Untuk pertama kalinya suara itu tertuju padaku.
‹•.•›‹•.•›‹•.•›
"Yakin Nat mau daftar? Udah mikirin resikonya kan?" tanya gadis dengan rambut sebahu itu pada teman sebangkunya.
Sedangkan gadis dengan kuncir kudanya itu malah diam, masih menimbang nimbang apakah keputusannya ini adalah tepat. Ia lalu menarik napas lalu menghembuskan pelan, berusaha meyakinkan dirinya sendiri akan keputusannya itu.
"Semoga saja ini jalan yang tepat," ucapnya lirih sambil mengangguk mantap.
Senyum tercetak diwajah Echa, gadis dengan rambut sebahu itu. "Gue disini akan ngedukung apapun keputusan lo."
"Thanks."
"Cha dicariin noh!" panggilan ketua kelas membuyarkan percakapan diantara keduanya.
"Nah itu udah ditungguin, yuk Nat!" ajak Echa sambil beranjak dari tempat duduknya.
Natasya Faleira, gadis berkuncir kuda itu menyernyit bingung. "Ditungguin siapa?"
"Vampir."
"HA?" Nata yang masih cengo itu langsung ditarik Echa untuk segera keluar kelas.
Sesampainya didepan kelas Nata terkejut melihat keberadaan waketos.Namun detik berikutnya ia tersadar kalau cowok didepannya ini ketua ekskul yang akan ia gabungi hari ini.
Ya pulang sekolah hari ini ia berniat untuk daftar ekskul lukis sesi kedua. Dimana sesi pertama dibuka sekitar 1 bulan yang lalu.
"Ed nitip temen gue ya!" ucap Echa sambil menepuk bahu cowok itu.
Yang membuat Nata mendelik tak suka. "Lo kira gue anak TK ha?"
"Busett ngegas bener lu," Echa reflek agak menjauh karena mendapat semburan dari temannya itu. Echa mengembuskan nafas bersiap menjadi guru dadakan. "Gini ya Nata sayang, lo ini kan anak baru di eskul itu kalau lo ga ada yang jagain bisa-bisa lo dimanfaatin. Ya walaupun pasti ga ada yang berani sama lo, secara lo kan macan lepas."
Setelah mengatakan itu Echa langsung bersembunyi di belakang punggung cowok itu karena ia tau kalau Nata akan bersiap mencekiknya.
"LO TUH KAYAK CURUT, KECIL."
Ketika tangan Nata ingin maju untuk mencekik temannya itu tiba-tiba helaan berat dari cowok yang ada didepannya. Seketika Nata langsung termundur, lupa akan keberadaan cowok itu.
Ia mengambil satu tarikan napas lalu memasang wajah tenang kembali.
"Kak Edward ini data kepengurusan OSIS nya,"
Suara cewek itu membuat ketiga orang itu menoleh. Adik kelas imut dengan jepit warna pink disisi kanan rambutnya. Ia tersenyum manis sambil menyodorkan map biru kepada Edward. Edward Askara, waketos SMA Leisa.
Edward hanya menanggapi dengan alis yang terangkat satu.
"Eh sini-sini, makasih ya dek," Echa dengan cekatan mengambil map biru yang tergantung di depan Edward, yang tanpa ada niatan mengambil dari sang empu.
Sedangkan Nata menatapnya takjub, ternyata waketosnya ini lebih dingin dari yang ia kira.
"Kalau gitu aku pergi dulu ya kak," ucap adik kelas itu dengan senyum yang masih tercetak.
"Iya dek."
Cuma Edward saja yang tidak bersuara.
"Ck, lo itu ya kalau cuek ya gausah segitunya kali. Kasian noh adek kelas lo cuekin!" Echa sudah jengah dengan teman OSIS nya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacio
Teen FictionKetika impian tak lagi searah dengan jalan kehidupan Disaat itulah seseorang masuk dalam hidupmu dan membuat semua tak terasa abu-abu Keyakinan yang telah diberikan nyatanya sia-sia Semua....... Hampa Yok baca! siapa tau suka