Khanza memasuki kelasnya dengan wajah yang ditekuk dan kaki yang menghentak-hentak ke lantai.
Selama perjalanan menuju kelasnya semua pasang mata menatap tak suka padanya dan terus melontarkan cibiran-cibiran yang rasanya ingin Khanzza kubur hidup-hidup."Gurl tau ga tadi katanya si Arden dateng loh sama cewe" Ucap Qiana yang menyindir Khanzza saat Khanzza baru saja duduk dibangkunya.
"Wow sama siapa tuh Na" Fiza menyahut dengan posisi yang menyamping menghadap Khanzza juga Qiana dan Zanna yang menghadap ke belakang.
"Itu loh Za masa ga tau si itu tuh sama yang itu" Kini giliran Zanna yang memberi kode kepada Fiza dengan mata yang melirik ke arah Khanzza. Khanzza sudah tahu pasti teman-temannya ini sengaja menyindirnya.
"CA LO TADI BERANGKAT BARENG SAMA ARDEN?! " Ucap mereka berteriak yang membuat seisi kelas memperhatikan mereka juga Khanzza yang terlonjak kaget.
"Gausah teriak-teriak dongo" Bukannya merasa bersalah mereka malah memutarkan bola matanya.
"Caaaa" Mereka kompak berkata seperti itu dengan tatapan menyelidik ke arah Khanzza tanda meminta penjelasan.
"Ap-apa?" Khanzza seolah tidak tau apa-apa dan memalingkan wajahnya menghadap papan tulis.
"Oke kalo lo ga mau jelas-" Khanzza memotong ucapan Fiza karena ia tahu kalau Fiza akan mengancamnya.
"Iya ni gue jelasin" Saat Khanzza berkata seperti itu sontak mereka bertiga langsung merapatkan tubuhnya ke Khanzza agar bisa mendengar dengan jelas apa yang akan diucapkan Khanzza melihat tingkah ketiga temannya ini Khanzza menghela nafas kasar.
"Ja-" Namun belum ada setengah kata Khanzza menjelaskan tiba-tiba Ajeng dan ketiga temann lainnya datang menghampiri mereka sambil berlari-lari.
"CACAAAA SINI LO" Teriak Ajeng yang membuat Khanzza, Fiza, Qiana dan Zanna memutar bola matanya malas.
"Apaansi lo berisik tau ga!" Sentak Zanna yang kesal melihat tingkah Ajeng karena tingkahnya itu ucapan Khanzza jadi terpotong.
"Tadi lo bareng Arden Ca?" Tanya Ajeng yang mulai heboh.
"Ko bisa Ca?"
"Gimana ceritanya Ca?"
"Lah Arden tau rumah lo darimana Ca?"
Pertanyaan demi pertanyaan terlontar dari mulut Ajen, Della, Keysa dan Dhita. Mereka semua memang penasaran dengan temannya satu ini yang tiba-tiba bisa berangkat dengan Arden padahal setau mereka dia bertemu Arden itu di kantin tempo hari.
"Berisik lo pada tadi itu si Caca baru mau jelasin tapi ga jadi gara-gara teriakkan lo tuh Jeng yang gada merdu-merdunya"
"Heh Na sua-" Khanzza sengaja memotong ucapan Ajeng karena ia malas mendengar teman-temannya yang sudah ribut di pagi hari.
"Lo pada ribut ga gue jelasin"
"Eh iya Ca jelasin deh jelasin maapin deh" Ucap Qiana yang tidak digubris sama sekali.
"Ah Caca mah ngambek ayolah Ca jelasi yaaa" Mohon Ajeng dengan puppy eyesnya begitu juga dengan lainnya yang mengeluarkan puppy eyes.
Membuat Khanzza pasrah dan mengangguk lalu menjelaskan semuanya dari awal mulai dari Arden yang datang ke depan kelasnya hingga sampai ia bisa berangkat bareng seperti ini dan membuat mereka melontarkan pertanyaan padanya.
"Jadi bener kemaren lo bengong itu karena Arden bilang kaya gitu?" Khanzza mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Fiza.
"Terus pas kemaren lo balik dari ruang guru lo di tungguin Arden?" Khanzza kembali mengangguk untuk menjawab pertanyaan Della.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDENZZA
Teen FictionSetiap orang mempunyai kepribadian tersendiri sama halnya seperti lelaki itu mempunyai kepribadian yang menenangkan, indah, dan memukau tapi bisa menenggelamkan dalam waktu yang bersamaan. Menenggelamkan siapapun orang yang telah mengusik kehidupann...