angel :; i love u

528 96 7
                                    

A.N : Disarankan untuk mendengarkan lagu (Davichi - Sunset ost. Crash Landing on You)



Hujan deras membahasi seluruh kota. Keadaan jalanan terlihat lengah bahkan tidak ada kendaraan yang melintas, mengingat bahayanya membawa kendaraan pada saat hujan deras seperti ini.

"Kak." Suara serak seorang gadis membuat dua orang laki-laki yang sedang duduk di kursi menoleh.

"Kok bangun?" Tanya salah satu dari mereka.

Mata gadis itu fokus pada seorang yang masih tetap duduk di kursinya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Menyadari tatapan adiknya, Taeyong lantas berjalan mendekati Taerin dan menepuk pundak adiknya itu lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Langkah Taerin tergerak menuju kursi yang tadi tempati Taeyong. Ia duduk dengan hati-hati, kemudian ikut memandang hujan dari balik kaca jendela besar.

"Kok disini kak?" Tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya.

Yang ditanya hanya tersenyum. "Nggak boleh?"

"Bukan itu. Tapi-- ah. Dari tadi kak?"

Yuta menoleh dan menatap Taerin sendu tanpa sepengetahuan Taerin. "Sejam yang lalu. Kamu kenapa bangun? Udah malam."

"Kebangun kak dengar hujan deras banget."

"Pas ya sama suasana hati." Itu bukan pertanyaan, Yuta tidak bertanya tapi ia mengungkapkan isi hatinya.

Taerin yang sedikit terkejut lantas menoleh ke Yuta. Mata mereka bertemu. Yuta mengunci pandangan Taerin dengan tatapannya. Jujur, Taerin ingin menangis melihat tatapan itu. Entah apa alasannya, rasanya seperti ia tidak akan bisa lama menatap mata itu.

Benar saja, buliran kristal itu lolos dari kelopak mata Taerin. Yuta yang menyadarinya lantas terkejut dan mengangkat sebelah alisnya.

"Rin?"

Taerin mengerjapkan matanya menahan agar buliran itu tidak turun lagi, namun gagal. Ia mengalihkan wajahnya menghindari Yuta, namun dengan cepat Yuta menarik dagu Taerin agar tetap menatapnya.

Mereka kembali mengunci pandangan. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut keduanya. Mereka seperti berkomunikasi dari hati dan melewati mata.

Perasaan apa yang sebenarnya Taerin rasakan sekarang? Kenapa rasanya begitu perih? Kenapa rasanya ia akan kehilangan orang di depannya ini?

Yuta perlahan mendekatkan wajahnya ke Taerin. Menatap bibir ranum Taerin yang selalu menukik indah karena senyumnya. Senyum yang buat Yuta candu dan hampir gila. Terpaan napas mereka sama-sama menyapu permukaan wajah masing-masing.

Wangi manis Taerin bahkan sudah bisa Yuta cium dari jarak ini. Perlahan wajah itu semakin mendekat, mengikis jarak antara mereka. Dada Taerin tiba-tiba terasa begitu sesak, entah apa penyebabnya. Bahkan ia baru pertama kali sedekat ini dengan Yuta kenapa ini rasanya menyakitkan?

Beberapa detik Yuta menatap mata Taerin yang sudah berkaca-kaca. Dengan lembut ia senyapu bibir ranum itu. Taerin memejamkan matanya yang malah membuat buliran itu semakin deras lolos dari matanya.

an a n g e l ; Nkmt Yuta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang