Bel istirahat sudah selesai tetapi kini tujuh lelaki tampan itu tidak masuk kelas karena mereka tahu jam pelajaran selanjutnya itu free paling-paling hanya mendapatkan tugas tambahan dari guru piket. Dan kini mereka sudah asyik bermain dikantin jadi mereka malas untuk pergi dari situ.
"Gue udahan lah, males gue bosen kalah mulu kampret" Nizam menyerah karena sedari tadi ia dan teman-temannya bermain UNO tapi dia yang selalu kalah---ralat kecuali Galen tentunya yang tidak ikut bermain, dia hanya menatap mereka tanpa minat karna minatnya kini ada di sebuah plastik es yang hanya berisi es batunya saja yang berada di genggamannya, sedari tadi ia memang sudah menghabiskan lima bungkus es batu.
"Payah lo gitu aja nyerah apalagi dikasur" Perkataan ambigu Vian sontak mengundang tawa mereka.
"Heh sempak kalo urusan panas-panasan dikasur gue ma gabakal nyerah siap lahir batin" Balas Nizam sambil menoyor kepala Vian karena merasa tak terima dengan apa yang diucapkan Vian barusan.
"Gaya banget lo anjing masih liat videonya aja bilangnya siap lahir batin belom juga ngerasain" Ucap Arden menanggapi perkataan Nizam barusan.
"Emang lo udah Den?" Tanya Pras yang curiga kepada Arden.
"Belom lah anjing gue kan masih suci nonton aja ga pernah" Elak Arden yang tak terima dengan perkataan Pras barusan.
"Boong banget si Arden dikasih 1 video aja langsung beli sabun dia" Ucapan Reza semakin membuat tawa teman-temannya itu tertawa kencang merasa tak terima dia hanya menghela nafas dengan kasar.
"Udah dosa lo pada udah banyak juga masih aja pada bahas yang ginian" Caesar menggelengkan kepalanya karena pembahasan teman-temannya ini.
"Iya apalagi dosanya banyakan elu ya kan Sar soalnya yang udah nyobain dikasur itu cuman lo"
"Sembarangan banget lo kalo ngomong Zam gue gini-gini juga menjaga kehormatan wanita" Caesar menepuk-nepuk dadanya dengan rasa bangga.
"Tapi ko kayaknya waktu itu gue liat lo masuk kamar hotel sama cewe ya Sar"
"Gausah nyebar fitnah bangsat" Muka Caesar memerah karna perkataan Nizam barusan dan membuat tawa mereka semua semakin menjadi jadi.
"Emang ya anjir tuh anak baru ngajakkin ribut banget sumpah mukanya polos-polos bangsat gitu" Ucap seorang siswi bersama tujuh orang temannya siapa lagi jika bukan Khanzza Cees.
"Emang siapa si anak baru yang ada di kelas lo Jeng?" Tanya Khanzza yang memang paling julid diantara mereka semua.
"Gatau bego sumpah si gua males bangettt kenalan sama dia baru masuk aja udah tengil" Bukan Ajeng yang menjawab tapi Dhita. Tadi mereka memang sudah janjian untuk membolos bersama. Namun karena kelas Ajeng tadi itu pelajaranya Bu Retno mau tidak mau ia harus kembali ke kelas tapi ternyata Bu Retno tidak kembali lagi ke kelas ia hanya memberikan informasi ada anak baru pindahan dari Jakarta ke Bandung tepatnya sekolah mereka kini.
Karena sikap anak baru tersebut tergolong songong dan memancing mode julid Ajeng dan ketiga temannya itu, akhirnya mereka memutuskan untuk ikut membolos dan menyusul keempat temannya.
"Udah gausah dibahas mancing emosi doang percuma" Keysa tau bagaimana teman-temannya itu. Kalau mereka terus menerus membahas topik tersebut itu akan memancing emosi mereka
Mendengar ribut-ribut dari arah tangga membuat ketujuh lelaki itu menghentikan tawanya penasaran siapa yang bolos selain mereka apalagi itu suara perempuan dan kelas 11 pula.
"Mereka siapa?" Tanya Arden ketika melihat delapan orang tersebut dengan kening mengernyit heran, kenapa ada ade kelas perempuannya yang berani membolos pelajaran?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDENZZA
Fiksi RemajaSetiap orang mempunyai kepribadian tersendiri sama halnya seperti lelaki itu mempunyai kepribadian yang menenangkan, indah, dan memukau tapi bisa menenggelamkan dalam waktu yang bersamaan. Menenggelamkan siapapun orang yang telah mengusik kehidupann...