Sepuluh.

72 19 6
                                    

Flashback On.

Kini Arden sedang menuju kelas 11 IPS 4 untuk membawakan seluruh buku tulis dan buku paket yang tadi ada di tangan Bu Eti tadi memang dia dan kawan kawannya ketahuan bolos oleh Bu Eti jadilah mereka dihukum ---ralat bukan mereka tapi hanya Arden yang dihukum karena Bu Eti tidak akan memberikan hukuman yang berat jadi Bu Eti hanya meminta Arden membawakan seluruh buku tulis dan buku paket milik murid 11 IPS 4 walaupun itu sebenarnya bukan hukaman tapi tetap saja ia malas untuk pergi kesana.

Selama perjalanan seperti biasa Arden mendapat pujian-pujian dari para siswi yang menatapnya dan hanya di balas senyuman seperti biasanya tapi jika ada yang memanggilnya Arden akan menjawabnya seperti sekarang misalnya.

"Ka Arden ini aku kasih coklat dari kaka ini coklat limited yang mamah aku bawa dari Belgia kaka pasti belom pernah nyobain kan? Nih makanya aku kasih terima ya ka" Ucapnya dengan nada centilnya.

"Oh iya makasih ya" Arden menerima coklat tersebut sambil tersenyum walaupun sebenarnya coklat ini sudah pernah Arden rasakan bahkan waktu awal-awal coklat ini dipasarkan dengan harga fantastis malah keluarga Arden juga yang membeli paling awal karena permintaan adenya itu bahkan Papahnya itu rela membelikannya satu kontener coklat tersebut yang berakhir tidak habis dan dia bagikan ke teman-temannya.

Padahal jauh sebelum lo kasih gue udah beli duluan anying tapi yaudah deh gapapa kan menghargai.

Arden telah keluar dari kelas 11 IPS 4 namun saat dia melewati kelas 11 IPS 3 ia tidak sengaja mendengar teman-teman Khanzza sedang membicarakannya bahkan ia sempat mendengar kalau ia dijadikan bahan mainan. Jelas Arden kesal sangat kesal karena tak terima akhirnya ia sengaja memutuskan akan membalasnya.

Setelah ia mengucapkan kepada mereka agar menemuinya dilapangan Arden sendiri tidak langsung kelapangan malah dia kembali kekelas untuk meminta salah satu temannya membantunya mengambil gitar akustik yang ada di ruang kesenian.

"Woi ada yang mau bantuin gue minjem kunci ruang kesenian di Bu Retno ga?" Arden yang baru saja sampai langsung bertanya seperti itu membuat mereka heran.

"Ga ah lo ga liat gue lagi PMS ni" Ucap Vian yang mengundang tatapan menyelidik dari ketujuh temannya.

"Lo ganti anu lo Yan?Sejak kapan?"

"Ye kaga lah dongo"

"Lah terus tadi PMS apaan?"

"PMS itu singkatan dari Posisi Males Slurr" Ucap Vian dengan diakhiri cengiran dan tangan yang dilipat ke dada.

"Oh gitu gue juga sama kalo gitu"

"Sama gue juga"

"Aduh iya Den keknya PMS Vian nular juga ni ke gue"

"Tau nih Den tiba-tiba bangkunya posesif sama gue"

Arden memutarkan bola matanya malas ketika mendapat jawaban dari Vian, Nizam, Pras, Caesar dan juga Reza.

"Yaudah kalo gitu. Len anterin gue yu nanti gue traktir es batu deh" Arden berusaha membujuk Galen dengan es batu yang sangat di sukai oleh Galen tentu saja Galen langsung berdiri menghampiri Arden.

"Lagian tumben lo mau ke ruang kesenian mau ngapain?" Tanya Nizam yang penasaran.

"Ngambil gitar"

"Lah buat apaan Den?"

"Nembak Khanzza" Jawab Arden sembil melangkah keluar namun ternyata jawaban Arden barusan berdampak sangat besar bagi mereka.

ARDENZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang