Enam.

50 18 2
                                    

Selama perjalanan menuju kelasnya Khanzza terus menggerutu karena teman-temannya yang keras kepala ditambah karena sikap Arden yang seenaknya itu.

Saat dia hendak memasukki kelasnya dia dikejutkan dengan kehadiran Arden yang sedang menyender di depan pintu kelasnya. Namun ia bersikap seolah tidak ada siapa-siapa dan berjalan melewati Arden tanpa menoleh sedikitpun.

"Pulang sekolah bareng gue. Gaada penolakan" Ucap Arden dengan santai lalu meninggalkan Khanzza yang dibuat heran dengan perkataannya barusan.

"Buset ngomong sama siapa tu orang?" Khanzza bertanya pada dirinya sendiri lalu menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan ada orang selain dirinya atau tidak namun ia tak menemukan siapapun di sekitarnya.

Masa iya ngomong sama gue? Perasaan tadi pas di kantin ketus tu orang. Khanzza menepis pikiran tentang Arden yang mengajaknya pulang bareng.

Saat masih memikirkan perkataan Arden barusan tiba-tiba ketujuh temannya itu datang dan menghampiri Khanzza.

"Heh nyet kenapa lo bengong geleng-geleng sendiri lagi, sakit leher lo apa kesambet lo?" Qiana asal menyeplos yang langsung dihadiahi jitakan oleh Khanzza.

"Asal bego omongan lo"

"Ya abisnya Ca lo bengong aja dari tadi kirain udah masuk kelas taunya belom. Lo lagi kenapa emang? " Della ikut bertanya karena ia juga penasaran

"Gapapa. Ko lo berempat ga masuk kelas?" Bukannya menjawab yang sebenarnya kini Khanzza malah berbalik bertanya kepada Ajeng, Della, Keysa dan Dhita yang berada didepan kelasnya bukannya masuk ke kelas yang tepat berada di sebelah kelasnya.

"Tadinya kita mau masuk kelas terus liat lo bengong ya kita udah kita samperin. Oh iya tadi gue juga liat Arden balik ke kelasnya tapi lewat tangga kelas 11 dia abis dari sini Ca?" Pasalnya memang tadi Ajeng dan yang lainnya melihat Arden naik ke koridor kelas 12 namun melewati tangga koridor kelas 11 yang membuat mereka penasaran dan rasa penasarannya semakin bertambah ketika melihat Khanzza yang bengong didepan kelasnya.

"Engga gue malah ga liat Arden sama sekali terakhir yang di kantin itu, udah ah gue mau masuk" Ucapan Khanzza mengundang tatapan curiga dari mereka.

Brakk

"Woi Khanzza, Fiza, Qiana, Zanna tadi lo pada dicariin tuh sama Pa Iwan katanya sekarang kalian disuruh ke ruang guru buat ulangan susulan, tadi ulangan agama soalnya kalo ga sekarang ke ruang guru pulang sekolah juga gapapa" Feri yang merupakan ketua kelas 11 IPS 3 kini sudah berada di meja mereka berempat saat mereka baru saja duduk di bangku masing-masing.

"Gausah gebrak meja goblok kalo jantung gue copot gimana" Kesal Qiana karena ulah Feri barusan membuat ia terlonjak kaget dan hampir jantungan.

"Ya maap lagian kalian bolos mulu ga bosen apa dijadiin buronan guru-guru"

"Bacot. Udah mana sini gue minta jawaban ulangan lo yang tadi dong pasti lo buat kan? " Fiza menodongkan tanganya kedepan wajah Feri dengan wajah tanpa dosanya.

"Idih males amat siapa suruh tadi bolos lagian kalian tuh ulangan di ruang guru ada CCTV gabakalan bisa nyontek percuma" Ucapnya tanpa mengasih contekkan ke mereka sedikitpun dan meninggalkan meja mereka.

"Yah anjir gimana dong ini? Masa iya kita ulangan susulan di ruang guru terus mana ga dapet contekkan lagi"

"Ca lo mau ulangan sekarang apa pulang sekolah" Tanya Fiza kepada Khanzza karena niatnya hari ini ia ingin nebeng pulang bersama Khanzza.

"Gue baliknya aja kalo lo mau sekarang gapapa lagian lo hari ini gabakal bisa balik bareng gue Bang Haikal ga jemput" Khanzza memang ingin pulang belakangan supaya bisa mendapat angkutan umum karena kalau pulang bersama murid lainnya ia tidak akan mendapatkan angkutan umum.

ARDENZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang