Prolog.

74 26 3
                                    

"Kalian lagi kalian lagi apa tidak cape kalian selalu membuat onar di sekolah?!" tanya salah seorang Guru BK yang terkenal dengan kegalakkannya bernama Bu Retno.

"Aduh elah Bu cape Bu saya juga, pengennya si ga cari masalah Bu tapi gatel gitu Bu kalo ga cari masalah tuh kaya ada yang kurang Bu" elak seorang siswa laki-laki yang terkenal dengan kenakalannya dan mempunyai salah satu geng yang cukup terkenal.

"Alasan saja kamu memang ya orang seperti kamu itu percuma dikasih tau juga percuma kuping atau panci si kamu tu?! Harusnya kamu sadar sudah kelas akhir banyakin belajar bukannya seperti ini!" Bu Retno semakin emosi dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut seorang siswa laki-laki tersebut.

"Kamu juga samanya kamu ini perempuan kenapa seperti ini. Kamu itu selalu membuat onar apa tidak malu kamu?!" Kini Bu Retno berbalik badan menghadap siswi perempuan yang sedang memakan permen karet dengan santainya lalu memutar bola matanya malas tanpa memperdulikan ucapan Guru tersebut.

"Kalian ini maunya apasi ada saja tingkahnya. Sekarang kalian keluar dari ruangan Ibu, sudah cukup pusing Ibu memberi kalian hukuman tapi ternyata kalian tidak jera juga"  Pasrah Bu Retno karna tidak tau hukuman apalagi yang akan ia beri kepada dua murid berbaju putih abu tersebut.

"WAH BU GA DI KASIH HUKUMAN NI BU?MAKASI BWANYAKKK BU DARI TADI KE BU GINI KAN SAYA JADI GA CAPE-CAPE DENGERIN IBU CERAMAH KASIAN JUGA IBUNYA NANTI MAKIN TUA BU" Teriak siswi laki-laki tersebut lalu langsung lari ke luar sebelum Bu Retno memanggilnya lagi.

Sedangkan perempuan tadi? Dia sudah keluar dari tadi setelah mendengar penuturan terakhir Bu Retno. Bu Retno pun hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua murid tersebut ia sudah cukup lelah hari ini.

ARDENZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang