngarepin gue," ucap Gyura. Ia bisa menangkap raut keraguan dari wajah Noel.

"Yuk! Gue udah siap." Sontak semuanya menatap Bianca yang sedang menuruni tangga dengan pakaian yang lebih layak. Celana jins panjang dan hoodie berwarna pink yang kebesaran dan tidak lupa tas selempang berwarna senada dengan hoodie yang dikenakan oleh Bianca.

"Lo gimana?" tanya Kevin kepada Gavin. Ia takut kalau adiknya itu masih lemas dan tidak sanggup mengendarai motor.

"Dia biar bonceng gue, nah ntar Oji yang bawa motornya," ucap Oksa. Kevin mengangguk setuju, untung saja Oji tadi membonceng Oksa karena ia tidak membawa motor.

"Yuk, jalan!" ucap Geo semangat.

¤¤¤

Up!

Jangan lupa tinggalin jejak yaa!


My Girlfriend is GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang